Han

174 16 7
                                    

“Dari mana saja Tuan Kang? Bukankah tadi aku menyuruhmu untuk mengantarkan berkas untuk di tanda tangani presdir? Kenapa tiba-tiba menghilang hingga jam makan siang?”

Suara gerutuan langsung menyambutnya begitu menghampiri meja senior nya itu.

“Maaf jika Nona Nam menunggu lama, ini berkas yang anda minta. Sudah di tanda tangani”

Jawab Younghyun tenang, salahkan saja ayanhnya yang menahannya untuk kembali dan malah mengajak makan siang di ruangannya.
Ia bisa saja menolak, tapi ayahnya berdalih sudah memesankan makanan untuk mereka, kalau sudah begini mana mungkin si pemuda Kang bisa menolak.

Mata wanita itu masih saja mengawasi gerak-gerik Younghyun dengan sanksi, dengan terus mengkerutkan dahinya memeriksa dokumen yang tadinya dibawa oleh Younghyun.

“Jangan kau pikir karena Tuan Lee membelamu kau bisa seenaknya”

Younghyun masih diam, tak ingin menjawab sedikitpun. Tak bisa di pungkiri sekalipun telah bertekat se keras apapun, dirinya hanya anak muda yang masih berusaha mengendalikan emosinya.

Kadang Younghyun bahkan memikirkan, apakah dirinya yang kurang sabar atau memang orang-orang ini diturunkan sebagai penguji iman.

“Antarkan berkas ini ke ruangan Tuan Lee kalau begitu, anggap sebagai pernintaan maaf atas dirimu yang membuatku menunggu terlalu lama”

Shit, apa-apaan ini’

“Baik Nona Nam”

Tanpa berlama-lama berdiri di tempatnya, Younghyun melangkah keluar ruangan tanpa menoleh sedikitpun. Merasa tangannya bisa sewaktu-waktu menunjukkan kekuatannya.

Tok Tok

“Masuk”
Terdengar suara samar dari dalam

“Tuan Lee, saya membawakan dokumen yang sudah di tanda tangani Presdir”

Sedetik kemudian dokumen itu berpindah tangan dengan senyum Tuan Lee yang selalu hangat.
Hah… bahkan lelaki ini hampir mirip ayahnya,

Mungkin benar jika terlalu banyak bergaul dengan orang yang sama dengan waktu yang lama mereka akan semakin mirip wajah atau sifat.

“Tuan muda santai dulu di sini, biar saya ambilkan minum dulu”

“Kenapa memanggil saya begitu, ini masih jam kerja Tuan Lee”

Lelaki paruh baya itu hanya tersenyum

“Seperti yang Tuan Kang katakan, tidak perlu menekan diri terlalu kasar Tuan muda. Saya tahu Tuan sudah banyak berusaha bahkan dari dulu. Saya juga minta maaf atas ketidak sopanan tadi, hingga memanggil nama Tuan tanpa embel-embel”

Younghyun menatap Tuan Lee hingga Nampak samar kerutan samar di dahinya

“Itu bukanlah hal besar Paman, kenapa Paman minta maaf untuk hal yang tak pernah aku mengerti dimana letak masalahnya?”

Tuan Lee kembali ke tempat duduknya setelah mengambilkan sekaleng minuman dingin dari kulkas sisi meja kerjanya

“Mungkin di mata Tuan hal seperti itu tidak begitu berarti, tapi kadang tanpa di sadari hal-hal kecil yang menjadi kebiasaan jika sekali saja tak dilakukan seperti ada yang kurang. Apa Tuan pernah merasa seperti itu?”

Younghyun mengedipkan matanya beberapa kali sambil membuka kaleng minuman yang Tuan Lee sajikan padanya.

“Kebiasaan ya? Apa itu juga termasuk seseorang yang selalu bersamamu? Maksud ku untuk beberapa waktu hanya satu orang yang menempel padamu, hingga hanya dia yang di pikiranmu”

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang