From His past for his 'Future'

116 7 3
                                    

Mendung meniadakan sinar cerah, dimana orang-orang yang biasanya berjalan di bawahnya akan memicingkan mata, tak punya cukup keberanian menerima silau pada bola penglihatan mereka.

Tetesan dalam jumlah tak terhitung mulai jatuh mengguyur jalan-jalan dibawahnya, membasahi apa saja yang terlewati, tapi bukan masalah besar bagi sebagian orang.

Yap, benar. Karena ini akhir pekan.

Dimana bahkan salah satu pegawai yang magangpun diliburkan,

Serta mahasiswa tahun akhir dengan tingkat stress yang tinggi juga meliburkan diri sejenak.

"Tumben sekali, apakah ibumu menyuruh mengunjungiku?"

Pemuda hanya dengan celana pendek khas rumahan tanpa atasan itu bertanya pada tamu akhir pekannya, seraya tangannya sibuk menelisik dalam kulkas demi menemukan soda untuk manusia yang tengah bersantai pada sofa ruang tamu nya.

"Aku malas berbicara padamu karena kau menggunakan bahasa asing"

Ucapnya saat kembali mendudukan diri berhadapan dengan pemuda jangkung lain, sambil membawa kaleng yang bisa ditebak adalah minuman berkarbonasi dan mulai memakai kaos polos hitamnya yang sedari tadi ia letakkan pada sebelah bahu saat menyadari seseorang tengah mengetok pintu unit apartemennya.

"Ini bukan seperti aku tidak tahu sama sekali bahasa korea, kau saja yang terlalu meremehkanku"

Ucap lelaki dengan surai berwarna blonde itu

"Brian pasti sangat membantumu, kan?"

Si tamu hanya diam, menunjukkan ekspresi yang menurut pemilik ruangan tak pernah di tunjukkan, atau memang si Yoda saja yang tidak pernah memperhatikan.

"Bahkan dengan makhluk menyebalkan sepertimu, Younghyun masih mau membantumu. Jika itu Sungjin, bisa di pastikan akan ada perang dunia ke tiga"

"Aku datang kesini tidak untuk kau hina, Tuan Park!"

"Lantas? beritahu aku kenapa kau datang kesini di pagi buta serta hujan seperti ini Tuan Park!?"

Yang sipit telah memerah akibat kesal, yang mata nya sebesar pingpong telah benar-benar menunjukkan hampir seluruh permukaan bola matanya.

"Ini sudah jam sepuluh lebih jika kau ingin tahu, Chanyeol. Orang gila mana yang menyebut ini pagi buta hanya karena di luar hujan?!"

"Aku rasa sekarang aku tahu alasan kita jarang bermain bersama sekalipun kita bersepupu"

Setelah itu hanya diam beberapa saat, membiarkan air hujan menjadi latar musik bagi dua orang yang bermarga sama itu.

Chanyeol sibuk dengan ponselnya, dan yang satu hanya terus meneguk soda sambil menatap jauh menuju kaca jendela yang tengah menampilkan lukisan alam dengan lelehan cairan bening yang jatuh membasahi atap-atap yang lebih rendah dibawah ruangannya.

"Baekhyun akan kesini sebentar lagi, apa kau ingin menitip sesuatu? Apa kau sudah sarapan?"

Hanya gelengan lemah yang di dapat pemuda dengan telinga lebar itu

"Aku akan meminta Baekhyun untuk membawa makanan untuk kita kalau begitu"

Sambil masih sibuk dengan ponselnya, suara lain mengintrupsi

"Apa kau menyukai Baekhyun?"

Jari-jari panjang itu seketika berhenti menari di atas layar datar yang tengah memuat percakapnnya dengan orang yang baru saja disebut,

Memastikan pesannya tersampaikan dan baru setelah itu menatap sepupu yang hanya terpaut dengannya dua bulan itu dengan tatapan penuh Tanya.

"Kau... apa kau gila?"

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang