27

6.6K 575 159
                                    

Dahlah langsung aja baca yaa,labil amat gua gegara baca komenan doang :( thanks lahhh buat yang udah support, malah berat jadinya unpub gegara komenannya :(

.

jangan lupa vote dan komennya !!!.
.
.

~Happy Reading~


Tidak mengantarkan Hana kembali kerumahnya, Haruto memilih membawa istrinya itu pergi kepinggiran ibukota jakarta, lebih tepatnya perumahan yang berada di Tangerang, yang tidak berada jauh dari rumahnya.

"ini kita kerumah siapa to?" tanya Hana dengan suara sengaunya saat mereka baru saja melewati pos satpam perumahan.

"rumah kita" jawab Haruto dengan laju motor mulai melamban.

Hana yang mendengarnya hanya mengerutkan dahinya bingung, hingga mereka berhenti didepan rumah yang jauh lebih kecil dari rumah mereka berdua.

"turun yuu" Ajak Haruto seraya melepas helmnya dan merasakan Hana sudah turun dari jok belakangnya.

"ini rumah kosong lhoo to" ucap Hana sambil mengedarkan pandangnya pada sekeliling perumahan yang tampak masih kosong, hanya beberapa lampu rumah saja yang menyala, pertanda bahwa rumah tersebut diisi.

"emang masih kosong sayanggg, lu ga mau pulangkan? Makanya gua ajak kesini, ga ada yang tau rumah ini kecuali bang uncuk sama lu sekarang" jelas Haruto kini menggandeng tangan Hana memasuki pekarangan rumah minimalis itu, membuka kunci pintu yang ia satukan dengan gantungan kunci motornya, mereka masuk dengan keadaan dalam rumah yang gelap.

"Ttoo" cicit Hana takut, dan mengeratkan genggaman tangannya pada suaminya itu.

"sebentar" Haruto kembali menggandeng Hana keluar rumah, dan menghidupkan listrik dari meteran depan rumah.

"Nahhh terangkan" seru Haruto sumringah dan kini kembali menarik Hana masuk kedalam rumah, tampak sudah terisi sofa hitam kecil dan meja, dibagian petak pertama rumah tersebut.

"sebenernya, ini rumah siapa?" tanya Hana saat Haruto melepas genggamannya dan menepuk sofa, bermaksud menghilangkan debu, padahal sofa tersebut masih berbalut plastik sama dengan meja dihadapan mereka. Setelahnya ia menarik Hana untuk ikut duduk bersamanya.

"rumah kita"

"kok rumah kita?" tanya Hana menatap Haruto bingung, sedangkan pria itu kini menatap lekat dengan sorot iba pada Hana yang tampak kacau, surai Hana yang masih agak terlihat berantakan, mata bengkak serta hidung yang tampak memerah akibat banyak menangis, dan suara Hana yang terdengar sengau. Bukannya menjawab Haruto memilih menaikkan dagu wanitanya itu, meneliti seluruh wajah Hana hingga kelehernya, dan beralih pada lengan Hana, hingga akhirnya matanya menemukan beberapa garis luka yang tampak memerah yang Haruto yakin itu bekas cakaran.

"kenapa nekat banget sihh han?" tanya Haruto pelan, menatap mata Hana dengan pandangan sendunya.

"kamu sebenernya tau kan soal abang?" tanya Hana balik.

Terdiam, Haruto menipiskan bibirnya dengan tangannya yang beralih melepas ikatan rambut Hana lalu mulai merapihkannya dengan gerakan lembut.

"aku tanyaa too, aku ga minta kamu rapihin rambut aku" Hana tampak kesal, lalu menarik tangan Haruto dari atas kepalanya.

"kenapa ga jawab?" tanya Hana melihat Haruto yang menunduk dengan tangan pria itu beralih menggenggam sebelah tangan Hana.

"iya gua tau" jawab Haruto pelan.

"kenapa kamu ga kasih tau aku???" suara Hana terdengar agak meninggi, membuat Haruto langsung saja menoleh terkejut pada istrinya itu.

"kamu tau gaa? Gimana aku langsung ngerasa bersalah sama orangtua aku setelah tau siapa yang hamilin kak winter, kalo aja aku tau bang Jihoon pernah kaya gini juga, lebih baik aku gugurin dari awal kandungan ak-"

Married By Accident - Haruto (Revisi) - END -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang