Prologue

878 43 5
                                    

"Aku yang menunggumu  tanpa kau tau, aku yang dengan bodohnya berpura-pura menertawaimu saat kau tersenyum padanya🙃"-Kang ambyar Brian.

"semua yang kalian lihat mungkin bukanlah aku yang sebenarnya, dan semua yang kulihat darinya mungkin bukan sekedar tertawa balasan😶"-Park gak peka Jaehyung.

"I don't know, I just smile and everyone will love me till die 😊🌺"- Kim flower Wonpil.

"oh ayolah... kenapa selalu saja aku yang terjebak diantara hujan yang turun dari dua idiot ini😑"- Park penengah Sungjin.

"cinta? Bukankah menikmati wifi gratis di rumah temanmu lebih menyenangkan?🤔"-Yoon chill Dowoon.

Hembusan angin menyambut menerpa rahang tegasnya begitu ia menyentuh lantai luar dari kelasnya, dengan masih mencoba berkedip menyesuaikan cahaya pada retinanya, mata menyerupai layaknya rubah itu masih terlihat tajam.

Berpadu dengan rambut hitam yang berantakan hasil dari tertidur selama kelas kalkulus di kelas dan jangan lupakan tas ransel yang tersampir serampangan pada pundak kokohnya membawa beserta Ice Americano yang ia bawa sebelum masuk ruangan

membuat beberapa mahasiswi atau mungkin yang begender sama dengan pemuda itu berhenti sejenak dari langkah mereka untuk sekedar mengagumi makhluk yang menurut mereka perpaduan antara manusia dan dewa yunani itu.

Kang ngantuk but tetep Handsome Brian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kang ngantuk but tetep Handsome Brian

Terdengar berlebihan mungkin, tapi kenyataan bahwa pemuda Toronto itu terkenal di seluruh lingkungan fakultas Ekonomi bahkan pada prodi di luar gedung fakultasnya memang benar adanya.

Oh ya, dan jangan lupakan juga kalau wajahnya terpampang pada halaman situs kampus mewakili kelas Administrasi Bisnis, dan karena semua pesonanya yang sudah tidak dapat dibendung ini juga,

akhirnya terbitlah fanpage yang di dedikasikan untuknya yang dibuat oleh sekumpulan manusia pengagum makhluk tampan yang semakin membuat nama dan wajahnya menyebar ke seluruh penjuru Universitas.

예뻤어”atau “you were beautiful” adalah tempat dimana poto-poto nya selama berada di lingkungan sekolah, atau bahkan tak jarang kegiatan di luar pembelajaranpun terpajang dan dapat di akses seluruh penduduk kampus dengan memasukkan ID  mahasiswa yang biasanya juga di gunakan untuk meng akses laman situs resmi Universitas.

Memang luar biasa sekali bapak Brian ini yeorobun.

Cukup dulu TMI tentang manusia yang menginjak tahun ketiga nya di Universitas ini,

mari kembali ke keadaan dimana pemuda bermata rubah itu masih berdiri di depan pintu kelas namun sudah mengubah posisinya menjadi menyandar pada dinding sebelah pintu kayu agar tak menghalangi orang lain yang ingin keluar.

yang nyatanya pergerakan itu tanpa di sadarinya membuat kumpulan manusia lain segera keluar karna merasa tontonan surganya telah berakhir untuk hari ini.

“BRIAN!” suara setengah berteriak mengalihkan atensinya dari layar ponsel pintarnya.
Who’s Brian?!...”
It’s Younghyun!” helaan frustasi terdengar samar di akhir.

Yeah, what ever!. Kelasmu sudah berakhir?” Tanya manusia yang lebih tua beberapa bulan itu.

“seperti yang kau lihat, bagaimana dengan mu wahai Mr.Pale? sepertinya kelasmu lebih cepat berakhir hari ini?!” dengan nada setengah bertanya setengah… entahlah, menghina mungkin.

“namaku Min Yoongi! Bukan Mr.Pale, Mr.Foxies!” pemuda berambut mint dengan malas menjawab namun terlihat jelas raut kesalnya.

Foxies? Nama macam apa itu? apakah kau mencoba menghinaku dengan nama hewan?”

“aku hanya mencoba nama panggilan yang di berikan penggemarmu yang kurang belaian itu, tapi kalau kau menganggap aku menghinamu itu juga tak sepenuhnya salah”.

Membuat manusia lain mendaratkan satu tamparan pada belakang kepala mahasiswa jurusan periklan dan media di tahun yang sama dengan pemuda Foxies itu meringis dengan seringai yang sama sekali tak terlihat menakutkan baginya.

Brian bukannya tidak tahu prihal  “penggemar” yang di maksud pemuda Daegu itu, dia bahkan tau sejak tahun pertamanya resmi menjadi mahasiswa.

Tapi ya dia bisa apa? Brian juga terlalu malas untuk bersosialisasi dan memberitahu orang-orang yang “katanya” mengaguminya bahwa dia hanya ingin hidup sebagai siswa normal saja.

Toh mereka tidak benar-benar mengganggu hidup di ranah pribadinya. Walaupun terkadang ada saja yang diam-diam mengikuti dan memotretnya, tapi di rasa masih wajar. Yah… biarlah pikirnya.

“jadi mau apa kau di gedung fakultasku? Mencoba tebar pesona? Atau…”
kata-kata terakhir yang digantung oleh yang lebih tinggi membuat si pucat mengangkat sebelah alisnya bersiap memaki.

What are you thinking Kang ass Younghyun?

Hey calm down Pale, am say nothing
diikuti suara tawa renyah di akhir membuat Yoongi memaki dalam diam namun terlihat jelas di air mukanya.

“sudahlah, aku tau siapa yang kau incar. Si cantik fakultas art itu kan?” lanjutnya, kali ini dengan nada lebih tenang.

“dia lelaki, dan stop memanggilnya cantik!” pemuda Daegu dengan wajah acuhnya namun nada terdengar tidak suka.

it’s okey bro, I got you. It’s no need to pretend that you’re not into him”. Saut Brian sambil meletakkan pergelangan tangannya membungkus pundak yang lain.

“pertama ,jika menurutmu mengakui sesuatu semudah yang kau katakan barusan, maka lakukanlah hal yang sama Bri! Kedua, singkirkan tangan kotormu dari tubuh suci ku!”.

Kata-kata di ikuti pukulan pada punggung tangan sang idola kampus.
Sedikit terkesiap oleh ucapan pria bermarga Min, mencoba setenang mungkin menjawab

“Pardon? What do you fcking mean pale?”

Both know what am actually talking about, you jerk!”.

Meninggalkan  Brian dengan lamunannya menuju fakultas sebelah dimana manusia yang dicarinya berada, Yoongi tersenyum sarkas penuh kemenangan dalam diam di setiap langkahnya.

“Aku bukannya tak mengakui, aku hanya sedang menunggunya untuk tersenyum dan melihatku, bukan orang lain.”

Lirih Brian yang diiringi oleh angin musim panas lantai 3 fakultas Ekonomi dimana ia berdiri, masih di samping pintu dengan anak rambut yang menutup lembut sebagian matanya.

Sore itu, entah perkataan Yoongi atau senja yang menuntunnya menuju gedung yang sama yang di tuju oleh si pucat sebelum meninggalkannya sendiri dengan sejuta keraguan.

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang