1 - The First Reason

272K 13.6K 625
                                    

Dua tahun yang lalu

"Event apaan nih?! Basi!"

"Heh! Bikin event kreatif dikit napa?!"

"Apa coba ini, posternya salah tanda baca semua!"

"Nyogok ya lulus SD-nya?"

"Modal tampang!"

"Bisanya ngerebut cowok orang lo!"

Aku mencoba menulikan kedua telingaku, semua yang mereka omongin engga bener. Tapi--

"Jessy," seseorang memanggil namaku, aku menoleh dan mendapatkan Kak Nanat, kakak kelasku berdiri dengan wajah gelisah.

Aku merasakan firasat buruk.

"Lo dan Felly dipanggil Bu Nunung di kantor," ujarnya.

Aku menghela napas, for your information, Bu Nunung adalah guru bahasa Indonesia-ku. Dan aku bisa menebak kejadian setelah ini.

"Kira-kira kenapa ya Bu Nunung manggil kita?" tanya Felly teman sekelas gue dengan wajah cemas.

Pasalnya Bu Nunung itu terkenal sebagai guru paling killer. Kalau lagi marah kalimatnya pedes banget. Lebih pedes dari sekilo cabai!

"Gue engga tau Fel," jawabku setengah berbohong.

Aku tidak ingin memberi tahu firasatku ini, cukup aku saja yang mengetahuinya.

Aku mengetuk pintu kantor guru kemudian masuk ke dalam kantor tersebut dengan diikuti Felly yang mengekor dari belakang.

"Selamat pa--"

"Kamu ini gimana sih! Udah kelas 8 tapi masih salah tanda baca! Emang saya pernah jelasin kalo abis koma huruf besar?! Hah?! Mau ditaruh mana muka saya kalau sampai ada orang luar tahu?! Bisa-bisa mereka mikir kalau guru bahasa Indonesianya gobl*k! GOBL*K!" bentak Bu Nunung sebelum aku selesai mengucapkan salam.

Aku menunduk dalam, aku bisa merasakan tatapan dari guru-guru lain. Apakah ada kantung plastik untuk menyembunyikan wajahku?

"Saya engga mau tau, copot poster itu! Ganti! Kamu ini emang engga becus banget! Keluar kalian!" usir Bu Nunung dengan suara keras, aku mengangguk kemudian menggandeng tangan Felly keluar kantor.

"Ini kesalahan gue, sori ya Jes, gara-gara gue nulis poster itu buru-buru, lo harus nanggung semua ini, gue bener--"

"Engga apa Fel, bener kata Bu Nunung gue emang engga becus," selaku kemudian duduk di bangku depan kantor.

Aku menunduk, hatiku sangat sesak. Dan pasti semua orang melihatku sebagai orang yang sangat menyedihkan. Tapi aku engga mencoba menyangkalnya. Aku memang menyedihkan karena engga bisa mengatasi rasa sesak di dadaku ini.

"Hiks Jes, maafin gue ya, harusnya gue bisa lebih teliti lagi," ujar Felly yang tiba-tiba terisak.

Aku benci tangisan. Karena sebanyak apapun air mata yang menetes, masalah tidak akan selesai. Dan orang yang menangis hanya terlihat sebagai orang lemah.

Tiba-tiba seorang cowok datang dan duduk di sebelah Felly. Dia, Nathan, pacar Felly.

"Fel, jangan nangis, ini bukan kesalahan lo kok, ini kesalahan Jessy juga, dia kan ketuanya, harusnya dia bisa mengontrol semuanya," ujar Nathan membuat darahku mendidih.

Felly mengangkat wajahnya yang semula menunduk kemudian menatap Nathan tajam. Setelah memberikan Nathan jitakan keras, Felly menoleh kepadaku.

"Jangan dengerin Nathan Jes, semua salah gue! Harusnya gue bisa lebih teliti lagi, harusnya gue ...." ucapan Felly terputus karena ia menangis lagi.

Goodbye PopularityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang