Part 29

8.3K 632 1
                                    

Amel memperhatikan wajah Arina yg kelihatan pucat,

"Kamu sakit rin?" Tanya Amel dengan khawatir pasalnya jarang sekali Arina terkena sakit,

"Ndak si paling tadi mual-mual paling hanya masuk angin saja" jelas Arina

"Emangnya udah ke dokter?" Tanya Amel memastikan, tidak bisakan Arina mendiagnosisnya dengan sendiri

"Belum si" singkat Arina

"Bulan ini udah haid belum?" Tanya Raya, ia mulai sedikit curiga pasalnya ia sudah berpengalaman bukan

Arina berfikir sejenak ia merasa kalau bulan ini belum haid

"Emm belum kayaknya deh" jawab Arina

"Udah telat berapa minggu?" Tanya Raya dengan intens

"1 minggu lebih" ucap Arina, ia sedikit heran mengapa Raya bertanya tentang seperti ini

"Wah harus cek nih" tutur Raya yg ditanggapi heran dengan Arina dan Amel

"Maksud kamu apa ray?" Tanya Amel yg tidak maksud dengan arah pembicaraan Raya

"Siapa tau anakku nanti ada temannya" jawab Raya yg masih membuat bingung Arina dan Amel

"Maksudnya?" Tanya Arina

Raya merogoh tasnya ia merasa sepertinya masih ada alat tes kehamilan miliknya yg masih terbungkus dengan rapi,

"Nah akhirnya, ini nanti coba dicek" tangan Raya menyodorkan alat tes kehamilan

"Loh apa ini ray" tanya polos Arina, ia hanya membolak balikan bungkus yg tadi diberikan oleh Raya

"Testpack Arina" jawab Raya yg merasa gemas sendiri

"Coba rin nanti dicek siapa tahu nyusul Raya kan" cletuk Amel

Arina terdiam sejenak apa iya ia sedang mengandung, bagaimana nanti kalau hasilnya malah tidak sesuai dengan ekspektasi ia takut mengecewakan dirinya yg sudah berekspektasi terlalu tinggi,

"Ndak usah mikir yg tidak-tidak rin, bismillah aja oke" ujar Raya

Arina menganggukan kepalanya,

"Makasi ya ray" kata Arina tersenyum

"Sama-sama" jawab Raya

"Bismillah ya rin" cletuk Amel dengan menampilkan senyum tulusnya

"Doain mel, ray" ucap Arina

"Pasti dong" jawab berbarengan Amel dan Raya

....

Setelah kepergian Amel dan Raya, Arina masih memikirkan hal tadi yg ia bicarakan dengan mereka berdua. Sedikit ragu sebenarnya ia akan mengeceknya nanti saja, lebih baik ia menunggu Zaffar pulang

"Mas Zaffar" panggil Zahra yg berpapasan dengan Zaffar didepan ndalem

"Kenapa" tanya Zaffar

"Mbak Rina udah mendingan?" Pertanyaan Zahra membuat Zaffar mengerutkan kedua alisnya, memang Arina kenapa fikirnya

"Loh mas gimana si tadi pagi mbak rina mual-mual" jelas Zahra
tanpa menjawab perkataan Zahra, Zaffar segera berlari untuk memastikan keadaan istrinya,

"Bisa khawatir juga tuh kulkas" kata Zahra,

Zaffar berlari dan tidak melihat Uminya yg ternyata sedang ada diruang keluarga,

"Loh mas ada apa?" Tanya Umi namun Zaffar tidak mendengarnya ia hanya mengkhawatirkan istrinya. Umi merasa heran tidak biasanya Zaffar memperlihatkan wajah yg begitu khawatir, fikiran Umi sudah kemana-mana kemudian Umi menyusul Zaffar ke kamarnya

Zaffar melihat istrinya tengah melamun ditepi ranjangnya dengan wajah yg agak pucat,

"Dek" panggil Zaffar sembari memegang pundak Arina tentu saja membuat Arina tersentak ia tidak menyadari kehadiran Zaffar,

"Kamu sakit?" Tanya Zaffar dengan mensejajarkan tubuhnya dengan Arina, Zaffar menggenggam erat tangan Arina

"Ndak mas" jawab Arina

"Mas ad- loh nduk kamu sakit?" Tanya Umi yg langsung masuk ke kamar Zaffar yg kebetulan terbuka,

Refleks Arina melepaskan genggaman tangan Zaffar,

"Ndak kok Umi" jawab Arina dengan senyumnya

"Zahra tadi bilang ke mas katanya kamu mual-mual?" Tanya Zaffar

"Tadi pagi mas" jawab Arina

"Udah ayo nduk kita ke dokter aja" ucap Umi, Umi jadi ikut mengkhawatirkan keadaan menantunya

"Paling hanya masuk angin biasa kok mi" jawab Arina

"Yaudah istirahat dulu aja nduk" tutur Umi yg membantu tubuh Arina agar berbaring

"Makasi ya mi" kata Arina, ia jadi merindukan Bunda

"Apa toh kamu ini juga anak Umi" jawab Umi, Arina tersenyum setelah mendengar perkataan Umi

"Umi keluar dulu" pamit Umi yg kemudian meninggalkan kamar Zaffar dan tak lupa menutup pintunya,

"Kita ke dokter aja ya" ajak Zaffar, bisa Arina lihat Zaffaf tengah mengkhawatirkan dirinya

"Ndak usah mas" tolak Arina

"Yaudah sekarang istirahat" tutur Zaffar dan mengecup pelan kening Arina,

Arina mulai memejamkan matanya, namun baru 5 menit ia memejamkan matanya rasanya ia ingin memuntahkan sesuatu dan langsung beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi,

Sontak saja membuat Zaffar yg tengah bergulat dengan laptopnya terkejud, ia segera meletakan laptopnya dimeja dan menyusul Arina

hoek hoek hoek

"Kita ke dokter aja ya" ucap Zaffar yg sembari memijat pelan leher belakang Arina

"Nanti saja ya mas" jawab Arina yg tengah membersihkan mulutnya,

Arina membalikan tubuhnya dan memeluk tubuh Zaffar dari samping, sifat manjanya akan keluar sepertinya. Zaffar tersenyum dan mengelus pelan kepala Arina ia kemudian berjalan menuju ke ranjang tanpa merubah posisinya,

Terdengar suara adzan dhuhur, Zaffar mensejajarkan tubuhnya dengan Arina

"Kita sholat dulu ya, nanti bisa dilanjut tidurnya atau mau makan siang dulu" tanya Zaffar dengan suara lembutnya

"Sholat dulu aja ayo" kata Arina, Zaffar tersenyum dan mengelus kepala Arina

"Mas ambil air wudhu dulu ya" kata Zaffar yg diangguki oleh Arina

Arina menggelarkan sajadah Zaffar dan sajadahnya, ia melihat Zaffar yg mulai berjalan mendekatinya

"Sekarang gantian istri mas yg ambil air wudhu" ucap Zaffar dan Arina hanya tersenyum menanggapinya, tak butuh waktu lama Arina keluar kamar mandi dan segera menggenakan mukenahnya,

Allahuakbar

Sementara dikamar Abi dan Umi, Umi tengah termenung apa ia akan segera menjadi seorang nenek jika memang benar itu termasuk berita yg sangat menggembirakan,

"Umi" panggil Abi, Umi yg tersentak dengan suara Abi

"Ambil wudhu mi bukannya malah melamun" tutur Abi

"Iya Bi" jawab Umi yg kemudian mengambil air wudhunya,

Kali ini Umi berkesempatan untuk jamaah sholat dhuhur bersama Abi, pasalnya biasanya Abi menjadi Imam di masjid pesantren tetapi kali ini Aris yg menggantikan posisi Abi,

....

Jangan lupa klik bintangnya ya temen temen, biar author tambah semangat ngetiknya >.<

Dan terimakasi yg telah membaca karangan cerita pertama author ini😃

Btw ini murni dari halusinasi author ya gaes😆

My ZaujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang