OS-CP20

118 15 9
                                    

Sebelum lanjut baca, jangan lupa vote, and voment ^^

Oke lanjuttttt
•••
Happy Reading

Hari yang melelahkan bagi semua siswa.

Apalagi hari ini adalah hari Senin, dimana semua siswa berkumpul di halaman sekolah, mendengarkan ceramah bapak kepala sekolah yang sudah hampir 30 menit lebih tidak berhenti mengoceh di depan sana.

Semua murid menghembuskan nafas kasar dan menggerakkan kedua kakinya yang mulai sakit karena kebanyakan berdiri, tak hanya itu, beberapa siswa terkadang pingsan di tengah upacara, ada juga yang merasakan pusing, sehingga mereka menepi untuk mengistirahatkan diri.

Kalian tau bukan akal busuk mereka saat upacara, terkadang jurus jitu pura pura pingsan akan mereka lancarkan ketika sudah mulai lelah berdiri di lapangan itu.

Buset, tu kepsek ga cape apa, ngoceh mulu.

Tau, ga liat apa tuh ada yang udah pingsan juga.

Halah, gue tebak juga cuma pura pura tu anak.

Kadang suka mengiri gue ma anak PMR.

Lah?

Iya lah, dia mah neduh, mana duduk lagi. Lah kita? Berdiri panas panasan, sampe kebas ni kaki.

Saat tengah berbincang, seorang guru menghampir mereka.

"Ngobrol terus,"

"Kedepan aja sana, biar lebih puas ngobrolnya." mendengar suara itu, mereka langsung terdiam.

Resta, Nana, and Yesi yang mendengar ketiga cewek itu di tegur, rasanya ingin tertawa.

Bagaimana tidak, guru yang menegur tadi adalah guru yang terkenal killer dan menyebalkan. Guru yang menjadi musuh beberapa murid di setiap sekolah, guru yang selalu mengancam mereka dengan kata "point" dan "nilai merah".

Iya, siapa lagi kalo bukan guru BK.

Setelah melewati menit yang panjang di bawah sinar matahari pagi, mereka mulai kembali ke kelas masing-masing.

"Kayaknya tu kepsek minta di lengserin deh."

Plak

Nana mengeplak lengan adiknya itu.

"Sialan, sakit Na."

"Udah lah males debat, mending balik kelas" ucap Resta berjalan meninggalkan Nana dan Yesi.

"Bwhahaha, napa tu anak?" Yang di tanya hanya mengendikkan bahu.

"Serasa ngomong sama angin gue,"

"Eh bentar, ko kaya ada yang kurang-" Yesi menggunakan otaknya untuk mengetahui apa yang kurang di antara mereka. Setelah mengetahui apa yang kurang, ia menghentikan langkahnya.

"SIAL, CIA MANA?" Teriak Yesi, menghentikan langkah Nana dan Resta.

"Gak usah teriak Yesi!" ucap Nana

"Tau, kek di hutan aja lo. Cia, ya paling dah balik ke kelasnya." saut Resta sembari meminum susu kotak rada strawberry itu.

Mendengar jawaban saudaranya itu, Yesi mengangguk.

OUR SOUL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang