Part 9

19 8 0
                                    

✨ ✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨ ✨✨

Pagi hari selalu menawarkan dua pilihan, yaitu tetap tidur dan melanjutkan mimpi atau bangun untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Seperti biasa, matahari menjalankan tugasnya menyinari dunia. Seorang gadis sudah rapi dengan seragam yang melekat di tubuh mungilnya.

"Sorry, nunggu lama ya?" tanya Stella.

"Gue juga baru sampai kok, santai," jawab Keanu.

Stella tersenyum dan mereka pun memasuki mobil, siap membelah jalanan padat kota Jakarta. Yang terjadi sekarang hanya keheningan, belum ada yang membuka suara sedari tadi. Deringan ponsel si lelaki membuat gadis itu ikut menoleh.

"Iya Bang, lo tenang aja di situ, Stella aman sama gue."

"Abang?" tanya Stella kepada Keanu. Lelaki yang umurnya jauh di atas Stella menganggukan kepala sembari meletakan benda sejuta umat itu ke dashboard.

"Maaf ya, abang emang ribet banget orangnya. Aku udah suruh buat cari supir sementara, tapi nggak mau," timpal Stella.

"It's okay, gue gapapa. Lo nggak usah ngerasa canggung, ngrepotin, atau apa pun itu."

Stella tersenyum dan mengangguk guna merespon ucapan lelaki di sampingnya. Keanu lah yang akan menggantikan tugas Atlair selama pria itu di luar kota. Menolak? Sudah Stella lakukan dan kalian pasti sudah tahu jawaban dari seorang Atlair Oberon yang terlewat possesive kepada Stella.

Selang beberapa saat mobil yang mereka gunakan sudah sampai di SMA Saebom. Gadis itu turun setelah Keanu membukakan pintu. Si lelaki kembali menancap pedal gas membelah jalanan kota Jakarta. Tanpa Stella ketahui ada sepasang netra yang menatap datar dirinya.

Seorang cowok bersiul saat menuruni anak tangga, menandakan bahwa dirinya sedang bahagia. Sesampainya di meja makan tentu saja cowok itu menjadi pusat perhatian dan memunculkan tanda tanya besar.

Yaps, tersangka adalah Alfarellza Dirgantara. Sosok yang akan bangun jika Bunda Renata mengeluarkan suara emasnya, alias teriakan. Namun, pagi ini berbeda, cowok itu sudah rapi dengan stelan yang menjadi identitas dari SMA Saeboom. Meskipun, kata rapi menurut Farel dan orang pada umumnya sangat berbeda.

"Bun, Abang kena sawan deh kayaknya," bisik Abel.

"Mungkin dek," jawab Renata.

Sedangkan Reinhard hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Lain hal dengan Farel yang menjitak pelan kepala adiknya itu dan dibalas dengusan sebal dari si empu.

"Abel tau nih, pasti efek Kak Bintang," tebak gadis cilik itu.

Melihat tanda tanya di iris keluarganya membuat Abel menyengir lebar. "Stella itu artinya Bintang, mulai sekarang Abel mau panggil Kak Bintang aja biar beda dari yang lain," jelasnya.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang