Cover by @shana_publisher
Budayakan follow sebelum baca🧡🧡
Hidup Estella Danica sudah berantakan sedari gadis itu masih berumur lima tahun. Berawal dari kepergian ayah, kematian bunda di depan mata kepala Stella sendiri. Kehidupan Stella dapat diu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✨✨✨
Indah semua cerita Yang t'lah terlewati dalam satu cinta Kita yang pernah bermimpi Jalani semua, hanya ada kita
Namun ternyata pada akhirnya Tak mungkin bisa kupaksa Restunya tak berpihak Pada kita
Mungkinkah aku meminta Kisah kita selamanya?
Atlair langsung mematikan musik sebelum bait reff awal selesai. Pedih. Lagu itu sangat cocok dengan kondisinya sekarang. Meski mereka saling mencintai akan tetapi terhalang restu, sakit bukan.
Stella sedari tadi memperhatikan Atlair yang terlihat uring-uringan. Apakah hubungannya dengan Keisya sangat rumit? Gadis itu ingin sekali bertanya, tapi urung, mencoba memberikan waktu kepada Atlair sampai benar-benar ingin bercerita sendiri.
"Kemarin, kata Bi Inah kamu pergi? Kemana?"
Mendengar pertanyaan dari Atlair membuat Stella kembali mengingat kejadian memalukan itu. "Jogging, Bang."
Pria disebelahnya mengerutkan dahi. "Tumben."
Gadis itu menggingit bibir sambil melirikan netra ke arahnya abangnya, "Bi Inah belum cerita gitu ke Abang?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Ya gapapa, pengin aja." Ucapan gadis itu hanya dibalas anggukan oleh Atlair. Lalu, Abangnya kembali membuka pembicaraan. "Keisya kalau di sekolah gimana?"
Langsung saja Stella memberikan sorotan menelisik. "Abang sebenernya ada hubungan apa sama temen aku?"
Atlair tidak langsung menjawab, melainkan termenung sejenak. Lalu, terdengar helaan napas dari pria itu. Seakan menunjukan beban berat yang sedang Atlair pikul. "Entahlah."
Stella berdecak mendengar penuturan Atlair yang sarat akan keputus asaan. "Cerita makanya, biar Stella bisa kasih saran." Atlair menatap Stella, terlihat sedang menimang sesuatu.
Lalu, pria itu memantapkan diri. Mungkin bercerita tidak akan merubah apapun, tapi setidaknya akan sedikit mengurangi bebannya.
"Keisya dijodohin."
"Hah?"
Fakta tentang Keisya yang akan dijodohkan membuat Atlair mengambil keputusam besar, yaitu melamar kekasihnya. Kini, Atlair sudah siap dengan tuxedonya. Atlair menatap dalam diam bangunan yang tinggi menjulang di depan. Kediaman Keisya.
"Jadi, kalian berdua memiliki hubungan spesial? Keisya sudah bercerita banyak tentang kamu."
"Benar tante, dan kedatangan saya ingin melamar Keisya."
Terlihat jika wanita itu kurang merespon dengan baik. Membuat Atlair menyimpulkan bahwa sekarang giliran dirinya untuk berjuang.