Ini bukanlah cerita dalam drama picisan yang membuat pemainnya patah hati, lalu hilang tenggelam dalam masalah percintaannya, stress seolah pemain utamalah yang paling menderita.
Ini adalah dunia nyata dimana tak peduli seberapa hancur jiwa dan ragamu, realita kampus, kantor, dan sosial tak akan memberi ampun memecut mental hingga titik terendah.
Semuanya merasakan sakit, tertekan, dan selalu hidup layaknya di tepi jurang. Dimana mereka kadang tak punya pilihan selain bertahan.
Seperti kewajiban, sakit hanya bisa di sembunyikan di ruang tergelap saat matahari masih bersinar, dan hampa mulai datang menghampiri dengan berjuta sisi tajam saat bulan menggantung bersama cahaya remangnya.
Hidup tak serumit cerita fiksi yang di tulis oleh seseorang dengan imajinasi hiperbola, namun juga tak selalu berakhir bahagia hanya karena orang-orang mengharapkan sebuah happy ending.
Dan karena semua tuntutan itulah, bahkan manusia yang di sebut-sebut sebagai pangeran di kampusnya ini masih berada nyaman dalam bilik meja di atas kursinya walau jam kantor telah usai.
Hanya masih menyisakan ruangan kosong berisi tumpukan dokumen dan barang-barang yang jelas manusia normal tau apa itu.
Layar berpendar itu hanya menampilkan menu terdepan benda persegi dengan sedikit lengkungan itu, menatapnya kosong tanpa jiwa tapi juga tak bergerak. Seolah-olah jika ia menatapnya samapi pagi, keajaiban akan terjadi.
Keajaiban yang ia harapkan semenjak hampir sebulan lalu.
Drtt drrtt
Berterimakasih pada getaran benda persegi panjang di samping papan berisi deretan huruf dan angka itu, yangsedikit banyak menyelamatkan pemikiran otaknya.
Busan’s Bear calling
“Aku yakin kau masih di depan komputer yang menyala, melamun dengan harapan yang sama”
Younghyun tak beniat menjawab, karena semua perkataan itu benar adanya.
Hembusan napas berat dapat ia dengar dari seberang sana
“Ya Kang Bra! Dengarkan aku, semua pemikiran negatifmu itu hanya ketakutan sesaat. Kenapa tidak mencoba dulu?”
Jangan tanya apa jawaban yang manusia rubah lontarkan, hanya hening lagi.
Menyisakan suara pendingin ruangan yang setia menderu. Anak dari pemilik gedung ini sangatlah kosong saat ini, ralat, bukan hanya saat ini.
Tapi semenjak insiden Han, ia bahkan sudah hidup tampa jiwa layaknya Zombie.
“Aku akan tidur di tempatmu malam ini, sebentar lagi jam magangku selesai. Kau langsung pulanglah, aku akan membawakan makanan sebelum ke sana”
“Tidak perlu, aku akan pulang ke rumah malam ini”
“Jangan bersembunyi dan hanya diam. Ini bukan seperti kau tak punya siapa-siapa untuk bercerita, hadapilah layaknya mereka memanggilmu sebagai pangeran di kampus. Jangan kabur kali ini. Aku tutup dulu, ingat! Jangan coba-coba kabur”
Panggilan berakhir begitu saja, masih menyisakan seseorang yang baru saja di marahi layaknya seorang anak TK yang tak segera kembali pulang untuk mandi dengan ponsel menempel di telinganya.
Di ikuti dengan senyum tipis, berkata pelan pada ponsel yang telah redup cahayanya
“terimakasih”
Ia tak peduli gelar pangeran kampus, panutan mahasiswa, manusia tertampan atau kakak tingkat idaman lagi.
Yang Younghyun inginkan hanya sedikit bernapas.
KAMU SEDANG MEMBACA
You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIAN
FanfictionHanya kisah yang sangat biasa dan pasaran antara pangeran kampus dan seseorang yang meyakini bahwa mereka Tak pernah bertemu sebelum nya. 'Hey, I'm Park Jaehyung (◔‿◔) coming from California' 'And I'm Kang Younghyun, coming from past to be your futu...