Family

94 7 4
                                    

aku merasa telah menemukannya, akhirnya kupu-kupu ini bertemu dengan bunga mawar yang di carinya’

Hoel, picisan sekali kisah buku ini”
Busan pertama yang selalu berterus-terang

“Iya kan Hyung! memang Wonpil hyung ini bukan hanya wajahnya saja yang melankolis, bacaannya pun benar-benar mendayu”

“Aku disini bukan untuk kalian bully! Sini kembalikan bukunya”

Yang dituduh tidak terima, sambil memasukkan tumpukan kertas bercetak rapi itu ke dalam tasnya mimik wajahnya tertekuk.

Akhirnya celotehan menuju argumen dan perundungan ini bisa didengar lagi,

Selama berbulan-bulan tidak ada saling bertemu dan coba mencari satu sama lain.

Hanya sesekali mengirim pesan di grup.

Itupun hanya dilakukan dowoon tanpa ada yang membalas.

Tak apa, bayi besar ini mengerti bahwa para anak-anak tua itu sedang sibuk.

Tidak sepantasnya ia marah.
Karena jika diposisi para Hyung jangankan untuk membalas pesan, mungkin makan pun bahkan dirinya akan kesusahan.

Okey, mari tinggalkan sang muda dengan pemikiran nya.

Cafe dimana mereka bertiga duduk tampak nyaman dengan masing-masing minuman yang telah tersaji, lampu-lampu gantung bercahaya redup kuning seolah mendukung hangatnya sinar lampu utama.

Kaca besar sebagai sekat dari dunia luar memperlihatkan pemandangan kota yang masih segar.

Jelas saja, ini masih jam 10 pagi saat mereka memutuskan untuk berkumpul.

Hah... Gayanya saja tidak saling butuh, tapi pada kenyataannya saling merindukan setengah mati.

“Brian Hyung mungkin lupa dan kini sedang tidur”
Tuduh sang drummer

“Mana mungkin, meskipun kadang terlambat dia tidak pernah lupa dengan janjinya”
Sergah sang penggemar utama.

“Apa kau yakin Hyung?!”
Pertanyaan sarkas

“bisakah kalian diam, bahkan setelah berbulan-bulan tidak bertemu kukira kalian akan berubah. Rupanya...”

“rupanya apa?”

Hyung!!! Kau datang, aku sangat merindukanmu”

Tidak ada Jawaban atas pertanyaan yang baru datang, malah tubuhnya terhuyung kebelakang karena dihantam onggokan Busan muda yang tak kalah besar

“Dowoon-ah, ini tempat umum”
Mahasiswa tahun kedua itu mencoba mengingatkan.

Sungjin sudah menutupi wajahnya karena malu,

Wonpil menatap ke arah kaca luar seolah mereka tak saling kenal,

Younghyun mencoba melepaskan diri dari lilitan pemicu semua perhatian,

Sang pelaku?
Tentu saja Dia tak peduli

“Kau mau pergi, atau Sungjin akan memukulmu?!”

“Kenapa jadi aku?”

Dan inilah awal pertemuan mereka, sangat akrab kan?!

Bayangkan saja betapa berisiknya mereka

“Mana Jaehyung Hyung, Hyung?”

“Dia bilang tiba-tiba produser memanggilnya”

“Bukankah masa magangnya telah berakhir Kang Bra?”

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang