Part 36

8.6K 665 12
                                    

Ternyata banyak yg minta hari ini...

Okelah author turutin permintaan kalian...

Selamat membaca....

.....

Malam harinya masih dengan situasi yg sama yaitu Arina yg masih enggan untuk berbicara dengan Zaffar, kini ia tengah duduk ditepi ranjang sembari memainkan ponselnya.

tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu kamar Arina, ia segera bangkit tak lupa mengenakan khimarnya kembali,

ceklek

"Iya fa, ada apa?" Tanya Arina, memang yg tadi mengetuk pintu kamarnya tak lain adalah adik iparnya yaitu Zalfa, entah ada keperluan apa Arina juga tidak tau.

"Mbak mau bantuin Zalfa ngerjain tugas ndak?" Tanya Zalfa dengan memasang muka memelasnya,

Arina menyunggingkan senyumannya "mau dong" ucapnya

Mata Zalfa langsung berbinar dengan segera ia menarik pergelangan tangan Arina membawanya menuju kamar Zalfa tentunya.

Sementara itu Zaffar yg telah selesai menunaikan sholat isya di masjid pesantren, dengan segera ia berjalan menuju ndalem. Malam ini Zaffar berniat untuk menyelesaikan kesalahpahamannya dengan Arina, bisa gawat nanti kalau malam ini ndak langsung diselesai in nanti ia kembali tidak bisa tidur dengan memeluk tubuh mungil istrinya.

Saat Zaffar telah sampai di kamarnya ia dibuat bingung kemana istrinya pergi, ia sudah mengecek kamar mandi namun kosong. Fikiran Zaffar sudah kemana-mana, ataukah Arina kabur dari pesantren? Atau istrinya itu pulang ke rumah mertuanya? Zaffar menggelengkan kepalanya seakan menyadarkan dirinya mana mungkin kan Arina seperti itu, Zaffar menghembuskan nafasnya, ia langsung merebahkan tubuhnya di ranjang.

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, Arina baru saja keluar dari kamar Zalfa huft rasanya lelah juga membantu adik ipar yg satu ini mengerjakan tugas. Arina memutuskan untuk kembali ke kamar, Arina menutup pintu dengan pelan saat tau bahwa suaminya telah tertidur.

Ia mendudukan dirinya ditepi ranjang dan kini posisinya Zaffar ada dibelakang Arina, merasa ranjangnya agak sedikit bergoyang sudah bisa Zaffar tebak bahwa istrinya telah kembali. Sebenarnya ia tadi sudah tertidur namun kembali terbangun untuk membuang hajatnya

Dengan sigap kedua tangan Zaffar melingkar ke perut Arina pergerakan yg mendadak itu tentu saja membuat Arina tersentak, Arina hanya bisa menghela nafasnya saja. Mau protes ia juga agak gengsi memang dasar perempuan,

"Dari mana dek?" Tanya Zaffar dengan suara beratnya

"Zalfa" jawab singkat Arina, ya walaupun jawabannya seperti itu Zaffar juga sudah paham apa yg tengah dimaksud oleh sang istri,

Zaffar mendudukan dirinya disebelah Arina, ia kembali memeluk tubuh Arina dari samping dengan kepala yg ditelusupkan ke bagian leher Arina yg masih tertutup dengan khimar.

"Dek" Arina terdiam tanpa memperdulikan panggilan dari Zaffar

"Sayang" tak mau kalah Zaffar masih saja berusaha agar Arina menjawab panggilannya namun ternyata istrinya keukeuh juga pendiriannya,

Zaffar meletakan salah satu tangannya ke perut Arina, ia menyempatkan mengelus pelan perut sang istri

"Hai anak Abi, gimana nih Umma masih marah sama Abi" curhatnya sembari mendongakan kepalanya untuk melihat reaksi wajah Arina

Tak sesuai dengan ekspektasi Zaffar, Arina justru tidak memberikan reaksi apapun. Sungguh istrinya telah membangun benteng yg sangat kokoh, alhasil Zaffar membenarkan posisi duduknya dan jari telunjuk yg ia gunakan untuk memutar wajah Arina agar menghadap wajahnya,

"Mas minta maaf ya" ucap Zaffar dengan menggenggam kedua tangan Arina

"Maaf ya dek mas telah meragukan kejujuran istri mas sendiri"

Mata Arina yg mulai berkaca-kaca dengan sigap Zaffar langsung memeluk tubuh Arina,

Arina memukul pelan punggung Zaffar

"Jahat"

"Iya maafin mas ya hm"

Arina menggelengkan kepalanya "gak mau"

Zaffar hanya tersenyum, "terus maunya apa hm"

"Nasi goreng" tentu saja Zaffar senang dengan keinginan istrinya, akhirnya ia bisa membelikan keinginan sang istri yg bisa ditebak mungkin ngidam

"Siap Umma, Abi berangkat sekarang" ucapnya dengan pelan melepaskan pelukannya, tak lupa ia sempatkan mengecup kening Arina.

Zaffar sedikit merapikan pakaian dengan sarungnya yg agak berantakan, ia segera mengambil kunci mobil dan bergegas untuk membelikan nasi goreng pesanan sang istri.

---

Dengan bangganya Zaffar berjalan dengan menenteng plastik yg berisikan nasi goreng pesanan Arina dan tak lupa ia juga membelikan nasi goreng untuk dirinya sendiri tentunya,

Tak sengaja ia berpapasan dengan Umi yg ternyata masih belum tertidur,

"Habis kemana mas?" Tanya Umi dengan heran

"Ini mi menantu Umi pengin nasi goreng katanya" ucap Zaffar dengan menunjukkan plastik yg tengah dipegangnya

"Oalah bumilnya ngidam toh, yaudah sana cepet kasih ke menantu Umi"

"Iya Umi siap"

Namun saat Zaffar kembali ke kamarnya ia melihat ternyata Arina sudah tertidur nyenyak, terdiam sejenak Zaffar berfikir apakah ia harus membangunkan istrinya atau tidak usah saja, tapi ia juga merasa akan mubadzir nanti nasi gorengnya, tidak mungkin juga kan Zaffar menghabiskan dua bungkus. Ya mau tak mau Zaffar harus membangunkan sang istri

"Dek" ucap Zaffar dengan menepuk pelan lengan istrinya

"Hm" tubuh Arina menggeliat pelan dengan berat hati Arina membuka kedua matanya,

"Ayo katanya pengin nasi goreng, ini sudah mas belikan" tangan Zaffar yg memperlihatkan plastik berisikan nasi goreng

"Udah ndak pengin lagi mas" tentu saja perkataan Arina membuat Zaffar membelagakan kedua matanya, secepat itu Arina sudah tidak menginginkan nasi goreng ataukah ia yg terlalu lama membelinya

Arina kembali memejamkan matanya tanpa menunggu respon dari Zaffar, sementara itu Zaffar hanya bisa menghela nafasnya saja

"sabar far sabar" ucapnya dalam hati

Entah dengan siapa Zaffar akan menghabiskan nasi goreng ini, dengan cepat ia langsung tertuju kepada Zahra karena biasanya jam segini adiknya belum tidur. Zaffar segera berjalan menuju kamar Zahra

Sesuai dugaan Zaffar ternyata Zahra belum tertidur lebih tepatnya bersiap-siap untuk tidur si

"Kenapa mas" tak biasanya masnya tengah malam begini memasuki kamarnya

"Nasi goreng" ucap Zaffar, awalnya Zahra bingung dengan ucapan masnya namun saat Zaffar memperlihatkan kantong plastik Zahra langsung faham apa yg telah dimaksud oleh mas nya ini.

Dengan sigap Zahra menyambar khimarnya dan mengandeng lengan Zaffar agar keluar dari kamarnya dan menyantap nasi gorengnya itu,

Akhirnya tidak mubadzir juga nasi goreng yg telah Zaffar beli, ada-ada saja drama tengah malam kali ini.

....

Jangan lupa selalu dukung author ya!!!

Terimakasi!!!

My ZaujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang