Reality

127 16 7
                                    

Ruangan gedung perkantoran pada jam kerja terasa penuh dengan suara tangan yang beradu pada keyboard.

Seluruh layar monitor berpendar seiring dengan cepatnya gerakan jari para pemakai nya. Tentu dengan satu tujuan menuju akhir, target tercapai hingga gaji yang di idamkan segera di dapat.

Di sinilah Younghyun, tengah fokus pada pekerjaan nya sebagai pegawai yang hanya di anggap anak bawang. Oh... ayolah bukankah hampir semua anak magang pernah berada pada posisi di rendahkan oleh orang-orang yang menganggap diri mereka senior?

Dua minggu berada di dunia kerja sebenarnya, tanpa ada yang mengetahui status sesungguhnya siapa dirinya, ia anggap sangat menyenangkan.

Younghyun bukannya pendendam atau akan melakukan hal buruk kala nanti hari pengungkapan datang.

Namun melihat bagaimana kuasa akan mengubah sifat seseorang yang tadinya merendahkan, bukankah akan sangat menyenangkan atau mungkin menyedihkan

“Ya! Anak magang! Buatkan aku salinan laporan yang kemarin”

“Maaf, bukankah kemarin sudah saya berikan pada pak Kim?”

“Kau berani membantah ku? Buatkan, atau tak akan ku tanda tangani kolom paraf harianmu!”

Ucap salah satu manusia yang suka menyiksa Younghyun dengan selalu membuatnya bekerja dua kali

“Baik Pak Kim”

“Selesaikan sebelum jam makan siang datang”

Younghyun hanya bisa menghembuskan napasnya kasar, ia datang ke perusahaan bukan untuk menjadi babu yang bisa di perlakukan seenaknya oleh yang lebih tua. Tapi tak ada yang bisa di lakukan.

“Hei, Brian!”
Ok, penderitaannya tak akan berakhir dengan cepat kan

“Iya Nona Nam”

Jawab Younghyun berusaha tersenyum berusaha menyembunyikan sebaik mungkin kekesalannya

“Bisakah kau buatkan aku kopi? Aku yakin pekerjaan mu tak terlalu banyak kan. Kau kan hanya anak magang”

Nada tenang penuh penekanan dan sarat akan sindiran meluncur dengan halus dari bibir wanita awal 30-an yang merona hasil polesan lipstick

Satu lagi manusia yang perlu di musnahkan Younghyun saat nanti tiga bulan nya di neraka ini telah berakhir

Namun untuk sekarang yang mampu ia lakukan hanya mengepalkan tangannya dan memaksakan ekspresi palsu. Pada akhirnya Younghyun akan selalu mengatakan

“Baik, akan saya lakukan”

Younghyun berdiri dari kursi dan segera menuju pantry di ujung lorong setelah berhasil keluar dari pintu ruang divisinya

Mengambil cangkir yang berada pada tempatnya dan mengambil kopi instan yang berada pada lemari atas dimana camilan lain juga disimpan.

Setelah menuang isi dari bungkusnya pada cangkir, menaruhnya pada tempat di bawah dispenser untuk mengairi bubuk kopi.

Sambil menunggu, Younghyun meyandarkan tubuhnya pada kulkas yang berada tepat di samping sumber air

“Hah... bahkan Eomma saja tak pernah menyuruhku megambilkan air untuknya”

Tanpa di sadari ada orang lain yang mulai memasuki tempat di mana ia berada, dan mendengar keluhannya

“Apa sebesar itu cinta ibumu?”

Younghyun terlonjak dari tempatnya karena terkejut, untung saja tak sampai keceplosan kata-kata yang membahayakan.

“Kau mengejutkanku, apa yang kau lakukan disini?”

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang