Part 11

27 7 0
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Mobil Keanu sampai di depan gerbang kediaman Stella. Gadis i =tu bersiap akan turun. Tetapi Keanu dengan segera menghentikan niat Stella.

"Sorry, soal tadi."

Stella mengela napas. "Gapapa. Aku juga minta maaf atas nama Farel.," lirih Stella.

"Lo nggak perlu lakuin itu demi cowok kayak dia, Stella," dengus Keanu.

Stella menggelengkan kepala, bagaiman juga Farel adalah temannya. Cowk itu sudah melukai Keanu tanpa alasan, dan Stella tentu saja tidak enak hati. Setelah mengucapkan terima kasih kepada Keanu, pun Stella undur diri.

Sampai di kamar, Stella langsung menuju laci meja rias. Mengambil botol kecil dan mengambil isinya. Usai pil itu tertelan, Stella langsung merebahkan diri, tidak mandi atau sekedar berganti baju.

Stella meringkuk seperti bayi. "Ica kangen bunda," gumamnya.

Tempat minim cahaya itu sudah seperti lautan manusia. Mereka menggerakan tubuhnya mengikuti alunan musik sang DJ. Bau alkohol menyeruak. Belum lagi asap rokok, wanita berpakaian minim, dan pria hidung belang. Klub malam. Tempat maksiat yang nikmat.

Seorang cowok bermanik tajam tengah menikmati whiskey dengan tatapan fokus ke depan. Farel, pikirannya terpusat pada satu gadis, siapa lagi jika bukan Stella. Pengakuan Keanu beberapa jam lalu membuat suasana hatinya memburuk dan berakhir di sini.

Lamunan Farel buyar ketika ada jalang yang duduk dipangkuannya. Wanita itu menggerayahi tubuh Farel. Langsung saja Farel memberikan tatapan tajam padanya. "Lo buta? Gue keganggu sama lo, bitch!" sembur Farel.

Karena melihat sirat kemarahan di mata Farel tanpa berpikir ulang si penggoda beranjak menjauh. Kegiatan cowok itu yang akan kembali menuang minuman terhenti kala seorang gadis datang.

"Gue mau ngomong sama lo!"

Farel menatap datar si pelaku, "Apa?"

Bukannya menjawab gadis itu justru menarik tangan Farel agar berdiri dan mengikuti langkahnya. Belum sempat itu terjadi sang cowok menyentak kasar tangan serta mendorong bahu perempuan yang bernama Keisya.

Tubuh Keisya limbung, jika saja tidak ada Kevin yang menahan tubuh Keisya pasti si gadis sudah jatuh sekarang. "Nggak usah kasar bisa kan?!" sentak Kevin.

"Bacot!" sembur Farel.

"Lo gapapa?" tanya Kevin

Keisya mengangguk. Tidak lama setelah itu air wajah Keisya berubah sendu. "Vin, dia kembali," lirih Keisya.

"Lo tenang aja, Farel bisa ngatasin masalahnya sendiri."

"Tapi sekarang beda Vin, ada Stella."

Kevin mengembuskan napas pelan, tak berminat untuk menjawab pertanyaan Keisya. Digandengnya tangan gadis itu untuk pergi dari sana.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang