"Ada perlu sesuatu, tuan Reando?" Tanya Aya.
"Umm, handphone." Aya menengok ke dalam ruangan, dan benar benda pipih itu tergeletak di atas meja.
Rean memasuki ruangan dan segera mengambil handphonenya.
Setelah itu, dia tidak melihat wanita itu lagi.
"See you next time Rachel "
Pria itu berjalan meninggalkan ruangan rapat, dan segera menuju mobilnya.
Lain hal dengan Aya, dia merasa sangat lelah.
Aya membaringkan tubuhnya di sofa panjang yang terletak di samping depan meja kerjanya.
Saat Aya membaringkan tubuhnya, dia melihat sebuah amplop coklat yang beda di bawah sofa.
"Map?" Aya segera mengambilnya.
Map itu terlihat sedikit berdebu.
"Kenapa ada di sini." Sebelum membuka map itu, dia membersihkannya dengan beberapa tisu.
Aya perlahan membukanya.
Dia bingung dengan apa yang ia dapatkan di dalam map coklat itu.
"Sebuah kartu memori?" Sangat aneh, memori? Untuk apa? Pertanyaan yang berada di pikiran Aya seketika mendapatkan jawabannya.
Karena, bukan hanya sebuah kartu memori yang berada di dalamnya.
Tapi juga secarik kertas yang tertulis beberapa kalimat di atasnya.
Aya segera menarik kertas itu dan membacanya.
------------------
Saya memang tidak tau banyak hal, tapi mungkin kartu memori ini akan banyak membantumu.
Di dalam kartu memori itu, terdapat beberapa video dan beberapa catatan dokumen yang bisa menjelaskan bagaimana kecelakaan itu terjadi.
Degg
Apa maksudnya?
Rachel, saya memang tidak pernah kamu temui. Tapi karena kebaikan tuan Sam dan nyonya Mira yang membuat saya berani melakukan ini.
Kedua orangtuamu pernah menyelamatkan hidup saya, dan keluarga.
Saya sangat berhutang budi dengan mereka, dan betapa terkejutnya saya ketika mengetahui bahwa mereka meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Saya menyesal karena tidak bisa menolong mereka.
Namun, ketika saya tau bahwa nona baik-baik saja, mungkin saya bisa menebus rasa bersalah ini.
Saya hanya bisa membantu dengan memberikan ini, tapi jika nona butuh bantuan lainnya. Dengan senang hati saya akan membantu.
Nona, satu hal yang saya ingin saya sampaikan.
Seseorang yang menyebabkan tuan dan nyonya Sam meninggal, mereka berada di sekitar nona.
Tuan dan nyonya Sam selalu baik kepada siapapun, namun siapa sangka kebaikan mereka justru membuat beberapa orang memanfaatkannya.
Mereka sangat licik dalam melakukan sandiwara.
Karena tujuan mereka adalah..
Alya Company.
-------------------Ketika Aya membaca surat itu, lagi-lagi dia di buat bingung, lainhal dengan rasa yang ada di dalam dirinya.
Sebuah rasa ingin meluapkan emosi yang bahkan bukan dari diri Aya.
Aya paham apa yang saat ini ia rasakan, memang bukan rasanya saat ini.
Tapi, bukan tidak mungkin jika rasa ini adalah rasa yang Rachel ciptakan.
Aya berusaha keras menahan emosinya begitu besar dalam dirinya.
Namun.
Pranggg
Mendengar suara dari dalam ruangan Rachel, Rita segera masuk kedalam ruangan itu.
Betapa terkejutnya Rita melihat Rachel yang berdiri terdiam dengan pecahan vas bunga di depannya.
Rita berlari menuju Rachel yang berteriak dan menangis saat itu.
"Rachel!!"
"Aku benci semuanya, aku akan membunuh mereka!!"
"Rachel! tenang Rachel, tenang!" Rita saat ini bingung dengan situasi ini.
"Mereka pembunuh!! Akan ku buat mereka merasakan betapa mengerikannya kehilang seseorang yang sangat berarti bagi mereka!" Racau Aya dalam pelukan Rita
"Mereka harus merasakannya!!" Rita semakin mengeratkan pelukannya
"Rachel, hei tenang! Mereka akan merasakannya pasti. Kita akan membuat mereka merasakan apa yang telah kamu rasakan beberapa tahun terakhir ini." Sangat sakit melihat Rachel seperti ini, Rita sudah menganggap Rachel seperti adik nya sendiri.
Merasakan Rachel yang mulai tenang, Rita segera melepaskan pelukan itu.
Ketika pelukan Rita terlepas, tubuh Rachel pun jatuh ke lantai.
Rita segera memeluk tubuh Rachel kembali yang telah tergeletak di lantai.
"Rachel! Bangun, jangan seperti ini." Segera mungkin Rita memanggil salah satu pegawai untuk membantunya.
"Cepat panggilkan ambulance!!" pegawai itu segera menghubungi ambulance.
Sungguh Rita sangat tidak bisa melihat situasi ini, sakit sangat sakit untuk hatinya.
Rachel yang ia kenal bukanlah selemah ini, tapi Rachel yang ia kenal juga menyimpan banyak luka dan kesedihan yang tidak pernah ia bagi, tidak pernah ia curahkan, tidak pernah ia katakan kepada siapapun.
Bukan karena Rachel malu atau takut.
Hanya saja ia tidak ingin merasa di kasihan-ni, ia tidak ingin rasa perhatian yang ia dapatkan hanya sebatas rasa kasian.
"Aya, maaf."
Ucap Rachel kemudian menghilang seperti angin.
Jangan lupa vote, voment and follow akun ini❤️
Happy Reading...
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SOUL
Teen FictionApakah kalian pernah mendengar Transmigrasi Jiwa? Mungkin terasa familiar bukan? Tapi, apakah masih ada hal seperti itu di Jaman ini? Aneh, ajaib dan mustahil bukan? Sama halnya dengan yang di alami seorang wanita bernama Aya Alviaresa, dia mengalam...