00. Their Life

25.9K 1.5K 200
                                    

"Mereka kembar, tapi bukan berarti sama."
__________________________

Rembulan itu bersinar menerangi langit gelap berkabut yang menghiasi kota Seoul. Motor Ducati Panigale V4SP berwarna hitam itu melaju kencang membelah jalanan malam Seoul.

Gadis dengan helm full facenya itu mulai memperlambat laju motornya kala puluhan orang menyambutnya dipelataran sebuah club.

Ratusan bahkan ribuan orang dengan tujuan yang sama itu berkumpul menjadi satu dalam ruang dengan pencahayaan temaram. Tak jarang pria berhidung belang dengan wanita berpakaian mini itu berkumpul dalam satu meja.

Seorang gadis dengan surai blonde sebahunya itu berjalan angkuh membelah kerumunan, beberapa pria bertubuh besar nampak yang melindunginya dari setiap sisi.

"Nona Lisa! Selamat datang di club ku. Katakan apa yang kau butuhkan? Akan ku layani dirimu dengan sepenuh hati."

Gadis bernama lengkap Uhm Lisa itu mengeluarkan smirk menawan ciri khasnya "Mungkin segelas Wine untuk pemanasan?"

****

Tumpukan buku dan kertas itu berserakan dimana-mana. Surai blonde-nya terurai cantik penutupi hingga ke punggung.

"Guru-guru ini begitu malas, aku sudah mengerjakan soal yang sama sebanyak 3 kali."

Gadis berwajah oval itu menggeleng kesal. Tangan dan matanya bergerak cepat mengerjakan deretan soal yang terpampang di wajahnya sejak 2 jam yang lalu.

Tok! Tok! Tok

"Nona Rosé, ini coffee-nya."

"Letakan saja disana." Titah Rosé tanpa mengalihakan perhatiannya.

Pergerakannya terhenti sejenak, ia beralih pada wanita paruh bayah yang baru saja mengantarkan minuman padanya "Apa Lisa sudah tidur?"

"Nona Lisa baru saja keluar dengan motornya." Rosé berdecak kesal.

"Gadis itu gila, ya? Jika Appa tau bisa mati dia." Gumam Rosé meraih ponsel-nya kasar.

Panggilan itu tersambung, tapi tak kunjung mendapatkan jawaban. Gadis dengan nama lengkap Uhm Rosé itu mendelik.

"Kau boleh pergi." Serunya pada pelayan tadi.

Si Bodoh🐒

YA! PULANG!
Kau mau Appa menggantung mu?!
ANAK SETAN! JAWAB PESAN KU!
-10.45 PM

Rosé menggeleng acuh, meletakkan ponselnya kasar dan kembali meraih fokusnya pada soal "Anak itu sudah bosan hidup sepertinya."

****

Bus biru terakhir itu berhenti, menurunkan seorang wanita tinggi dengan kedua putrinya yang bertubuh lebih mungil.

Dua gadis kembar dengan surai cokelatnya itu mendongak, menatap pada puluhan gedung tinggi nan-mewah yang berdiri kokoh dihadapannya.

FraternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang