“Shit!”
Brian terlonjak dengan badannya yang sedikit terhuyung ke belakang.
Penampakan teman Busannya yang tiba-tiba setelah seharian menghilang, benar-benar menyadarkannya dari senyumnya sepanjang menuju pulang ke apartemen.
“Howdy bitch!”
Sungjin mengangkat wajahnya dengan ekspresi menyebalkan setelah mendengar makian kaget Brian, di ikuti mengangkat tubuhnya dari lantai dengan posisi duduk sebelumnya.
“Apa yang kau lakukan di depan pintu apartemen ku? Apa kau tau sesuatu yang di sebut stalker, psychopat, ssasaeng? So freak dude!”.
Cerca Brian masih dengan sisa kekagetannya.
“Bisakah kau tidak berlebihan. Aku hanya ingin menumpang tidur disini, tapi kau belum pulang. Jadi apa yang bisa aku lakukan menurutmu selain menunggu di depan sini?”
Sungjin tak mau kalah rupanya.
“Hah… aku tidak akan bertanya kenapa kau ingin menumpang disini”.
Yah, begitulah. Dalam seminggu pasti ada hari dimana Sungjin tidak mau tidur di apartemennya sendiri, entah kenapa.
Toh Sungjin juga bukan tipe manusia tidak tau diri yang menyusahkan saat bertamu, bahkan terkadang Sungjin yang gila kebersihan dan kerapihan akan mengomel jika rumahnya kotor. Walau pada akhirnya manusia yang banyak bicara juga yang menata kekacauan pemilik ruangan.
Such a husband material :).
Berjalan menekan kode password pada pintu ruangan, di ikuti manusia lain memasuki tempat tinggalnya.
Melepas sepatu sembarangan, dan melemparkan diri serta ransel yang ia gendong di sebelah pundaknya pada sofa ruang tamu sekaligus santainya.
Dengan wajahnya yang terkubur pada muka sofa, ekspresinya memang tak terlihat, tapi tentu Sungjin tahu betul bahwa sahabat Kang-nya tengah bahagia.
Menghampiri manusia yang tengah menggerakkan kakinya layaknya anak kecil yang mendapat permen, setelah merapikan sepatunya dan manusia yang membuang sembarangan.
“Biar ku tebak, dan sudah pasti benar. It’s Jaehyung right?!”
Pemuda bermata besar mulai bicara, manaruh tas pada sofa di sudut berlawanan dan mulai duduk di sampingnya.
“Hah? Apa maksud mu?”
Mengangkat tubuh, mulai duduk dengan pose normal.
Nadanya tenang, tapi jelas Sungjin tak bisa di tipu.
“Sudahlah, aku tahu. Aku bukan orang lain yang bisa kau bodohi. Aku tahu dari awal”.
Smirk sang Bob muncul
“What do you know, sir?”
“You like him, it’s too obvious”
Brian hanya diam menunduk, berpikir
‘apa semua orang tahu?’
‘apa aku se jelas itu?’
Dan jika itu benar
‘apa dia juga tahu?’
Sungjin sepertinya tahu yang sedang di khawatirkan teman sepergelutannya itu.
“Semuanya akan baik-baik saja, maksudku kau terlihat biasa saja saat bersamanya. Tapi tentu, matamu tak akan berbohong”.
Brian masih diam, entahlah.
Sungjin mulai frustasi, sepertinya hanya dua orang idiot ini saja yang tidak menyadari bahwa mereka saling menyukai.Tapi biarlah, mereka harus menemukannya sendiri entah bagaimana caranya.
Entah di tengah proses mungkin akan menyusahkan Sungjin, orang yang terang-terangan tahu perasaan dua bule gadungan ini.
Sungjin memutuskan untuk beranjak menuju kamar tamu menenteng ranselnya.
Tepat di depan pintu tujuannya, Sungjin kembali menengok arah Brian yang terlihat berpikir keras.
“Good night, idiot”
Hilang di telan oleh ruangan di balik pintu, menyisakan Brian yang terkekeh tanpa beranjak atau menoleh.
Menggumamkan pada dirinya sendiri tanpa di dengar yang lain.
“Good night, my idiot”.
Lalu menutup kedua mata, bersandar pada sofa dan perlahan terlelap dengan menyisakan senyum samar.Short update
Happy weekend❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIAN
FanfictionHanya kisah yang sangat biasa dan pasaran antara pangeran kampus dan seseorang yang meyakini bahwa mereka Tak pernah bertemu sebelum nya. 'Hey, I'm Park Jaehyung (◔‿◔) coming from California' 'And I'm Kang Younghyun, coming from past to be your futu...