Sebelum lanjut baca, jangan lupa vote, and voment ^^
Oke lanjuttttt
•••
Happy Reading
Di salah satu ruangan, seorang wanita tengah meriksa beberapa dokumen, hingga ketukan pintu berhasil mengalihkan pandangannya.Tok
Tok
Tok
"Kak Rachel,"
"Masuk,"
Pintu perlahan terbuka, menampilkan seorang wanita yang membawa sesuatu di tangannya.
"Kak," ucap wanita itu, sembari menyerahkan sebuah map coklat.
Rachel mengambil map itu, dan membukanya.
Setelah melihat isinya, Rachel mengerenyitkan dahi.
"Kartu nomor loker?" Rachel menatap wanita di depannya itu.
Isi dari map coklat itu tak lain adalah kartu nomor loker dan secarik kertas yang bertuliskan "Cari nomor loker itu di tempat pemandian umum, saya sudah memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Kamu bisa mendapatkan apa yang kamu cari selama ini."
Apa maksud dari isi kertas itu?
Apakah petunjuk lain?
Atau jawaban yang selama ini Rachel cari?
Ketika Rachel membalik kertas itu, tertulis sebuah nama yang berhasil membuatnya terdiam.
"Nikolas," melihat Rachel terdiam, wanita itu mengambil kertas yang ada di genggaman Rachel.
"Jangan bilang,"
"Jeje, dari mana kamu mendapatkan map ini?"
"Dari Ratih kak. Ratih juga bilang, jika yang memberikannya map ini adalah seorang pria yang entah dari mana asalnya."
"Cari pria itu," Jeje terdiam.
"Kak, pria itu sudah tidak ada." Mendengar apa yang di katakan Jeje, Rachel kembali mengernyitkan dahinya.
"Setelah memberikan map ke Ratih, pria itu mengakhiri dirinya dengan melompat ke sungai dengan arus deras."
Mendengar apa yang di katakan Jeje, Rachel mengambil handphone-nya.
"Panggil Ratih ke ruangan ku," setelah mengatakan itu, Rachel mengatur nafasnya.
"Jeje, panggil Adrian." Jeje mengangguk, dan mulai meninggalkan ruangan.
Rachel mendudukkan diri di kursi kebesarannya.
Ketika Rachel tengah fokus dengan keheningan, tiba-tiba sebuah suara berhasil membuatnya terkejut.
"Aya, buka laci di sebelah kiri rak buku."
Ingin rasanya dia memukul pemilik suara itu.
Bagaimana tidak, tiba-tiba muncul mana langsung nyuruh orang lagi.
Rachel, berjalan ke arah meja di samping rak buku itu, melihat laci itu tidak memiliki kunci, Rachel memutar bola matanya malas.
"Kuncinya, dimana?" Tanyanya
"Dalam vas bunga, di depan mu."
Rachel mengambil vas bunga itu, lalu mengeluarkan bunga hiasan itu.
Setelah menemukan kuncinya, dengan hati-hati dia membuka laci itu, saat laci terbuka terlihat beberapa barang yang setiap barangnya terbungkus plastik.
"Bukti?"
Dapat dia tebak, jika barang yang ada di laci itu adalah beberapa bukti yang sudah di kumpulan Rachel asli. Karena di setiap plastik itu juga tertulis nama barang beserta tanggal.
"Iya, barang-barang itu sudah semuanya aku kumpulkan. Hanya," Ucap sosok itu terhenti.
"Hanya?" Saut Rachel.
"Hanya kamera dasbor yang belum bisa aku temukan. Jika tebakan ku benar, barang yang ada di loker pemandian umum itu kemungkinan besar adalah kamera dasbor mobil yang di kendarai Papah hari itu."
"Kenapa seyakin itu?"
"Aya, kamu membaca surat itu sendiri bukan. Jika nama yang tertera di surat itu adalah Nikolas. Dari penjelasan Jeje tadi sore, kamera dasbor mobil Papah berada di rumah Nikolas." Jelas sosok itu, mendengar itu Rachel mengangguk.
"Bener juga, lalu-" ucapan Rachel terhenti ketika pintu ruangannya di ketuk dan terbuka perlahan.
Rachel menutup kembali laci itu, tak lupa untuk menguncinya.
"Pergi ke pemandian umum secepatnya Aya, kemungkinan besar mereka juga mencarinya." Ucap sosok itu, dan perlahan menghilang bersama hembusan angin.
Rachel menatap ketiga orang yang baru saja memasuki ruangannya.
Rachel menatap wanita di samping Jeje, dan berjalan ke arah kursi kebesarannya.
"Maaf nona Rachel, ada yang bisa saya bantu?" Ucap wanita itu.
"Kamu ingat, ciri-ciri pria yang memberikan map itu?" Saut Rachel.
Ratih mengangguk "Ingat nona. Jika di lihat dari penampilannya, kemungkinan besar dia seorang supir pribadi."
"Setelah memberikan map itu ke saya, dia berlari dengan tangan yang memegangi perutnya yang mengeluarkan darah."
"Darah?"
"Benar nona. Jika di lihat lebih jauh, kemungkinan besar luka di perut pria itu adalah luka tusuk." Rachel mengangguk.
"Ratih, kamu bisa kembali bekerja."
"Baik nona, permisi." Setelahnya Ratih keluar dari ruangan.
"Adrian,"
"Iya kak?"
"Identitas pria itu, sudah kamu temukan?"
"Seperti yang Ratih katakan. Pria itu adalah seorang supir pribadi, yang tak lain adalah supir pribadi dari tuan Nikolas."
Rachel tersenyum.
Melihat senyuman di wajah kakak perempuannya itu, dapat Adrian dan Jeje rasakan atmosfer ruangan berubah.
"Ternyata, tanpa kita sadari kita memiliki sekutu."
Apa yang Rachel katakan berhasil membuat Adrian dan Jeje juga tersenyum.
"Kalian tau, apa yang harus kalian lakukan?"
"Segera atur beberapa orang kita untuk mengambil benda di pemandian umum itu"
"Apapun yang terjadi, benda yang ada dalam loker itu harus kita dapatkan. Paham." Tanya Rachel, mendengar itu Adrian dan juga Jeje mengangguk.
Setelahnya, mereka berdua meninggalkan ruangan.
Rachel berjalan ke arah jendela ruangan, dan menatap langit malam.
"Ku harap, semuanya segera berakhir. Dan ingatan ku segera kembali."
TBC!
Jangan lupa vote, komen and follow
See you next chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SOUL
Teen FictionApakah kalian pernah mendengar Transmigrasi Jiwa? Mungkin terasa familiar bukan? Tapi, apakah masih ada hal seperti itu di Jaman ini? Aneh, ajaib dan mustahil bukan? Sama halnya dengan yang di alami seorang wanita bernama Aya Alviaresa, dia mengalam...