Part 21

14 5 0
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Kelopak mata Stella perlahan terbuka, membiasakan dengan cahaya sekitar. Netranys meneliti setiap sudut ruangan yang tampak asing. Stella tertergun. Bagaimana tidak, banyak foto dirinya yang tertempel di dinding, mulai dari Stella kecil sampai sekarang. Bau parfum yang biasa Stella pakai sangat menyeruak. Si gadis mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

Stella meninggalkan Rumah Sakit dan pergi ke alamat yang nomor asing kirim untuk menemui Farel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stella meninggalkan Rumah Sakit dan pergi ke alamat yang nomor asing kirim untuk menemui Farel. Di tengah perjalanan supir taxi memberikan minum dan setelah itu Stella kehilangan kesadaran. Sontak, Stella mencari keberadaan ponselnya. Stella berbalik ketika mendengar suara pintu terbuka. Terlihat seorang wanita membawa nampan.

"Makan dulu, Non." Melihat penampilan wanita itu Stella bisa menebak jika dia adalah seorang maid.

"Aku dimana?"

"Maaf, tugas saya hanya mengantarkan makanan. Saya permisi Nona."

"Hei!" teriak Stella

Tangan Stella bergerak aktif menggedor pintu. "Buka pintunya! Aku mau pulang." Tubuh Stella luruh dan terduduk di lantai. Cairan bening turun dengan deras. Ia menyembunyikan wajah di lipatan tanganya.

"Atla, Stella takut."

Stella terbangun dari tidur karena terlalu lelah menangis. Selurih badan si gadis terasa pegal. Belum lagi rasa pening yang menyerang. Stella mencoba berdiri dengan berpegangan pada knop pintu.

"Luna." Stella terdiam kaku saat melihat seorang gadis berjalan mendekat dengan senyum miring.

"Keliatannya rencana gue berhasil nih," kelakar Luna.

"Apa, sih yang kamu mau dari aku?" tanya Stella.

"Farel," jawabnya serius.

Di luar dugaan Stella mencengkram pergelangan tangan Luna membuat si gadis meringis. Melihat wajah Luna membuat amarah Stella meningkat drastis.

"Lepas! Emang bener gila ya lo," teriak Luna. Stella tidak mendengar ucapan Luna. Ia justru menyeret Luna ke sudut ruangan.

PRANG!

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang