Part 19

10 5 0
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Seorang gadis meringis, merasakan pening yang menyerang kepalanya. Tidak tahu sudah berapa lama dirinya menangis. Stella memutuskan untuk pulang lebih awak karena kegiatan SMA Saebom masih bebas.

Gadis itu tersungkur ketika ada yang mendorong tubuhnya. “Awsh,” ringis Stella. Dirinya merasakan sakit pada lutut, mungkin tergores.

Stella kembali terlonjak karena sesuatu yang membasahi seluruh badannya. Belum lagi bau dari air itu yang sangat menyengat, membuat dirinya ingin muntah.

Terdengar gelak tawa yang menggema, gadis itu sudah menjadi pusat perhatian sekarang. Bukannya menolong, mereka justru berdiam diri, seperti tengah menikmati pertunjukan.

“Ututu, kacian. Ditinggalin Farell? Ya iya lah, mana mungkin seorang most wanted mau punya pacar gila!” cemooh Selena.

Dengan sisa tenaga yang gadis itu miliki, Stella berusaha untuk bangkit. Dirinya harus cepat pergi atau mereka—Selena dkk—akan semakin mempermalukan gadis itu. Baru satu langkah, tubuh mungil itu kembali terhuyung. Untung saja ada sepasang tangan yang sigap menahan.

“Bawa aku pergi,” lirihnya.

Stella langsung mengalungkan tangan pada leher orang itu saat tubuhnya melayang, digendong ala brydal style. Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang menatap dengan raut berbeda. Satu dengan tatapan tajam dan yang lain menunjukan tampang puas.

“Kok bisa keadaan lo kaya gini?”

“Gapapa, anterin aku pulang ya,” pinta Stella.

Cowok itu menganggukan kepala dan mulai menancap pedal gas membelah jalanan kota Jakarta pada siang hari. “Lo nggak mau ke salon dulu?” tanyanya. Stella hanya menggelengkan kepala pelan. Netra gadis itu menatap lekat objek luar dari kaca mobil.

Keanu membukakan pintu, hal tersebut dibalas senyum tipis Stella. Saat dirinya akan masuk, cowok itu merengkuh tubuhnya. “Gue tau lo kuat, Stella,” ungkap Keanu.

Baru saja tangannya ingin membalas rengkuhan itu, seseorang terlebih dahulu menarik paksa baju Keanu.

BUGH!

Stella terpekik saat mengetahui Farell lah pelakunya. Cowok itu melayangkan bogem mentah hingga membuat sudut bibir Keanu sobek. Karena tak ingin kalah, Keanu membalas, dengan menendang perut Farell. Mereka saling adu kekuatan, tidak memikirkan bagaiaman kondisi Stella sekarang.

Gadis itu bergetar ketakutan, bahkan air mata Stella sudah lolos sedari tadi. Dia sangat membenci kekerasan. “Stop!” jeritnya. Tidak ada yang mengindahkan ucapannya, hal itu tentu membuat Stella geram.

Di luar kesadaran gadis itu mengambil batu berukuran sedang dan melemparkannya pada kaca mobil Keanu. Bunyi nyaring tersebut yang membuat pergulatan antara dua cowok itu berhenti.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang