Part 41

8.4K 576 33
                                    

Assalamualaikum semuaa...
Pada nungguin gak ni

Maaf ya author lama gak update, sibuk banget dengan tugas-tugas yg menumpuk hufftt..

Ternyata gini ya rasanya jadi anak kuliahan, mau nyerah tapi ada harapan kedua orang tua hmm..
Yah ko jadi curhat wkwkwk

Sok silahkan dilanjut membacanya, maaf untuk semua karena telah menunggu lama...

Dan terimakasih yang tetap bertahan..

Happy Reading...

Keesokan harinya setelah sarapan pagi bersama dengan keluarga Abi dan Ayah, Arina kembali masuk ke kamar. Rasanya hari ini ia sangat mager untuk melakukan kegiatan apapun ya kecuali makan si, apalagi ia tengah mengandung bisa kena omel nanti misal nglewatin sarapan.

Berbeda lagi dengan Zaffar ia kini tengah mendokumentasikan kegiatan para santri dan santriwari di hari ahad ini. Dengan Aris dan Akmal tentunya, ia merasa bersyukur Fahri tidak datang. Setau Zaffar kini Fahri tengah pulang ke rumahnya alasannya si katanya mau ada acara keluarga, yaudahlah biarkan saja. Lagian udah lama Fahri tidak pulang ke rumahnya.

"Eh Mal nt tau ga ustadzah Zoya udah balik ke pesantren lagi loh" agaknya bau-bau kegosipan nih si Aris. Oh iya sedikit info ustadzah Zoya usianya yg masih muda tak beda jauh dari Akmal dan Aris juga Zaffar, ia beberapa tahun ini mengajar di pesantren milik abi Ali dan kemudian berpamitan pulang dengan alasan yg Zaffar dan lainnya juga tidak tahu kecuali Abi dan Umi.

Akmal melirik sekilas Aris "Ya terus apa urusannya sama ane"

"Barangkali mau mengkhitbah" ledek Aris

Tak terima dengan ledekan Aris, Akmal memukul pelan bahu Aris "eh iya ampun kang Akmal, bercanda tadi"

"Sejak kapan nt jadi kang gosip?" Tanya Akmal

"Lah iya astaghfirullah ya Allah berdosanya diri hamba"

"Mal nitip kamera" cletuk Zaffar yg langsung meninggalkan Akmal tanpa menunggu jawaban dari Akmal. Zaffar kembali memasuki ndalem, entah kenapa sedari tadi ia sangat merindukan sang istri

Zaffar bergegas menuju kamarnya, ia melihat Arina yg tengah berdandan didepan cermin, sebenarnya tadi ia merasa enggan untuk melakukan kegiatan apapun itu tapi Arina akhirnya memutuskan untuk menghilangkan jiwa-jiwa kemagerannya

Zaffar tersenyum dari ambang pintu kamar, ia segera menghampiri Arina dengan mengecup pelan kepala Arina

"Tumben dandan de, mau pergi?" Cletuk Zaffar

"Emang kalau dandan harus mau pergi dulu apa" jawab Arina

Zaffar menggaruk telengkungnya yg tak gatal, "hm ga juga si"

Arina tak menggubris perkataan Zaffar, ia lebih memilih melanjutkan ritual dandannya ketimbang harus berdebat kecil dengan sang suami

"Gimana kalau kita pergi aja hari ini" ajak Zaffar

"Kemana?"

"Ade maunya kemana hm" ucap Zaffar sembari mengelus pelan kepala Arina

"Gak mau kemana-mana penginnya dirumah aja" jawab Arina dengan melihat pantulan wajah Zaffar di cermin

"Yah gak seru nih istri mas"

"Yaudah sana cari yg lebih seru aja" ketus Arina

"Emang boleh?" Jawab Zaffar yg langsung mendapatkan cubitan keras dari Arina

"Aduh sakit de" adu Zaffar

"Jangan ngadi-ngadi kamu gus"

Zaffar terkekeh mendengar ucapan sang istri,

"Kenapa ketawa? Gak ada yg lucu tuh"

Seketika Zaffar menghentikan kekehannya dan menatap wajah sang istri dari pantulan cermin

"Iya de maaf ya"

Arina kembali tak menggubris perkataan Zaffar, dimana seketika mood Arina benar-benar rusak. Zaffar yg mulai memperhatikan wajah Arina seakan dia tahu bahwa Arina sedang unmood

"Aduh salah lagi" batin Zaffar

"Sekarang ade kepengin makan apa, biar mas beliin sekarang" tawar Zaffar yg berusaha agar mood Arina kembali baik. Kan biasanya kalau cewe lagi ngambek ditawarin makanan matanya langsung berbinar, bukan begitu para readers wkwkwk

Arina hanya menjawab dengan gelengan kepala

Setelah dirasa dandanannya sudah rapi, Arina segera bangkit ia berjalan keluar kamar meninggalkan Zaffar

"Kemana de?" Tanya Zaffar yg membuntuti Arina dari belakang

"Bunda" singkat Arina

"Oh yaudah, mas ke depan lagi ya" pamitnya

Sebelum ke depan Zaffar mengantarkan Arina di depan kamar Bunda, dan baru ia keluar untuk melanjutkan kegiatan bersama Akmal dan Aris

Zaffar terlihat clingak clinguk mencari keberadaan 2 orang sahabatnya, kemana kedua sahabatnya pergi fikirnya

"Guuusss" lantang Aris dengan melambaikan tangannya

Ternyata kedua sahabatnya ini tengah berada di gazebo bersama dengan para santri lainnya, dengan segera Zaffar menghampiri gazebo tersebut

"Gus" sapa Yogi salah satu santri yang ada di gazebo tersebut

"Hm" jawab Zaffar

"Gus mau nanya boleh?" Kata Yogi

Zaffar hanya menganggukan kepalanya

"Ning Rina udah berapa bulan gus?"

Awalnya Zaffar sempat bingung dengan pertanyaan yg Yogi ajukan, tapi ya mungkin dia juga ingin tahu berapa usia kandungan istrinya

"Sekitar 6 atau 7 bulan" jawab Zaffar yg tak pasti, ia juga merasa bingung sudah berapa bulan istrinya mengandung

"Kira-kira jenis kelaminnya apa gus?" Cletuk Dafa

"Saya juga ga tahu" jawab seadanya Zaffar

"Tanya noh sama author" batin Zaffar

Lah kenapa jadi saya gus -_-

"Jangan jutek-jutek atuh gus" goda Aris

Zaffar memberikan tatapan tajam kepada Aris yg membuat para santri agak bergidik ngeri dengan tatapan maut dari gusnya itu

"Saya permisi dulu" pamit Zaffar

"Lah ngambek gus?" Goda Aris, hanya Aris, Akmal, dan juga Fahri yg berani menggoda gusnya seperti ini

Plak

Zaffar menabok pelan bahu Aris

Sementara santri lainnya hanya tertawa dengan tingkah laku dari gusnya dan juga Aris.

Ada yg mau tanya² apa gitu tentang author atau tentang cerita ini, nanti insya Allah author jawab langsung lewat komentar itu juga...

Segini dulu gapapa kan ya wkwk

Nanti author buatkan lagi part selanjutnya...

Jangan lupa selalu dukung author yaaa!!

Terimakasih semuaaa!!!



My ZaujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang