3 tahun kemudian
Seorang gadis dengan kuncir kudanya, berlari memasuki bangunan sekolah yang terlihat megah. Diliriknya jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Napasnya memburu ketika menyadari bahwa ia pasti akan telat mengikuti ujian terakhir yang diadakan sekolahnya.
"Sial! Gara-gara begadang mikirin Genta, gue jadi telat 'kan!" gumam gadis itu dengan kesal.
Sepasang kaki jenjangnya terus berlari di sepanjang koridor, tanpa sengaja, gadis itu akhirnya menubruk tubuh seorang pria berjaket hitam yang sedang berdiri.
"I am sorry, Sir," ujar Jessy sambil menunduk sedikit, tanpa mendengar balasan pria tersebut, Jessy melanjutkan aksi berlari-di-koridor yang sempat tertunda. Ketika sudah hampir mencapai kelasnya, Jessy melambatkan langkahnya kemudian merapikan dandanannya yang berantakan.
"Wish me luck!" gumamnya kepada dirinya sendiri.
Cklek.
"Good morning Mrs. Hanna, sorry-"
"Sit down Miss Vita, the final examination will be started now!" sela Mrs Hanna yang ternyata sedang berdiri dan membagikan kertas ujian.
Jessy langsung duduk di tempatnya, Mrs Hanna memberikan kertas ujian ke mejanya.
"Genta, sebentar lagi kita bakal ketemu," gumam Jessy sambil tersenyum lebar.
"Miss Vita, if you have finished, you could submit your paper!" tegur Mrs Hanna dari mejanya.
*
Jessy meregangkan kedua tangannya ke samping kemudian melakukan senam-senam ringan setelah melakukan flight selama 15 jam. Sekarang ia sudah berada di pintu keluar bandara bersama dengan satu koper besar yang ia bawa dari London.
"Hello Jakarta!" seru Jessy sambil melentangkan kedua tangannya.
Tanpa Jessy sadari beberapa orang sudah mulai memperhatikannya, ada yang menatapnya dengan heran dan ada juga yang secara terang-terangan terlihat kagum akan kecantikan gadis itu. Mulai dari turis asing, sampai supir taksi yang dari tadi sedang menunggu penumpang.
"Taksi Non?" tanya seorang pria paruh baya dengan seragam berwarna biru gelap.
"Bo..." ucapan Jessy tergantung tatkala matanya menangkap seseorang yang sangat familiar sedang bersama seorang gadis berambut sepunggung masuk ke dalam bandara.
"Itu ... apa mungkin Genta?" tanya Jessy lebih kepada dirinya sendiri.
"Non jadi engga?" ujar supir taksi yang berada di depannya dengan tidak sabar.
"Next time!" balas Jessy sama sekali tidak mengalihkan pandangannya.
Jessy memicingkan matanya tatkala cowok yang ia duga Genta dan cewek berambut sepunggung itu mulai menghilang di antara lautan penghuni bandara.
"Ck! Sial!" Didukung rasa penasaran Jessy mengikuti cowok tersebut dan tidak sia-sia ia sampai berlari karena pada akhirnya ia berhasil melihat cowok itu dan cewek berambut sepunggung itu ... berpelukan.
"Genta, aku pergi engga lama kok!"
"Iya cinta, aku tahu kok. Sana gih masuk keburu pesawatnya take off lho!"
"Tapi aku engga mau ninggalin kamu."
"Sini peluk sekali lagi deh, biar engga kangen-kangen amat di sana sama aku!" ujar Genta sambil melentangkan kedua tangannya.
Cewek yang Genta panggil dengan sebutan cinta itu langsung berhambur memeluk Genta. Jessy yang berada tidak jauh dari Genta bisa mendengarkan semua percakapan dua orang itu dan ia juga menyaksikan pelukan mesra Genta untuk gadis yang tidak Jessy kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Popularity
Teen Fiction[ON EDITING] [[Beberapa part masih diprivate ]] Apa sih arti populer itu? Menurut kamus Jessy nih, populer itu artinya dikagumi banyak orang, kalau Jessy tentu aja kecantikannya. Pengertian sempit banget yang menjerumuskan Jessy pada penderitaan. ...