Part 8

23 8 1
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

"Ngaco lo!" sentak Farel.

"Dih, kok ngamuk! Kan tadi Bunda sebut nama man–"

"Ra, udah," potong Renata.

Stella yang berstatus orang baru tentu saja canggung melihat interaksi mereka semua. Tetapi satu hal yang Stella yakini, mereka keluarga harmonis. "Bang, siapa itu?" Renata menanyakan dengan setengah berbisik. Namun, masih terdengar oleh Stella.

"Kenalin, dia Stella."

"Salam kenal tante," kata Stella sembari menyalami Renata.

"Aduh, Bunda salah orang. Maaf ya Stella," sesal Renata.

"Gapapa Tante."

Stella memberikan buket bunga yang tadi dia beli sebagai hadiah untuk Renata. Tidak disangka Renata memeluk Stella setelahnya. "Panggil Bunda aja," pinta Renata.

Stella tertegun. Ini adalah kali pertama Stella merasakan pelukan hangat seorang ibu. Setelah bertahun-tahun lamanya. "Iya, Bun-bunda," gagap Stella.

Stella hanyut dalam suasana keluarga Farel. Di sana juga sudah ada Reinhard–Ayah Farel. Lagi, adik Farel yang bernama Arabella. Sifat Farel dan Abel sangat bertolak belakang. Contohnya saja jika Farel cuek, Abel lebih banyak bicara.

"Alfa, pinter juga cari pacar," ucap Reinhard.

Semua pasang mata tertuju pada Stella. Hal itu jelas membuat Stella cengo, bingung harus bersikap bagaiman. "Alfa itu gue," seloroh Farel.

Sontak saja Stelle tersenyum kikuk, membuat mereka tertawa renyah. "Saya hanya bercanda, santai saja."

Ternyata, kejutan yang Reinhard berikan untuk Renata adalah mini party di taman belakang rumah. Setelah acara tiup lilin kini mereka sedang bercanda ria. Perasaan Stella campur aduk kala melihat kebersamaan keluarga Farell, ada senang, sedih, miris, dan juga iri.

Seorang pria membawa kue tart di tangannya yang kekar, sudah ada gadis kecil dan remaja laki-laki yang mengekori.

"Happy Birthday Bunda!!" kompak mereka.

Terlihat wanita itu terkejut dan netranya berkaca-kaca. Cairan bening mengalir saat sang pria memintanya untuk make a wish dan meniup lilin. Setelahnya gadis kecil tadi mendekat dan memeluk si wanita.

"Selamat Ulang Tahun, Bundanya Ica."

Wanita itu tersenyum haru, dibawanya tubuh mungil Ica ke gendongan lalu mengecup seluruh inci wajah si gadis. "Terima kasih para kesayangan Bunda. Bunda aja lupa."

"Bunda jangan khawatir, karena ada Ica, ayah, dan Atla yang akan selalu ingetin ulang tahun Bunda."

Stella tersentak kaget saat bahunya ditepuk seseorang. Membuat lamunanya buyar detik itu juga.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang