Part 23

8.9K 702 0
                                    

"Mana proposalnya?" Tanya Zaffar pada Arina

"Em itu Kak saya l-lupa" gugup Arina, pasalnya ia tidak mengingat bahwa Zaffar menyuruhnya membuat proposal, lagian juga Zaffar tidak mengingatkan ketika di rumah.

"Kenapa" tanya dingin Zaffar

Arina hanya terdiam sembari menundukan kepalanya,

Brak

Zaffar memukul meja dengan keras sehingga membuat beberapa orang yg disana terlonjak kaget,

"Kenapa saya tanya, ngapain aja kamu di rumah" suara Zaffar yg mulai tidak enak didengar

Arina menahan air matanya yg akan menetes, bagaimana Zaffar bisa menanyakan pertanyaan konyol seperti itu. Bukannya dia adalah suaminya yg otomatis setiap hari melihat keseharian Arina ketika di rumah.

"Maaf Kak" kata Arina dengan suara bergetar

Zaffar kemudian melangkahkan kakinya keluar dan meninggalkan ruang rapat, air mata Arina yg sedari tadi ia tahan akhirnya tumpah,

Amel langsung memeluk tubuh sahabatnya itu, tidak habis fikir beraninya Zaffar menyakiti istrinya sendiri yg notabenya adalah sahabat Amel, benar-benar Zaffar. Untung di ruang rapat hanya ada Amel, Arina, dan Akmal saja.

Akmal sendiri sudah tidak heran lagi dengan sifat Zaffar yg seperti ini, yg Akmal tau Zaffar tidak segan-segan ketika ada anak buahnya memberikan alasan yg sangat klise. Kemudian Akmal juga keluar mengekori Zaffar,

"Stt udah gapapa ya, wajar kok manusiawi kalau pelupa" tutur Amel sembari mengelus pelan punggung Arina

"Ayo pulang, biar aku antar" ajak Amel, Arina melepaskan pelukannya dan menghapus jejak air matanya,

....

Sementara itu Zaffar tengah duduk di ruang kelasnya sambil termenung, apa yg telah ia lakukan pada istrinya. Zaffar yakin bahwa ia telah melukai hati istrinya itu, apalagi Zaffar menanyakan pertanyaan yg sebenarnya Zaffar sendiri tau apa jawabannya.

"Nyesel far?" Tanya Akmal

Zaffar tidak berniat menjawab pertanyaan Akmal, ia bergegas kembali ke ruang rapat untuk meminta maaf kepada istrinya, Akmal juga mengikuti Zaffar.

Zaffar yg melihat bahwa ruang rapat telah kosong berarti istrinya sudah pulang,

....

Arina POV

Amel tadi mengantarku pulang ke pesantren, jika diingat-ingat kejadian tadi rasanya sakit pastinya, apalagi pertanyaan yg telah dilontarkan mas Zaffar konyol memang.

Aku mendengar suara pintu kamar yg mulai terbuka, rasanya malas untuk menengok. Lagian aku juga sudah tau siapa yg telah membukanya,

"Dek" panggil mas Zaffar

Aku tak niat untuk menjawabnya, lebih baik aku melakukan ritual mandiku.

Author POV

Zaffar yakin bahwa Arina marah kepadanya, wajar bukan. Zaffar duduk melamun ditepi ranjang, otaknya masih teringat saat dia menggebrak meja

"Astaghfirullah" batin Zaffar

15 menit berlalu akhirnya Arina telah menyelesaikan ritual mandinya, ia menyepol asal rambutnya dan berjalan menuju meja rias. Sekarang Zaffar yg bergantian menuju kamar mandi.

Setelah Zaffar menyelesaikan mandinya, ia melihat Arina yg ternyata masih di meja riasnya. Dapat Zaffar lihat jelas bahwa Arina sedang tidak berdandan melainkan melamun

"Jangan nglamun nanti kemasukan setan" gurau Zaffar, ia berusaha memecahkan dinding kecanggungan. Arina tidak memperdulikan perkataan Zaffar kemudian ia melanjutkan untuk menyisir rambutnya.

"Sini biar mas aja" pinta Zaffar

"Gak usah" jawab ketus Arina, Zaffar menganggukan kepalanya ia tahu bahwa sekarang mood Arina sedang tidak baik ya itu karena ulahnya. Zaffar terus memandangi istrinya dari pantulan cermin di meja rias Arina.

Setelah Arina yakini bahwa rambutnya telah rapi, ia segera bangkit dari duduknya dan mengambil khimarnya kemudian bergegas keluar meninggalkan Zaffar tanpa perkataan sedikitpun yg ia lontarkan.

Arina melihat Zahra yg tengah nderes ngajinya di gazebo ia kemudian menghampirinya, Arina menikmati lantunan ayat Al-Qur'an yg Zahra bacakan rasanya hati Arina menjadi tenang.

"Sadaqallahulazim"

"Mba rina" panggil Zahra

"Iya" jawab Arina

"Are you oke?" Tanya Zahra, pasalnya ia melihat mata Arina yg sedikit membengkak

"I'm oke" jawab Arina

Zahra sedikit tidak puas dengan jawaban Arina, tapi ia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih mendalam.

"Masuk udah sore" ucap Zaffar yg secara tiba-tiba menghampiri Arina dan Zahra

"Yaelah masih jam 5 juga" kata Zahra sembari melirik jam dinding yg terpasang di gazebo.

"Mbak masuk dulu ra" pamit Arina, Zahra menganggukan kepalanya ia yakin bahwa ada yg tidak beres.

"Ada masalah mas?" Tanya Zahra pada Zaffar

"Gak" singkat Zaffar kemudian meninggalkan Zahra

....

Malam ini Zaffar tidur dengan tidak memeluk tubuh mungil istrinya, pasalnya Arina tertidur dengan membelakangi tubuh Zaffar. Emang bisa sih memeluk dari belakang tapi jika difikir-fikir itu tidak mungkin karena Arina kini tengah marah padanya.

Tapi Zaffar salut dengan Arina, walaupun kini ia sedang marah, Arina tetap melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri.

Jam menunjukan pukul 03.00 Arina terbangun untuk melaksanakan sholat tahajud, setelah ia menyelesaikan tahajudnya kini Arina berniat membangunkan suaminya

"Mas bangun tahajud" ucap Arina

Zaffar menggeliatkan tubuhnya,

"Ayo kita jamaah" ajak Zaffar dengan suara khas bangun tidur

"Aku sudah" singkat Arina sembari menyiapkan baju, sarung dan peci yg akan dikenakan oleh Zaffar serta menggelarkan sajadah. Zaffar segera bangkit dari ranjang dan berjalan menuju Arina

cup

Zaffar mencium pipi Arina, Arina sebenarnya terkejut dengan perlakuan mendadak seperti ini tetapi ia berusaha menutupinya. Zaffar berjalan menuju kamar mandi,

....

Jangan lupa klik bintangnya ya temen temen, biar author tambah semangat ngetiknya >.<

My ZaujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang