K.wp - Y.dw

242 21 0
                                    

k.wp

"Aku mencintaimu!" mantap yang lebih muda

"Tidak! Aku lebih mencintaimu" pria tinggi dengan kacamata menjawab

"Bagaimana kau tau? Kau bahkan tak pernah menanyakan hal itu. semua yang kau tau hanyalah menyakiti ku!"

"Tapi pernahkah kau juga menanyakan bagaimana dan apa yang kulakukan untuk menahan perasaanku? Semua yang kau lihat mungkin hanyalah apa yang ada di imajinasimu".

Sambil menghela napas dan menahan kantuk, Wonpil berusaha untuk tetap menegakkan kepalanya pada sandaran kursi penonton.

"Hyung, apa kau bosan?" yang lebih muda bertanya

"Tidak, aku hanya sedikit mengantuk. Tadi malam tidak cukup tidur karena harus mengerjakan beberapa tugas". Bohongnya.
Yah walaupun tak sepenuhnya salah, karena pada kenyataanya ia memang mengerjakan tugas namun tak sampai begadang. Terimakasih pada Namjoon yang mau membantu mengubah paper-nya menjadi bahasa inggris.

"Sudahlah hyung, aku tau kau bosan. Mungkin aku memang tak seharusnya membawamu ke kelas drama. Seharusnya kita nonton saja". Air mukanya Nampak menyesal dengan kepala yang menunduk membuat pemuda yang lain bingung memberikan reaksi.

"Tidak begitu Dowoon-a, hanya saja... ehmm..."

Kepala yang tadi menunduk mulai terangkat, Mata puppy-nya berkedip lucu menunggu kelanjutan kalimat lawan bicaranya.

"Aku ingin es krim... es krim, es krim". Dengan nada di buat se imut mungkin membuat mahasiswa tahun pertama tersenyum mengeluarkan sedikit kikikannya.
Yang tentu saja membuat Wonpil diam-diam menghembuskan napas lega. Bukan tanpa alasan, ia hanya tidak mau membuat Dowoon merasa sedih dan tersingggung. Pasalnya bukan pertama kali ia di ajak oleh Dowoon menonton Drama di fakultas seni dan selalu menolak karena jadwal kelas dan kegiatan lainnya.

Sangat tidak akan menyenangkan baginya jika sekali ia mengiyakan ajakan Dowoon dan malah terlihat tidak ikhlas dengan menampakkan wajah bosan apalagi sampai mengantuk dan tertidur. Selain karena dia sendiri juga akan malu.

"Baiklah, ayo keluar dan mencari es krim untuk adik kecil ini". Ucap Dowoon dengan ceria sambil mencubit pipi pemuda bermata bundar.
Seketika entah mengapa Wonpil merasa ada yang aneh dengan dirinya, aliran darah diseluruh tubuhnya bergerak lebih cepat sehingga ia bisa merasa semburat menyerupai warna darah di bawah lapisan kulit wajahnya terlihat jelas. Perasaan yang aneh.

Meninggalkan ruangan serupa panggung pertunjukkan, dua orang berbeda fakultas itu berjalan menuju luar gedung. Bukan hal baru sebenarnya untuk Wonpil berada di gedung seni, biasanya ia akan datang untuk sekedar latihan dengan band-nya atau membicarakan hal-hal yang sudah jelas tidak jauh dari musik.

Perjalanan Lantai empat menuju lantai dasar begitu cepat di lalui kerena jelas mereka tidak berjalan menuruni tangga dengan kaki mereka, lift jelas di gunakan untuk manusia-manusia berjiwa mager seperti mereka.

Begitu di lantai dasar, pintu lift terbuka dan yang lebih muda bicara

"Hyung, aku ingin ke toilet dulu. Tunggu aku di pintu utama gedung".
Yang mendapat acungan jempol dan senyuman tanda setuju dari yang lebih tua.

Melangkah bersebrangan dengan Dowoon, Wonpil berjalan menuju lobby di mana pintu utama berada. Namun seperti otomatis di perintah, tubuhnya berhenti bergerak.Melihat dua figur manusia yang di kenalnya sedang berdiri berhadapan tanpa mengetahui keberadaannya membuat seluruh tubuhnya menegang.

"Younghyun hyung? Jaehyung Hyung?". Lirihnya pada diri sendiri.

Ia jelas mengingat ini bukan jadwal mereka latihan band, atau ada jadwal pertemuan musik. Pikirannya melayang dengan mata yang sama sekali tidak lepas dari para kakak tingkatnya itu.
Dan seolah tidak cukup di suguhi pemandangan di mana dua orang lain saling melempar senyum, jarak nya pun semakin terkikis satu sama lain. Tubuhnya seperti ditarik mundur oleh tali yang tak kasat mata yang membuatnya kembali berada di balik tembok dimana lift dimana ia keluar hanya pendek jaraknya.

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang