Cover by @shana_publisher
Budayakan follow sebelum baca🧡🧡
Hidup Estella Danica sudah berantakan sedari gadis itu masih berumur lima tahun. Berawal dari kepergian ayah, kematian bunda di depan mata kepala Stella sendiri. Kehidupan Stella dapat diu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✨✨✨
Stella berjalan di koridor kelas yang cukup sepi. Sangat berbeda dengan kondisi lapangan basket yang ramai karena ada kegiatan ekstrakulikuler. Jam pulang sekolah sudah terlewat sekitar lima belas menit yang lalu.
Stella harus menunda kepulangan lantaran mendapat giliran piket. Langkah kaki Stella terhenti ketika melihat bayangan bola mengarah padanya. Bukannya menghindar, Stella justru menutup rapat matanya. Dia sudah pasrah jika harus mendapat hantaman dari benda tersebut. Namun, Stella tidak merasakan meskipun sudah sepersekian detik berlalu. "Buka mata lo," kata seseorang.
Stella seperti tidak asing dengan suara itu. Lalu, dengan segera Stella membuka netra dan langsung mendongak. Tatapan Stella bertemu dengan iris hitam pekat milik cowok di hadapannya.
Ah, iris itu... yang selalu memenuhi kepalanya, akhir-akhir ini. "Gue Farel." Suara berat cowok itu membuat detak jantung Stella tidak beraturan, belum lagi tatapan yang dia berikan sangat lekat.
Atensi mereka teralihkan saat mendengar ucapan seseorang. "Rel, lo gapapa, 'kan?" Yang dipanggil Rell mengacungkan jari tengah. "Gue bukan cewek yang harus ditanya kayak gitu," jawab Farel lugas.
"Oke deh, Sorry ya," balasnya. Farel hanya mengangguk, tidak berniat menimpali ucapan orang itu.
"Kamu yang nolongin aku?" tanya Stella.
Setelah melihat interaksi dua orang asing itu, Stella yakin jika cowok jangkung ini lah yang menyelamatkan dirinya. Namun, tetap saja pertanyaan bodoh itu meluncur bebas dari bibir Stella.
"Harus banget gue jawab?"
"Engga juu,- Eh, tunggu!!" teriak Stella.
Farel berjalan dengan langkah lebar, teriakan stella hanya dijadikan angin lalu. Karena berusaha menyamakan langkah dengan Farel, membuat Stella berjalan terseok-seok. Sampai Stella tidak melihat jika ada undakan tangga di depannya. Sudah pasti tubuh mungil Stella tersungkur dan membuat lututnya tergores.
Belum sembuh dari rasa terkejut karena jatuh, kini tubuh Stella melayang ke udara akibat perbuatan Farel yang menggendongnya ala bridal style.
"Kamu ngapain?!" tanya Stella kaget.
Stella refleks mengalungkan tangan pada leher Farel. Stella mengumpat dalam hati kala cowok jangkung itu tidak berniat menimpali ucapannya. Yang menjadi masalah adalah, debaran jantung Stella yang tidak normal, akan sangat malu jika Farel sadar hal tersebut.
Sekarang, Stella sedang menunggu jemputan. Jangan lupakan Farell yang masih bersama dirinya. Luka saat jatuh tadi sudah cowok itu balut dengan hansaplast. "Ah manis juga sikap si cowo jangkung," batin Stella.
Saat sedang asyik menikmati raut tampan Farel dari samping, ponsel dalam sakunya bergetar dan nama Atlair terpampang pada layar.
Bang Atla Keanu otw jemput kamu, nanti kita langsung ketemu di lokasi, Atla masih ada urusan bentar.