Take me

152 19 1
                                    

Brian POV

Tidak kah aku bisa di sebut serakah sekarang?

Mengharapkan dua keinginan sekaligus terkabul,

Atau jika satu hal yang kualami membahagiakan, pantas kah untuk meminta lagi?

Saat dulu ku pikir bisa melihatnya meski dari jauh saja cukup,

Maka selanjutnya berada di sekitarnya juga akan menyenangkan,

Hingga pada titik keserakahan dimana aku ingin menyentuhnya dan menjaganya setiap saat adalah berlebihan.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku menemukan dua hal yang harus ku pilih untuk di prioritaskan.

'Jaehyung atau hal menyangkut masa depanku'

Ini bahkan lebih sulit daripada saat aku memutuskan berpisah negara dengan orang tuaku.

Yah, karena mereka sangat menghargai keputusan anak satu-satunya yang pasti.

Tapi lebih daripada itu, jelas karena mereka sangat mencintaiku.

Aku hanya diam setelah panggilan itu,
Tapi sepertinya kelanjutan dari cerita ini tidaklah begitu sedih.
Setidaknya itulah yang kuharapkan.

Jaehyung menatapku dengan tatapan khawatir, seperti bukan dirinya yang hampir setiap hari tanpa jeda akan bersikap menyebalkan.

Dan jangan lupakan, bahkan tadi malam saat sakitpun masih bisa mengeluarkan wujud nya yang memang terlahir menguji kesabaran orang lain.

Bri? You okey?”

Sejenak diam tanpa menjawab, karena mata kecilnya seperti menyimpan dunia lain, yang mungkin menyenangkan jika di selami lebih dalam.

Jae, i’ll drives you home”

Berganti Jaehyung yang sekarang menatap lekat pada  pandanganku yang masih mengarah padanya.

Listen, you still sick and i don’t want to take any risk for your condition, Jae. For now let me just take you home so you could take a rest okey?”

Aku tidak tahu apa yang ada di kepalanya sekarang, tapi pemandangan yang sekarang kulihat sangat menyakitkan.

Ini terlihat berlebihan, tapi aku merasa bersalah membuat matanya sedikit membengkak menahan air yang sewaktu-waktu bisa tumpah.

Why can’t you just let me stay with you, Bri?”

Oh no, he’s crying’
‘What are you doing Brian?’

Setetes air bening baru saja turun dari segaris matanya.

Jangan tanyakan di mana jiwa ku sekarang.

Aku mendekatkan badanku yang sedikit tertahan oleh sabuk pengaman yang ku pasang sesaat setelah menutup pintu mobil

Dengan cepat menangkup wajahnya dan mengelap air matanya yang sama sekali tak kuharapkan kehadirannya sama sekali.

No, hey. Why you crying, Jae? Are you in pain?”

Wajahnya memerah seiring air mata yang sialnya mulai membasahi pipi tirusnya.

I’m i that annoying? Tell me,Bri?

No, that’s not true Jae. Why you say like that?”

“It just like you won’t to let me stay with you, or even just to pay for all the things that you do for me last night until now”

Aku masih bisa mendengarnya sekalipun dia berkata dengan sedikit isakan dan kepalanya yang menunduk .

Wait, now he look so adorable’
‘No Bri, it’s not the time to think like that’

“Hey, Look at me chicken. It’s not like what you think”

Dengan sedikit kekuatan, mencoba mengangkat wajahnya hingga akhirnya matanya hanya fokus kepadaku.

“Your condition it’s bad now and i don’t know what’s gonna happen when i just decide to take you with me, Jae”

Jariku masih sibuk mengelus bawah matanya.

And also, you don’t need to pay anything for what i’ve done”.

Memberinya senyum selebar yang ku bisa, menandakan semuanya akan baik-baik saja.
Serta mengusak rambutnya dengan gerakan selembut mungkin, karena yang ku ingat kepalanya yang masih memiliki luka.

Bri”

“Hmmm”

“Just take me then”

Menyadari bahwa sikap keras kepalanya tak akan hilang apapun yang terjadi,

Bahkan jika Atlantis benar-benar di temukan sekalipun.









Very short, isn't it?
Happy Friday ❤️

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang