Jae POV
Apa yang aneh dari dua orang lelaki yang berjalan beriringan untuk mencari makan? Sepertinya tidak ada, kecuali yang berjalan bersamamu adalah pangeran kampus yang wajahnya di kenal seluruh penghuni institusi dimana dia menuntut ilmu.
Karena aku tidak buta, dapat kulihat beberapa kamera yang mencoba memotret manusia di sebelahku dengan diam-diam atau malah dengan terang-terangan.
Dan karena aku tidak tuli, dapat ku dengar mereka sayup-sayup berbisik tentang bagaimana tampan dan berbakatnya dia. Aku tidak ingin terlibat terlalu banyak dan mencoba menjaga jarak sebisaku dari yang lebih muda.
Aku berjalan sambil menunduk, menyadari jepretan kamera hanya menginginkan wajahnya untuk memenuhi fanpage yang di buat penggemarnya. Entah sejak kapan aku menemukan diriku lebih ingin tahu lebih tentang dirinya, tapi yang aku tahu setiap malam sebelum menuju alam mimpi akan menyempatkan waktu ku untuk tenggelam dalam laman online tentang dirinya.
Brian tampak tidak peduli dan sudah terbiasa dengan keadaan yang menurutku sangat aneh ini. Bahkan cenderung memasang wajah cuek seakan tak ada apapun yang terjadi.
'apa dia sadar bahwa dia tampan?'
'apa dia bersikap seperti itu agar orang-orang ini semakin gila berteriak?'
'apa dia tuli? Apa dia buta?'Aku terus larut dalam pemikiranku tentangnya seperti tak ada ujungnya, sampai kurasakan pundakku dirangkul dalam lengan yang lain. Itu Brian, dengan pandangan yang masih mengarah ke depan dengan ekspresi tetap datar. Dari jarak sedekat ini aku jelas melihat hidungnya yang mancung, rahangnya yang tegas, dan mata tajam rubah yang banyak orang bicarakan itu. sedetik kemudian membuatku berpikir
'apa dia manusia?'Seperti orang bodoh aku terus menatapnya lekat sehingga melupakan fakta lengannya masih membungkus pundakku. Ku pikir dia mulai sadar jika dari tadi wajahnya menjadi objek pemandangan yang tak pernah ku pikirkan.
"Stop staring babe, I know that I'm hot".
Secara otomatis aku berhenti berjalan, Dia berbicara di dekat telingaku, membuatku sedikit terkejut dan mendorongnya menjauhi tubuhku. Aku bisa melihat seringaian yang aku tak tahu apa artinya.
Harusnya idiot ini tahu apa efek dari tindakannya. Suara yang tadinya berbisik menjadi teriakan setara menyoraki grup idola. Antara bingung, malu dan tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang bercampur menjadi satu,"Shit Bri, stay away from me you jerk!". Kekehan adalah jawabannya,
Mulutku memakinya, tapi aku sangat menyadari bahwa sekarang wajahkku mungkin sudah merah. Kembali aku menunduk, mencoba kembali melangkah tapi lenganku di tahan oleh tangan yang lebih besar.
Menatapnya dan menunggu kata yang akan dia ucapkan.
"Aku tahu kau tak nyaman, aku minta maaf". Ada jeda yang aneh, dengan matanya yang mulai melembut menatap ku.
"Tapi bisakah untuk saat ini kau pura-pura buta dan tuli dengan semua ini?".
Mulutku terbuka, mencoba mencerna apa yang dikatakan manusia di depanku.
Lengan itu kembali pada tempat semula di pundakku."Aku lapar, jadi ayo cepat selesaikan berjalan disini". Putusnya akhir,
Dan bagaimana denganku? Dengan jantungku yang sedari tadi sudah cukup bekerja keras. Aku bahkan tak pernah menyangka acara makan bersama 'teman' akan se dramatis layaknya cerita fiksi.Normal POV
"Kee burger?!"
Tepat saat mereka berdua berada di depan restoran yang Younghyun maksud, dengan kepala yang menengadah ke atas dan menatap yang lebih muda dengan tatapan lucu bertanya. Kacamatanya yang sedikit miring karena yang memakai masih sibuk menggerakkan kepalanya mengobservasi tempat itu.'Shit, stop all that things. He's so cute'
Tatapan Younghyun mencoba mengendalikan dirinya sendiri."Have you been here?"
"Nope, I want try emm... with you"
Yonghyun menunduk melihat tali sepatunya yang sedikit melonggar, sementara sebagian bibirnya masuk kedalam mulutnya yang menandakan seberapa ia gugup. Takut mendengar balasan yang lebih tua.
Sedetik kemudian ia dapat merasakan sentuhan lembut pada puncak kepalanya, tangan hangat itu mengusap pelan rambut yang ia rasa memang sudah berantakan tak diperbaikinya mulai dari saat ia bertemu sang pemilik tangan di puncak tubuhnya itu.
Mengangkat wajahnya dan menatap mata yang lain penuh ragu.
Senyum yang menenggelamkan mata kecil itu dapat jelas ia lihat,"Ok, lezgetit". Membuat Younghyun tak bisa untuk tidak tersenyum.
Tapi baru selangkah menuju pintu restoran, mencoba mendorong pada kaca pembatas antara dunia luar, salah satu dari mereka merasakan getaran pada saku celana bagian depan."Yeoboseyo... ada apa?"
Dua mata itu pada masing-masing saling memandang,"........."
"Baiklah, aku ke sana sekarang,
Kim Wonpil".Mata yang dari tadi di acuhkan karena panggilan itu semakin melebar.
'Kenapa harus sekarang?'.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.sebagian part Ditulis minggu lalu sambil mikir
'apa gue re-sign aja dari kantor?'eh... pas besoknya terjadi kejutan, gue tugas ke lapangan sama kepala cabang nya langsung 🤧.
The big fact that she's just 22 and she's higher than me really slap me.
And I just like:"OASUW, AKU LAPO AE UMUR 22 COK! SEK SIBUK NONTON MV NE BITIES KARO MIKIR TEORYNE😭😭😭"
Anyway guys,
Im in love since forever with this guy ❤️
And this 😭
Happy weekend ❤️❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIAN
FanfictionHanya kisah yang sangat biasa dan pasaran antara pangeran kampus dan seseorang yang meyakini bahwa mereka Tak pernah bertemu sebelum nya. 'Hey, I'm Park Jaehyung (◔‿◔) coming from California' 'And I'm Kang Younghyun, coming from past to be your futu...