Part 7

26 9 0
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Pengunjung semakin berdatangan meskipun malam semakin larut. Memang, Cafe menjadi tempat yang recommended untuk nongkrong. Terlihat dua gadis remaja yang berada di meja pojok.

Salah satu di antara mereka tengah menikmati pesanannya. Sedangkan yang lain asik termenung sembari melihat pemandangan luar jendela. Senyum manis menjadi bukti bahwa yang dirinya pikirkan adalah momen indah.

"Stella, are you okay?" tanya Keisya.

Yang ditanya mengangguk pelan sembari mengaduk minumannya. Lagi dan lagi bulan sabit muncul di bibir ranum si gadis. Pikiran Stella terpusat pada kejadian beberapa jam lalu.

Stella mengalihkan pandangan dari Farel. Atensinya kini mengarah kepada sang surya yang perlahan menghilang berganti dengan seburat jingga. Gadis itu mengembuskan napas pelan.

"Kehilangan itu hal yang pasti. Dari senja aku belajar bahwa sesuatu yang terlihat indah sebagian besar hanya sementara."

Hening.

Rasanya Farel tidak dapat mengalihkan pandangan dari Stella. entah apa yang istimewa dari gadis yang baru Farel temui. Semua tentang Estella Danica membuat Farel penasaran. Hingga tanpa sadar satu kata meluncur bebas dari bibirnya.

"Cantik," puji Farel.

Stella menganggukan kepala, setuju dengan ucapan Farell. Gadis itu tidak tahu saja jika si jangkung sedang memuji dirinya.

"Senja emang cantik."

"Bukan Senja," koreksi Farel.

"Terus?" tanya Stella.

"Yuk, pulang," ajak Farel. Cowok itu tidak menghiraukan raut wajah bingung Stella.

"Jawab dulu, baru mau pulang."

"Mau lo nginep di sini juga, gue bodoamat!"

Melihat Farell yang menuruni tangga membuat Stella mau tidak mau mengejar cowok itu. Sangat tidak etis sampai Farel meninggalkanya seorang diri di tengah hutan yang menyeramkan ini.

"Farel! Tungguin!" teriak Stella. Farel tuli seketika. Dia mengabaikan panggilan Stella dan terus berjalan.

Bersama dengan Farel mungkin bukan sesuatu yang baik. Akan tetapi, Stella merasa ada hal baru yang menyeruak ke permukaan. Apakah Stella bisa menyimpulkan dengan rasa nyaman? Entahlah, belum dapat Stella pastikan. Segalanya masih tampak samar-samar.

Stella terkejut ketika Keisya menyenggol kakinya serta membuyarkan lamunan tentang kebersamaan Stella dengan Farel sore tadi. "Sya, ngagetin tau ih," protes Stella.

"Lagian, lo kayak orang kena sawan tau!" cibir Keisya.

"Btw, sawan itu apa?" tanya Stella sembari mengalihkan topik pembicaraan.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang