Part 2

77 21 12
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Stella memasuki kantin yang penuh dengan lautan manusia.  Netra Stella meneliti seluruh penjuru tempat itu untuk mencari keberadaan Keisya. Dahi Stella mengerut ketika melihat temannya sedang duduk bersama cowok. Tanpa menunggu, Stella pun mendekati mereka.

"Sya," panggil Stella. Keisya bersama cowok itu terkesiap kala mendengar panggilan Stella.

"Eh, sini duduk," titah Keisya. Dia bergeser, memberikan ruang untuk Stella duduk. Stella mengangguk.

"Kenalin, dia Kevin."

"Vin, ini Stella."

Keisya memperkenalkan mereka berdua. Kevin terlebih dulu mengulurkan tangan pada Stella dan gadis itu pun menyambut.

"Estella Danica."

"Kevino Danendra."

Mereka mengeluarkan suara secara bersamaan. Entah perasaan Stella atau memang benar, Kevin menatap dirinya dengan sorot yang sulit diartikan. Hal itu tentu saja membuat Stella kurang nyaman. Kevin beranjak, berpamitan kepadanya dan Keisya untuk kembali ke kelas.

Stella tertegun, melihat Kevin yang mengacak pelan surai Keisya. Interaksi antara Keisya dan Kevin lebih mencerminkan pasangan, bukan teman. Setelah punggung Kevin tidak lagi terlihat, buru-buru Stella mengalihkan tatapan kepada Keisya.

"Kamu selingkuh sama Kevin?" tanya Stella.

Empat kata itu bebas dari bibir Stella dan  membuat Keisya tersedak. Kerongkongannya sangat perih lantaran kuah bakso yang pedas. Stella yang melihat hal itu pun memberikan air mineral kepada Keisya.

"Parah banget sih, lo!" sembur Keisya.

Stella terdiam. Namun, ingatan Stella kembali pada Kevin. Gadis itu melayangkan pertanyaan yang sama seperti sebelumnya kepada Keisya.

"Busetdah, gue setia kok sama Atlair. Kevin itu temen gue dari kecil, Stella," jelas Keisya.

Drrtt..Drrtt..

Kegiatan belajar mengajar telah berakhir. Seluruh siswa siswi SMA Saebom menyambut dengan suka cita. Stella memasukan seluruh buku dan perlengkapan tulis ke dalam ransel. Kegiatan gadis itu harus terhenti ketika benda pipih di laci meja bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Deretan angka tanpa nama alias nomor tak dikenal terpampang di layar ponsel Stella.

"Halo."

Hening. Tidak ada jawaban justru terdengar sambungan terputus. Dahi Stella mengerut, mencoba menebak siapa orang yang berada di sebrang sana. Lamunan Stella buyar ketika Keisya menepuk pundaknya.

"Ngapa lo? Jangan suka ngelamun, di sini penjaganya galak!" beritahu Keisya. Stella hanya menggelengkan kepala pelan, gadis itu melanjutkan kembali kegiatannya yang tertunda.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang