I thought you might like...

215 25 3
                                    

'Kenapa harus jawaban itu yang aku terima?'
'Kenapa kau tidak menolakku saja?'
'Apa kau tau, menjadi seperti ini hanya akan membuatku semakin berharap?'
Tentu saja hal itu tak akan pernah dikatakan dengan suaranya. Jelas karena itu akan membuat mereka canggung, juga karena Younghyun cukup yakin suara nya akan bergetar hebat.

"Earth to Brian, Hey!"
Suara Jaehyung mengintrupsi.

"oh, yeah. Let's go"

"So where we go?"

"I just found the new humberger restaurant around here, so... would you?"

"Cool!".

'Oh jesus,
Senyum itu, selemah inikah aku?'
Sekuat hati menyakinkan diri, bahwa pemuda berkacamata itu selalu dengan mudahnya memberikan senyumnya pada yang lain. Tanpa dia tau bahwa senyumnya mampu membuat orang lain diabetes.
Setelah saling melempar senyum, keduanya berjalan beriringan meninggalkan gedung fakultas seni. Baru akan beranjak dari pintu gedung menuju tangga area luar teras, terdengar suara yang tidak mencoba berteriak tapi masih bisa mereka dengar.

Sesosok pemuda dengan kulit seputih salju berwajah datar menyusul Brian dan Jaehyung menuju tempat mereka berdiri, di ikuti dengan pemuda lain yang hampir sama tingginya dengan manusia di depannya berjalan dengan sedikit menunduk malu.

"uri Kang beloved Brian, wow! Kejutan macam apa ini? 30 menit yang lalu kau mengejekku karena akan pergi ke gedung ini, tapi lihat dimana dirimu berpijak sekarang, hmm?!". Yang bertanya jelas tidak akan sungkan menggunakan mulut savage nya. Brian, hanya memutar malas matanya lalu memalingkan wajahnya ke taman depan gedung.

"Hai Sunbae". Suara halus akhirnya terdengar dari manusia yang dari tadi bersembunyi di belakang Yoongi.

"Hi, Jimin. Tidak usah sungkan begitu, panggil saja hyung". Pemuda berkacamata menjawab salam mahasiswa tingkat pertama itu masih dengan senyuman yang tidak pernah pudar.
Brian yang tadinya menatap sekelilingnya malas, kini sudah menatap penuh perhatian pada sosok yang selalu ia pikir malaikat itu. sedetik kemudian Younghyun berusaha mengusai dirinya lagi. Ia tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri.

"Hi Jimin, lama tidak bertemu. Masih betah saja dengan kulkas berjalan ini, kalau aku jadi kau aku-...ouch!!! Kenapa kakiku diinjak sih". Antara kaget dan kesal pada pemuda Daegu itu, sedangkan Jaehyung bingung dengan 93 line di depannya, Jimin kembali menunduk malu dengan warna rose yang dapat samar terlihat di pipi.

"Bacot!, urusi saja hatimu dulu sebelum orang lain!".
Tanpa memperhatikan yang lain, Yoongi langsung menarik tangan yang lebih muda meninggalkan dua makhluk lahir beda tahun itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Tanya pemuda California dengan kepala yang masih mengikuti arah perginya si Daegu dan Busan.

"Tidak ada. Hanya saja ada manusia di dunia ini yang enggan mengakui perasaannya padahal sudah sangat jelas".
'sama sepertiku'
teriak Brian dalam kepalanya sambil menampilkan senyum yang tak terbaca

"Sama sapertimu?"

Brian terkejut mendengar pertanyaan pemuda jangkung yang sekarang menatapnya polos sambil memperbaiki letak kacamatanya.
'apakah dia bisa membaca pikiran ku?'

"Apa maksudmu?"

"Kau dan..."
Menunggu kelanjutan nama yang akan Jaehyung katakan membuat Brian diam-diam menahan napas.
'apa dia tau?'

"Siapa yang coba kau maksud?" Brian mulai tidak sabar dan penasaran.
Pemilik mata sipit itu masih saja diam dan mulai menundukkan kepalanya membuat Younghyun mendekatikanya dan menyentuh dagu yang lain untuk membuat lawan bicaranya menatapnya.
Jarak mereka terkikis, Younghyun masih menunggu dengan setia dan mata mereka yang saling menatap.

"Kau dan..."
Mata Brian semakin membesar seolah dengan begitu pendengarannya tak akan salah.

"Kim Wonpil". Balas yang lebih tua dengan nada lebih seperti mencicit.

Brian hanya membeku tanpa menyadari bahwa tangan kanannya masih di dagu yang lebih tua sedangkan tangannya yang lain sudah berada di pinggang pada tubuh yang sama.









'Aku menyukaimu bodoh!'

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang