OS-CP9

182 20 0
                                    

Sebelum lanjut baca, jangan lupa vote, and voment ^^

Oke lanjuttttt

•••

Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian, Aya segera menuju ke ruangan rapat.

Untung saja kantor Rachel menempatkan sebuah ruangan di mana ada beberapa pakaian dan tempat tidur, dan mempermudah Aya agar tidak perlu kembali ke rumah.

Sesampainya Aya di depan ruangan, ia merasa seperti sedang di awasi.

Dengan cepat ia menepis pikiran itu dan membuka pintu ruangan.

Melihat kedatangan Rachel, Rita bangkit dan duduk tepat di samping kanan Rachel.

"Baik, rapat akan segera kita mulai." Ucap Rita.

15 menit berlalu

"Jadi bagaimana menurut nona Rachel tentang tawaran kerja sama yang perusahaan kami ajukan?" Tanya seorang pria yang duduk tepat di sebrang Rita. Jika di lihat dari kedudukan bisa saja pria itu adlah secertaris dari Reando.

"Apa yang menarik perusahaan R.H untuk bergabung dengan AlyaComp?" Saut Aya.

"Kami merasa dengan kerja sama ini, kedua perusahaan akan bisa menciptakan brand terbaru untuk setiap bulannya. Dan lagi kedua perusahaan akan mendapatkan keuntungan dengan pelonjakan saham setelah kerja sama ini di tandatangani." Aya memperhatikan setiap perkataan dan sesekali memeriksa dokumen itu.

Entah apa yang merasuki Aya, ada sebuah rasa dimana dia ingin mengatakan beberapa kalimat.

Tapi itu bukan yang ia pikirkan, seperti satu pikiran namun berbeda arah.

"Jika itu bisa membuat kedua perusahaan saling menguntungkan dan bisa menciptakan brand terbaru, mengapa tidak kita coba saja kesepakatan ini?" Dalam seketika Aya bingung dengan dirinya sendiri, bagaimana bisa ia mengatakan itu.

Sedangkan biasanya dia hanya diam dan Rita lah yang akan menjelaskan detailnya nanti.

Tapi apa yang Aya katakan saya ini?

Sungguh itu bukan dia, bahkan Aya saja tidak mengerti sebuah kesepakatan kerja sama antar kedua perusahaan.

Rachel

Seketika Aya berpikir, apa mungkin Rachel yang membuatnya mengatakan itu?

Mengapa tidak?

Dia memang ada di tubuh Rachel untuk membantunya bukan?

Mendengar jawaban Rachel, Rita merasa Rachel perlahan mulai kembali ke dirinya seperti dulu.

"Baiklah, jadi kesepakatan kerja sama antar R.H dan Alya kita sudahi sampai sini. Dan untuk rencana kedepannya akan kami hubungi kembali." Saut Rita, dan di anggukan paham pihak R.H Company.

"Baik." Ucap pria yang kini bangkit dari duduknya.

"Senang bisa bekerja sama dengan mu, "

"Nona Rachel Devinamira." Lanjut pria itu sembari mengulurkan tangannya.

Melihat itu, Aya dengan santai membalas jabatan tangannya.

"Bukankah, ini peluang yang memang menguntungkan kedua perusahaan,"

"Tuan Reando" Sambung Aya, dan segera melepas jabatan tangannya.

Rean dan dua pria lainnya keluar meninggalkan ruangan rapat.

Melihat Rita yang segera mengantarkan ketiga pria itu keluar ruangan, Aya mendudukkan dirinya kembali.

"Hufttt.."

"Rachel, jika memang itu benar pikiran mu. Mengapa kau tidak menemui ku? Ada banyak hal yang harus aku tanyakan, begitu banyak agak aku bisa melanjutkan kehidupan ini." Ucap Aya tanpa ia sadari.

Rachel memang selalu bersama Aya. Bahkan ketika Aya sedang dalam kebingungannya, Rachel menyaksikan semuanya.

Tapi, apa yang bisa ia lakukan?

Aya belum bisa melihatnya bukan?

Rachel akan menunggu sampai Aya bisa merasakan kehadirannya dan saling bertemu.

Dia tidak tega melihat Aya yang selalu kebingungan tentang urusan kantor, belum lagi tentang pamannya tempo hari.

"Aya, aku sangat berterimakasih.
Kau telah membantuku menyelesaikan kesalahpahaman ku dengan paman, dan tentang perusahaan ini."

"Aku akan selalu berada di sampingmu, membantumu ketika kau kesulitan.
Aku banyak berhutang budi padamu."

Ucap Rachel tentu saja hanya bisa ia dengar sendiri.

Merasa ada yang memperhatikannya, Aya membuka mata

"Kenapa akhir-akhir ini aku seperti sedang di awasi." Aya bangkit dari tempat duduk dan berjalan keluar ruangan.

Ketika baru saja membuka pintu, Aya tidak sengaja menabrak seseorang.

Brukkk

Dengan tubuh yang tidak siap Aya merasa dirinya terdorong kebelakang.

Dengan cepat sebuah tangan menarik lengan Aya dan menariknya.

Alhasil Aya berada di pelukan pria itu.

Aya sempat kaget, segera mungkin ia menyandarkan dirinya dan segera menjauhi tubuh seseorang itu.

"Sorry." Ucap Aya.

"Hmm," Saut nya, Aya menatap seseorang yang berada di depannya.


Maaf ya jika part kali ini terlalu pendek, tapi bakal ada part 1 lagi ko.

Happy Reading

OUR SOUL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang