Part 7

10.1K 820 0
                                    

Sejak kejadian kemarin malam entah kenapa setiap bertemu dengan Zaffar jantung Arina seakan berdetak lebih cepat, canggung itulah yg ia rasakan.

Arina tidak bisa menyalahkan Amel, karena ternyata Amel menjemputnya di supermarket

Flashback On

Amel yg sudah menunggu Arina merasa binggung kenapa Arina belum keluar-keluar apakah ia sudah pulang, itulah yg Amel fikirkan sekarang.

Amel segera menjalankan motornya dan bergegas pulang untuk memastikan apakah Arina sudah ada dirumah atau belum. Amel menghembuskan nafas lega karena memang Arina sudah di rumah.

"Assalamualaikum" ucap Amel

"Waalaikumsalam"

"Rina kalau udah sampe rumah kabarin dong khawatir aku takut kamu kenapa-kenapa" tegas Amel

"Loh kamu tuh udah beberapa aku telfon tidak diangkat angkat" balas sewot Arina

"Eh iya lupa rin, Hp ku batrainya habis" ucap Amel sambil cengengesan

"Eh terus tadi sama siapa pulangnya?" Tanya Amel

"Dianterin Kak Zaffar sama Zahra" jawab santai Arina

"Lohhh ko bisa" teriak Amel terkejut

Arina menjelaskan secara rinci bagaimana ia bisa diantar Zaffar.

"Aku minta maaf rin" ujar Amel

"Gapapa mel selo selo" gurau Arina

"Caelah" jawab Amel

Kemudian Arina dan Amel tertawa bersama

"Eh eh bentar rin bentar" Amel yg tiba tiba berhenti ketawa

"Kenapa?" Arina dengan rasa penasarannya

"Tadi kamu bilang bahwa yg ngajak kamu pulang bareng Kak Zaffar kan?" Tanya Amel

Arina hanya menganggukan kepalanya

"Terus Kak Zaffar juga sepertinya khawatir tuh kalo kamu pulang sendiri" ujar Amel

"Lah terus apa masalahnya Amel, wajarkan bila seorang laki-laki mengkhawatirkan perempuan ketika pulang sendiri?" Kata Arina

"Tidak rin beda kasus ini" kekeuh Amel

"Ya Allah mel ko sampe kasus kasus si" polos Arina

"Atau jangan jangan Kak Zaffar sebenarnya menyimpan perasaan nih sama kamu" asal Amel

"Ishhh apaan si"

Flasback Off

"Bagaimana Killa apakah sudah dipersiapkan?" Tanya Zaffar

Arina sedari tadi melamun entah kata kata Amel masih saja terngiang ngiang diotaknya.

"Eh rin itu ditanya Kak Zaffar" ujar Amel sambil menyenggolkan lengannya ketubuh Arina

Arina masih belum tersadar dari lamunannya.

"Woy Rina" Ucap Amel mengagetkan Arina tapi dengan suara pelan hanya saja tangannya langsung menepuk bahu Arina

"Eh astaghfirullah" kaget Arina

"Itu ditanya Kak Zaffar" jawab Amel

"Aduh gimana ni" batin Arina

"Iya Kak gimana?" Tanya balik Arina

"Saya perhatikan dari tadi kamu melamun sampai-sampai saya tanya saja kamu tidak tahu apa yg sedang saya tanyakan" tegas Zaffar

"Iya Kak saya minta maaf" ucap Arina sambil menundukan kepalanya

"Lain kali kalau memang sedang banyak fikiran tidak usah ikut rapat sekalian" Ketus Zaffar

"Iya Kak, sekali lagi saya minta maaf" ucap Arina tidak enak

Bagaimana ia bisa melupakan bahwa ia masih ada diruang rapat, Arina malah enak-enakan melamun.

"Mana sekretaris 2 nya?" Tanya Zaffar

"Saya Kak" jawab Novita

"Baik saya harap kamu tadi menyimak apa yg saya terangkan, tolong beri tahu partner mu" tegas Zaffar

"Iya Kak" ujar Novita

"Saya akhiri wassalamualaikum" ucap Zaffar sambil meninggalkan ruangan dengan wajah datarnya.

Anggota yg lain pun sudah meninggalkan ruangan tinggal Arina, Amel dan Novita. Tetapi Novita tadi izin keluar sebentar.

"Rin bisa bisanya tadi kamu melamun" tegur Amel

"Iya mel ceroboh banget aku" ucap Arina dengan rasa bersalah

"Atau jangan jangan kamu masih kepikiran kata kata ku tadi malam?" Tanya Amel

"Gak tau mel terngiang ngiang terus heran" jawab Arina

"Jadi setelah melamun tadi apa yg dapat diambil kesimpulannya?" Tanya Amel

"Aku jadi dimarahin paketu dan tidak tau apa yg harus aku lakukan" polos Arina

"Ihhh bukan itu Rina yg aku maksud" geram Amel

"Terus apa dong?" Tanya polos Arina

"Kesimpulannya apakah Kak Zaffar menaruh perasaan sama kamu atau tidak" ungkap Amel

"Ya jelas tidak lah, kamu liat kan tadi bagaimana dia itu berbicara sangat sangat dingin dan ketus" Jawab Arina

"Yaitu juga karena salah kamu Rinaaa"

"Yah gatau lagi aku Mel" pasrah Arina

Novita yg entah darimana tiba diruangan dan bergabung bersama Arina dan Amel.

"Eh ta masmu itu galak bener" cletuk Amel

"Ah iyakah? Menurutku udah biasa si hehehe" ucap Novita sambil cengengesan

"Biasa apanya coba" sewot Arina

"Loh kenapa kamu yg sewot rin?" Tanya Amel heran

"Atau jangan jangan kamu menaruh perasaan yaa ke Kak Zaffar?" Goda Amel

"Ishh ya tidak lah"

"Tapi rin setau aku mas Zaffar sudah mengkhitbah seorang perempuan deh" ucap Novita dengan lantang

Entah mengapa Arina yg mendengar itu dadanya terasa sesak, dan matanya yg sudah mulai berkaca kaca.

"Loh rin kamu nangis?" Tanya Novita

"Ah tidak tadi kelilipan doang kok" elak Arina

"Yaudah ayo pulang" ajak Amel

.....

Arina POV

Memang aku terlalu berharap dengan manusia, Astaghfirullah. Mungkin ini teguran dari mu ya Rabb.

Sejak aku tau bahwa Kak Zaffar sudah mengkhitbah perempuan lain, aku mulai menjaga jarak dengan Kak Zaffar. Dan berbicara kalau Kak Zaffar yg bertanya terlebih dahulu selebihnya tidak.

Aku rasa Kak Zaffar menyadari bahwa aku menghindarinya, tapi sudahlah ngapain juga aku memikirkan itu toh bukan urusan ku juga kan.

....

Jangan lupa klik bintangnya ya temen temen, biar author tambah semangat ngetiknya >.<

My ZaujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang