Part 27

14 5 0
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Stella mengamati Farel yang tengah terlelap di sofa kamarnya. Cowok itu menggunakan paha Stella sebagai bantalan. Dasar Alfarellza, dia yang paling ngotot memerintahkan Stella agar langsung istirahat jika sampai di rumah. Namun, lihat cowok itu yang membuat Stella tidak dapat beranjak walaupun sejengkal.

Bibir Stella tertarik ke atas, melihat pemandangan wajah Farel yang tetap tampan—bahkan kadarnya meningkat— meskipun sedang tidur.

Sebenarnya Stella masih tidak percaya bisa mendapatkan seorang most wanted SMA Saebom.

Niat Stella yang akan membelai surai Farel terhenti karena ponsel kekasihnya berdenting.

Dengan gerakan hati-hati Stella mengambil benda pipih tersebut. Senyum Stella sudah tidak dapat ditahan ketika melihat lockscreen ponsel Farel adalah fotonya.

Namun, senyum Stella lenyap ketika nama Luna tertera di layar. Rasanya Stella ingin membuka pesan yang Luna kirim. Akan tetapi, ia urungkan. Karena itu adalah privacy orang lain, meskipun Farell adalah kekasihnya.

Setelah mengela napas dalam, tangan mungil Stella meletakan ponsel Farel ke tempat semula. Lalu jari lentik Stella menyusuri setiap inci wajah cowok itu.

Hal tersebut tentu saja membuat Farel mengerang dalam tidur. Bukannya berhenti Stella justru semakin intens melakukan tindakan usil itu. Sekarang, yang Stella lakukan adalah menangkup pipi tirus Farel dan menekan-nekan hingga bibir cowok itu mengerucut. Sangat menggemaskan.

Stella terkikik geli ketika Farel menangkap tangannya dan dipegang erat, dengan mata masih terpejam. Tidak kehilangan akal, Stella menggunakan tangan kiri mengacak-acak rambut hitam legam cowok itu.

"Stella," peringat Farel parau. Suara khas orang bangun tidur.

"Bangun, makanya. Kaki aku pegel," protes Stella.

Farel tidak mendengar penuturan Stella. Cowok itu justru merubah posisi menjadi memeluk perut rata si gadis. Tentu saja jantung Stella berdetak kencang, ia belum pernah menerima perlakuan seperti ini sebelumnya.

"Farel," rengek Stella.

"Hm."

"Bangun dulu," pintanya.

Manik Farel terbuka, dan setelahnya menyunggingkan senyum lebar, sangat manis. Membuat rona merah muncul di pipinya. Stella merutuki dirinya sendiri yang langsung merona hanya karena melihat Farel tersenyum.

"Tambah cantik kalo lagi blushing," goda Farel.

"Dasar perayu," cibir Stella.

Farel mengecup punggung tangan Stella yang berada di genggaman. Guna menyembunyikan rasa gugup, Stella pun menarik pelan tangannya dan mendorong tubuh kekar Farel agar terbangun.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang