Part 24

9.5K 733 0
                                    

WARNING!!

MENGANDUNG UNSUR 18+ BERIBIJAKLAH DALAM MEMBACA.

Sudah 3 hari lamanya Arina mendiamkan Zaffar, ia hanya berbicara ketika Zaffar menanyakan sesuatu. Dan saat ini keluarga ndalem telah menyelesaikan makan malamnya, Arina dan Zahra membereskan piring-piring dan membawanya ke dapur.

Abi dan Umi yg sebenarnya merasa ada yg ganjal antara anak dan menantunya, mereka berdua berniat akan menanyakan ini pada Zaffar

"Mas ayo ikut Abi, Abi sama Umi mau bicara" ajak Abi

Zaffar bingung apa yg mau Abi dan Umi bicarakan, apakah mereka berdua menyadari masalah antara ia dan istrinya. Entahlah

Arina sempat mendengar Abi mengajak Zaffar berbicara, penasaran sih tapi ya mau bagaimana lagi. Ia dan Zahra masih melanjutkan mengemas piring-piring kotor dan akan mencucinya

Ternyata Abi dan Umi membawa Zaffar ke dalam kamar mereka berdu,

"Ada masalah apa kamu sama nduk Rina" tanya tegas Abi

"Sebenarnya ini juga salah Zaffar bi" tutur Zaffar

"Umi perhatiin sejak kemarin mata nduk Rina membengkak seperti habis menangis, kamu berbuat apa sampai membuat istrimu menangis" tegas Umi

Saat ini bisa dibilang Zaffar sedang disidang oleh kedua orang tuanya,

"Jadi gini..." Zaffar menjelaskan secara detail apa yg menjadi masalahnya

"Siapa yg ngajarin kamu main tangan sampai menggebrak meja!" Marah Abi

Zaffar hanya menundukan kepalanya

"Tidak sepantasnya seorang suami menyakiti hati istrinya walaupun itu masih di kampus, Arina tetap istri kamu Zaffar!!" Geram Abi, Abi tidak habis fikir anaknya telah berbuat semacam itu terutama pada istrinya

"Lagian kamu toh mas sudah tau nduk Arina istrimu, pertanyaan macam apa yg kamu lontarkan" ketus Umi

"Kamu juga tidak mengingatkan Arina untuk buat proposal, sudah tau kalau di rumah Arina mengurus kamu Zaffar sebagai tugas seorang istri seharusnya kamu tidak pelu menanyakan pertanyaan yg tidak berfaedah" tegas Abi

Zaffar baru pertama kali melihat Abinya semarah ini,

"Zaffar minta maaf Abi, Umi" ujar Zaffar menundukan kepalanya

"Minta maafnya bukan ke kita, langsung ke Arina" ketus Abi

"Abi gak suka yah mas kamu memperlakukan perempuan seperti itu, semarah apapun kamu tidak seharusnya menggebrakan meja!" Tegas Abi

"Istighfar Bi" ucap Umi

"Astaghfirullahhaladzim, sekali lagi kamu berbuat begitu Abi akan ambil tindakan tegas" tutur Abi

"Iya bi" jawa Zaffar

"Yasudah sana minta maaf dulu ke nduk Rina" kata Umi

"Zaffar pamit keluar dulu Abi, Umi" pamit Zaffar

Zaffar berjalan lesu, memang benar apa yg telah Abi ucapkan tadi,

"Astaghfirullah" batin Zaffar

"Ada apa mas? Kok Abi tadi kaya marah-marah" tanya Zahra

"Mbakmu kemana?" Tanya Zaffar

"Udah masuk kamar mas" jawab Zahra

Zaffar langsung berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan Zahra yg masih bertanya tanya,

"Ada apa sebenarnya" batin Zahra

My ZaujiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang