Part 18

10.3K 744 3
                                    

"Eh rin tu kak Zaffar dah sampe" kata Amel

"Ah iya, kita pulang dulu mel, ray" pamit Arina

"Zahra pamit ya mbak Amel, mbak Raya" ucap Zahra

"Iya hati-hati rin, ra" kata Amel dan Raya

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Arina dan Zahra berjalan menuju mobil,

"Langsung pulang dek?" Tanya Zaffar

"Iya, emang mau kemana lagi mas?" Tanya balik Arina

"Ya siapa tau mau mampir kemana gitu" kata Zaffar

"Yuk mas ke gramed" ajak Zahra

"Gak" singkat Zaffar

"Ayolah mas" rengek Zahra

"Baca novel gak dapet pahala, mending baca
Al-quran" tutur Zaffar

"Ih kan aku baca novelnya kalau hari libur mas" ujar Zahra

"Gak" kekeuh Zaffar

"Pelit, eh mbak Rina nanti kapan-kapan kita pergi berdua aja yuk" ajak Zahra

"Gak boleh" bukan Arina yg menjawab melainkan Zaffar

"Dihh aku ngajak mba Rina bukan mas Zaffar" jelas Zahra

"Killa istri mas, jadi dia kalau mau pergi harus minta izin pada suaminya" tutur Zaffar

Zahra mencibirkan bibirnya, Arina sedari tadi hanya menyimak saja saat ia hendak membuka suara tadi langsung dipotong Zaffar jadi ia tidak jadi membuka suaranya deh.

Mobil yg Zaffar kendarai sudah sampai di pesantren Al-Faruqiyah, Zaffar, Arina dan Zahra turun dan berjalan beriringan dengan posisi Arina ditengah diantara Zaffar dan Zahra.

Arya yg tidak sengaja melihat Arina ia langsung menghampirinya,

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Mas Zaffar" panggil Arya

"Iya ada apa?" Tanya Zaffar

"Boleh pinjem Kakak bentar gak?" Tanya Arya

"Kakak bukan barang ya dek" jelas Arina

Arya cengengesan, entahlah ia sangat merindukan momen perdebatannya dengan Arina.

"Hm, jangan lupa dikembaliin" gurau Zaffar

"Siap mas" jawab Arya

Zaffar meninggalkan Arya, Arina dan Zahra

"Eh kalau gitu Zahra pamit dulu mbak, mas" pamit Zahra, walaupun Arya dan Zahra seumuran tetapi Zahra selalu memanggil Arya dengan embel-embel mas karena memang Arya lebih tua dibandingkan dirinya.

"Iya" jawab Arina dan Arya berbarengan

Zahra berjalan menuju ndalem, sedangkan Arina dan Arya menuju gazebo yg ada di sebelah ndalem

"Kenapa tumben ngajak Kakak ngobrol" ucap Arina

Tanpa menjawab perkataan Arina, Arya langsung memeluk Kakaknya. Awalnya Arina terkejut ada apa dengan adiknya, pasalnya Arya jarang memeluknya seperti ini. Arina bisa merasakan air mata Arya yg mulai menetes digamisnya

"Kenapa hm" lembut Arina sembari mengelus pelan punggung Arya

Arya masih enggan menjawab perkataan Arina, ia masih dengan posisi yg sama. Arina memberikan waktu sampai adiknya membuka suara, tidak tega melihat adiknya yg sok kuat ini tiba-tiba jadi melow.

My ZaujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang