Author POV
Genta memarkirkan motornya di dalam garasi. Ia mengusap pelan rambutnya yang basah sambil memasuki rumah. Ternyata di ruang tamu, Satya sedang menunggu kedatangan Genta. Ia langsung berdiri begitu melihat adiknya pulang.
"Tunggu," tahan Satya saat Genta melewatinya.
Genta berhenti dan menatap Satya dengan malas. "Kalau lo mau berantem, jangan sekarang, gue cape, mau tidur!" ujar Genta.
"Gue mau buat kesepakatan sama lo," balas Satya.
Genta menaikan sebelah alisnya, tanda ia tak mengerti.
"Gue sayang sama Jessy. Gue cinta sama dia," ucap Satya dengan lantang.
Genta tersenyum miring seolah meremehkan Satya. "Sayang? Cinta? Kebohongan lagi? Bullshit emang lo!" hardik Genta.
"Gue serius, gue serius cinta sama dia. Dan gue rasa dia juga cinta sama gue!" ujar Satya dengan yakin.
"Perasaan lo aja kali! Jangan sotoy!" ledek Genta sambil tertawa.
Satya menatap Genta dengan penuh amarah. Ia terdiam cukup lama untuk menenangkan diri.
"Jauhin dia, tolong jauhin dia!" ucap Satya setelah beberapa menit terdiam.
"Jauhin? Jauhin kata lo? Eh Kak, lo engga berhak buat ngelarang gue deket sama Jessy!" balas Genta tidak terima.
"Dia cinta sama gue! Dan lo, jangan jadi PHO!" hardik balik Satya sambil menatap Genta dalam-dalam.
"PHO? Lo engga salah ngomong gitu?" Genta menyilangkan tangannya di depan dada. Satya menunggu Genta melanjutkan omongannya.
"Lo udah boongin dia, dan sekarang dia benci banget sama lo, engga sadar? Apa sekarang lo masih bisa bilang dia cinta sama lo?"
"Dia cinta sama gue! Itu cuman karena dia sakit hati aja! Gue mau memperbaiki semuanya!"
BUG
Genta memukul perut Satya, membuat Satya tersungkur. "Jangan lo pernah pake kata 'cuman'! Lo udah nyakitin hati dia! Dan itu masalah besar!" bentak Genta dengan marah.
Satya terbatuk-batuk sambil memegangi perutnya yang lumayan nyeri setelah dipukul Genta. "Gue mau menperbaiki semuanya. Terserah lo mau bilang gue bego, atau apa, terserah! Tapi gue cinta sama Jessy! Gue cinta sama dia!" teriak Satya membuat Genta terdiam.
"Ini pertama kalinya gue memohon demi orang lain."
Satya mulai bangkit berdiri.
Genta tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya mengepalkan tangannya."Tolong ... gue yakin dia masih cinta sama gue," pinta Satya dengan suara lemah.
"Oke! Oke! Buktiin ke gue kalo dia emang masih cinta sama lo!" tantang Genta.
"Baik! Akan gue buktikan! Kalo emang dia bener masih cinta sama gue. Kalo emang bener terbukti dia masih sayang sama gue. Lo harus jauhin dia, Genta," ujar Satya.
Genta terdiam. Ada sedikit keraguan dalam hatinya. Genta memejamkan mata. Ia berbalik tanpa membalas ucapan Satya. Sekarang ketakutan malah mendominasi perasaan Genta. Namun cepat-cepat Genta tepis semuanya. Ia harus yakin, Jessy udah engga suka sama Satya. Cuman orang bego aja yang masih bertahan.
Satya tersenyum menatap punggung Genta yang berjalan menjauh. Dia tau, Genta menyetujui kesepakatan ini. Akan ia buktikan kalau Jessy juga menyukainya. Mencintainya. Cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
*
Jessy POV
Koridor jam istirahat emang selalu rame. Desak-desakan, senggol-senggolan. Males! Bete! Kesel!
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Popularity
Teen Fiction[ON EDITING] [[Beberapa part masih diprivate ]] Apa sih arti populer itu? Menurut kamus Jessy nih, populer itu artinya dikagumi banyak orang, kalau Jessy tentu aja kecantikannya. Pengertian sempit banget yang menjerumuskan Jessy pada penderitaan. ...