Part 18

10 6 0
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

“Lega banget anjir, selesai juga tuh ujian,” tutur Keisya.

Stella hanya menganggukan kepala, gadis itu tengah menikmati matcha tea kesukaannya. Tiba-tiba saja Stella teringat akan sesuatu hal. “Keisya kenapa bohong sama Bang Atla?” tanyanya dengan serius.

Keisya tersedak kuah seblak yang pedas karena mendengar pertanyaan Stella. Dirinya berinisiatif membelikan Keisya air mineral karena gadis itu tidak berhenti batuk dan gelas minum gadis itu yang kosong.

Saat akan kembali ke meja, gadis itu melihat ada Kevin di sana. “Ck, males banget kalau harus ketemu sama Kak Kevin,” gumamnya. Gadis itu bimbang, harus melanjutakan langkah atau berbalik arah.

“Ngapain bengong di tengah jalan?” tanya seseorang.

Stella menatap orang yang sekarang sedang merangkul dirinya. “Mau bantuin aku ngga?” tanyanya. Farell memberikan tatapan menyelidik pada Stella. “Apa?”

Gadis itu tersenyum lebar sembari memberikan botol yang berada di tangannya. “Anterin ke Kesiya, aku mau pipis dulu,” jelas Stella.

Bukannya menjawab cowok itu justru menggandeng tangan mungil Stella mendekat ke arah Keisya dan Kevin. “Jangan ngindarin masalah,” tukas Farell.

Stella berjalan gontai mengikuti langkah Si Jangkung, otak gadis itu berkecambuk. Memikirkan apa yang harus dirinya katakan pada kakak kelas dan sang teman. “Nih, Sya.” Stella memberikan air itu ke hadapan Keisya. “Thanks, Stella.”

Stella hanya menjawab dengan anggukan, dirinya mengambil posisi duduk di sebelah Farell. Di antara mereka belum ada yang membuka suara. “Minta maaf apa nggak?” tanyanya dalam hati.

“Hm, aku mau minta maaf sama Kak Kevin dan kamu, Sya. Mungkin, aku terlalu mencampuri urusan kalian,” lirih gadis itu.

“Santai aja,” singkat Kevin.

It’s okay gue tau kok kalau niat lo baik,” jawab Keisya dengan tersenyum manis.

“Gue balik,” celetuk Farell.

Semua pasang mata menatap cowok yang berada di samping Stella. “Bunda yang nyuruh,” jawabnya saat melihat pertanyaan melalui tatapan mereka bertiga.

“Lo, ikut gue,” timpal Farell kepada Stella. Belum sempat, gadis itu menjawab Farell sudah lebih dulu melenggang pergi.

“Aku duluan,” imbuh Stella dan ­dibalas anggukan kepala oleh Keisya serta Kevin.

“Ra, Ara, Arabella,” teriak Farell.

Gadis kecil itupun datang dari lantai dua dengan berlari. “Ap Lho, Kak Bintang kenapa basah gini?” tanya Ara dengan heran.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang