Part 40

8.3K 611 24
                                    

Hai gaes, maaf ya author telat update,
akhir-akhir ini lagi sibuk banget mana udah mulai kelas juga dan ospek yg gak selesai-selesai :)
Jadi sempet kelupaan buat update part selanjutnya deh, maaf ya semua...

Jadi sok silahkan lanjut ya bacanya...

Happy reading...

Sejak kejadian yg membuat mood Arina down begitu saja, ia kini rasanya ingin menyendiri saja tanpa berbicara dengan siapapun. Seperti sekarang ini Arina lebih memilih masuk ke kamar dari pada ikut ngobrol dengan yg lain, bukannya tidak sopan atau gimana lagian ia juga udah izin kok sama yg lain juga termasuk Umi dan Abi. Dan mereka tentu saja memaklumi keadaan Arina

Ia lebih memilih membaringkan tubuhnya di ranjang sembari berusaha memejamkan kedua matanya, sedari tadi Arina mengubah posisi tidurnya dari menghadap kiri, menghadap kanan namun nihil, sepertinya kedua matanya tidak bisa diajak kompromi, Arina mendengar suara pintu kamarnya terbuka dengan segera ia memejamkan matanya

Zaffar memasuki kamar hendak meriksa istrinya, ia sebenarnya tau bahwa Arina marah padanya gara-gara kejadian tadi. Padahal Zaffar juga sudah menjawab pertanyaan dari Arina ya walaupun hanya dengan menganggukan kepala, apakah ia salah? Tapi ya maklum saja mungkin benar apa kata Bunda tadi maklum hormon ibu hamil.

Zaffar berjalan mendekati Arina, ia duduk ditepi ranjang dekat Arina tentunya. Ia mengira bahwa istrinya sudah tertidur bahkan Zaffar menyempatkan untuk mencium kening sang istri setelah itu Zaffar kembali bergabung dengan Ayah dan Abi, kebetulan Umi, Bunda dan yg lain sudah memasuki kamar masing-masing

"Gimana mas, sudah tidur menantu Abi?" Tanya Abi

"Sudah Bi"

"Ngambek pasti kakaknya far" cletuk Ayah

Zaffar terkekeh, "iya Yah sepertinya"

"Hormon ibu hamil far" ucap Ayah sembari cengengesan

Baik Zaffar maupun Abi sama-sama ikut tertawa ya walaupun tidak terlalu lucu si, wkwkwk

Setelah dirasa bahwa Zaffar telah keluar dari kamarnya Arina segera bangkit dan mengambil khimarnya, ia berencana ke kamar Bunda. Entahlah malam ini ia merasakan bahwa ingin sekali menikmati malam dengan Bundanya, rasanya ia sangat rindu dengan Bunda.

tok tok tok...

"Bunda" ucap Arina pada celah pintu kamar

"Masuk aja Kak"

ceklek

Ternyata di kamar ada Arya, padahal Arina butuh ketenangan eh malah ada Arya bukannya tenang malah menjadi jadi nantinya,

"Ngapain Kak?" Tanya Arya

"Kepo"

"Dih apaan dah" kata Arya

"Kamu ngapain disini, bukannya kembali ke asrama malah tiduran disini" ucap Arina sembari menatap Arya dengan tatapan malas

"Bentaran doang Kak ya Allah" jawab Arya yg tak mau kalah dengan Arina

"Awas geseran" Arina sedikit mendorong tubuh Arya, ia juga ingin berbaring bersama Bunda

Bunda sedari tadi hanya menyimak saja percakapan kedua anaknya, tak heran lagi dengan perdebatan antara Arina dan Arya bahkan Bunda merindukan suasana seperti ini ketika di rumah.

"Sudah-sudah kebiasaan deh selalu begini" tutur Bunda

"Kakak duluan tuh Bund"

"Lah kenapa jadi Kakak, Arya duluan tuh Bund"

"Sttt" kata Bunda sembari mengangkat jari telunjuk Bunda yg ditempatkan di bibir Bunda tentunya

Seketika Arya dan Arina mendadak terdiam,

"Kakak kenapa malah tiduran disini" tegur Bunda

"Bentar aja Bund" jawab Arina

"Dan kamu Arya kenapa juga malah ngikutin Bunda ke kamar, bukannya kembali ke asrama"

"Bentaran kok Bund nanti juga kembali ke asrama" kata Arya

Bunda menggelengkan kepalanya, "benar-benar yah kalian berdua"

Arya dan Arina saling pandang dan mendadak tertawa bersama, ya seperti ini lah hubungan adik dan kakak yg tak jauh-jauh dari kata akur dan berantem.

Sementara itu baik Abi, Ayah maupun Zaffar kini sudah memasuki kamar masing-masing

Ketika Ayah memasuki kamar dikejutkan dengan kehadiran kedua anaknya yg ternyata ada disini, apalagi Arina bukannya tadi kata Zaffar ia sudah tertidur

"Kak kata Zaffar tadi udah tidur kan?" Tanya heran Ayah

Arina menampilkan deretan giginya dengan menampilkan wajah tak berdosanya

"Terus Ayah tidur dimana ini"

"Tidur sama Mas Zaffar aja Yah" ucap Arina sembari cengengesan

"Heh kamu ada-ada saja" seketika semua tertawa

Lain dengan Zaffar ketika masuk ke dalam kamar ia merasa kebingungan kemana perginya sang istri, Zaffar mencari diberbagai sudut kamar namun hasilnya nihil. Zaffar seolah mengetahui dimana Arina kini berada, ia segera menuju ke kamar Ayah dan Bunda

tok tok tok...

Ayah yg kebetulan paling dekat jaraknya dengan pintu kamar segera membuka pintunya

"Nih Kak udah dijemput ama suami" ledek Ayah

Zaffar hanya tersenyum mendengar perkataan dari Ayah

Mau tak mau Arina bangkit dari tidurnya, misal nanti ia gak mau malah nanti dosa ama suami dan juga pasti dimarahin Ayah sama Bunda

"Kakak ke kamar dulu Bund Yah" pamitnya

"Iya Kak" jawab Ayah dan Bunda barengan

"Zaffar juga ke kamar Bund Yah"

"Iya far"

"Yaudah deh aku juga ke asrama dulu ya Bund Yah" pamit Arya

"Iya"

Zaffar berjalan mengekori Arina, sesampainya di kamar Arina langsung membaringkan badannya di ranjang dengan posisi membelakangi Zaffar

Zaffar pun tidak mempermasalahkan itu mungkin memang Arina butuh waktu telebih dahulu, jadi ia pun membaringkan dirinya disamping Arina namun tidak membelakanginya. Arina merasa heran mengapa suaminya malah tidak membujuk seperti kemarin-kemarin ketika ia merajuk

Merasa kesal sendiri ia segera mendudukan dirinya, Zaffar yg sudah mulai memejamkan matanya mendadak terkejut dengan gerakan yg sangat mendadak itu

"Kenapa gak dibujuk?" sewot Arina, Zaffar hanya terkekeh dengan tingkah laku Arina

"Mau banget dibujuk?" Tanya balik Zaffar

"Ih gatau lah, udah tau istrinya marah bukannya dibujuk malah didiemin balik"  ucap Arina yg kembali membaringkan badannya membelakangi Zaffar

Zaffar memeluk tubuh Arina dari belakang,

"Yasudah mas minta maaf ya hm"

"Udah telat, harusnya tadi pas-" Arina tak melanjutkan perkataannya ia tak sengaja mendengar suara nafas Zaffar yg mulai teratur mendadakan bahwa suaminya kini sudah menuju alam mimpinya. Arina tersenyum dan sesekali menepuk pelan punggung tangan Zaffar yg berada pada pinggangnya.

....

Maaf ya baru bisa update segini dulu hehehe...

Oh iya gaes misal nanti cerita ini end kalian ada harapan untuk squelnya gak si?

Jangan lupa selalu dukung author ya!!!

Terimakasi!!!

My ZaujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang