Part 16

13 5 0
                                    

✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨

Tanpa Stella sadari, waktu berjalan dengan cepat. Rasanya baru kemarin Stella masuk SMA Saebom dan sekarang gadis itu harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian kenaikan kelas yang akan diadakan besok.

Sejauh ini semua hal berjalan lancar, keadaannya juga mengalami perkembangan pesat. Sekarang Stella sudah bisa mengurangi ketergantungannya pada obat, dan itu semua berkat Farel.

Sikap lembut dan perhatian cowok itu membuat rasa cinta Stella bertambah setiap waktu, terdengar berlebihan memang. Namun, itulah yang Stella rasakan. Farel sangat terbuka pada Stella, baik tentang kisah masa lalu, keluarga, teman maupun yang lain. Sangat berbeda dengan Stella yang masih menutupi banyak hal termasuk perihal keadaan mentalnya.

Hubungan anatar Stella dan Keanu pun baik. Namun, lain hal dengan Farel. Cowok itu seperti mempunyai dendam tersendiri dengan orang kepercayaan Atlair . Ada lagi, kisah asmara Atlair dan Keisya memiliki sedikit kemajuan, Ibu dari Keisya memberikan kesempatan pada Atlair untuk berjuang. Stella bersyukur, karena dikelilingi orang baik. Mungkin, ini adalah waktu untuk dirinya merasakan kebahagiaan.

Stella memasukan buku diary serta bolpoin ke dalam ransel, kala membaca pesan dari Farel. Sedari tadi gadis itu menunggu Sang Pacar di taman belakang. Stella melangkahkan kakinya menyusuri koridor yang sepi.

Ponsel yang berada di saku bergetar, membuat Stella kurang memperhatikan jalan
sehingga menabrak seseorang. Benda yang berada di tangan si korban jatuh berserakan.

Tanpa melihat siapa orang itu, Stella langsung membantu memunguti buku yang jatuh di lantai. "Maaf, aku nggak sengaja," tutur gadis itu. Namun, dirinya mendongak seketika saat melihat sebuah foto.

"Kak Kevin," lirih Stella.

"Gue bisa jelasin."

"Nggak ada yang perlu dijelasin Kak, aku permisi," pamit Stella.

Kevin mencegah Stella yang akan pergi dengan menahan pergelangan tangan gadis itu. "Kak, lepas!" sentak Stella.

"Nggak akan, sebelum lo denger penjelasan gue," tandas Kevin.

Gadis itu mengembuskan napas pelan. "Oke, tapi lepas dulu," titah Stella.

Stella meringis ketika melihat ruam merah di tangannya. "Sorry, gue nggak bermaksud buat nyakitin lo."

Dengan sekali gerakan Kevin memegang tangan itu kembali dan meniup pelan lukanya. Merasa terlalu berlebihan, Stella menarik kasar tangannya. Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mengabadikan momen tersebut.

"Gapapa, buat sekarang aku nggak bisa lama. Nanti aku tunggu di cafe x jam tujuh malem," kata Stella.

Tanpa menunggu respon Kevin, Stella melenggang pergi menuju ke parkiran.

"Maaf, lama ya?" tanya Stella.

"Gapapa," jawab Farel.

Farel memakaikan helm untuk Stella. Sungguh, perlakuan kecil seperti ini yang membuat Stella semakin jatuh dalam pesona Farel.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang