Hari ini adalah hari kedua aku merasa menjadi anak baru. Ternyata berita tentang perubahanku yang drastis sudah tersebar ke seantero sekolah.
Dan hari ini, saat aku masuk ke dalam kelas dan berjalan menuju mejaku. Lita langsung menyemprotku dengan omelannya, "Jes, aku tau kamu cantik tapi mungkin mulai hari ini kamu harus nyediain satu kotak buat fans kamu yang mau ngasih hadiah, coba sekarang liat meja kita kayak kuburan ditaburin bunga gini!"
Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal, Lita benar, banyak cokelat kemasan di mejaku tapi sebagian besar hanya ada bunga-bunga berbagai warna.
"Lumayan nih buat mandi kembang, ada lebih dari 7 rupa," celetuk Lita yang masih memunguti bunga-bunga di lantai.
"Maaf ya Lit jadi ngerepotin kamu," ujarku sambil membantunya.
"Aku engga marah kok, cuman kaget aja, tapi kalau kamu mau bagi-bagi cokelat kamu boleh juga sih Jes," balas Lita sambil menatapku dengan berbinar-binar.
Aku tertawa kemudian mengambil beberapa batang cokelat untuk Lita, "nih nanti kalau kurang bilang aja oke?"
Lita mengambilnya dengan wajah penuh senyum, "omong-omong mau dikemanain bunga sebanyak ini?"
Aku mengangkat bahu, "buang aja, tapi kalau kamu beneran mau mandi kembang boleh kamu simpen."
Lita mendelik sebentar, sebelum dia berjalan menuju tempat sampah dan melemparkan semua bunga tersebut ke dalamnya.
"Mari makan co--"
TET
Tiba-tiba bel berbunyi nyaring menghentikan tangan Lita yang baru saja ingin menyobek kemasan cokelat.
"Yah ..." seru Lita dengan kecewa sedangkan aku hanya tergelak di sebelahnya.
*
Aku tertawa melihat Lita yang memakan cokelat dengan rakus. Sekarang sudah waktunya istirahat dan kami sedang berjalan menuju kantin.
"Stop di situ culun!"
Tapi tiba-tiba aku mendengar suara yang sudah sangat familiar di telingaku. Aku menoleh ke asal suara dan mendapatkan Tasya beserta teman-temannya sedang berdiri dengan dagu terangkat.
"Jes mereka ngeliat ke kita ya?" bisik Lita dengan gugup.
"Kamu tenang aja Lit," balasku.
Namun sekarang Tasya dan teman-temannya sudah melingkar mengelilingiku dan Lita. Mungkin mereka berjalan waktu aku sedang mengobrol dengan Lita tadi.
"Well welll well, ternyata ini wujud asli lo ya?" tanya Tasya sambil melihatku dengan tatapan meremehkan.Tapi aku tidak membalasnya, belum, ini belum saatnya.
"Jes gimana ini? Kamu punya masalah apa sih?" tanya Lita dengan suara pelan.
Aku menggenggam tangan Lita kemudian menatapnya dengan tenang.
"Sepertinya walaupun penampilan lo udah lain, nyali lo masih ciut ya buat ngadepin gue? Wah gue tersanjung lho." Tasya mulai berbicara lagi.
Aku mengangkat sebelah alisku. Sepertinya mata Tasya bermasalah.
"Soflens lo udah kadaluarsa ya enggak liat muka gue nantangin lo nih! Apa bukan mata lo yang bermasalah? Tapi otak lo yang emang sableng kali ya?" cibirku dengan berani. Engga selamanya diem itu berarti emas inget?
Wajah Tasya mulai memerah menahan malu. Dan beberapa temannya berusaha menahan tawa. Ini semakin membuktikan kalau semua teman-teman tasya itu fake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Popularity
Teen Fiction[ON EDITING] [[Beberapa part masih diprivate ]] Apa sih arti populer itu? Menurut kamus Jessy nih, populer itu artinya dikagumi banyak orang, kalau Jessy tentu aja kecantikannya. Pengertian sempit banget yang menjerumuskan Jessy pada penderitaan. ...