47 - He's Come Back

86.1K 5.7K 78
                                    

Author POV

Jessy memperhatikan Tasya yang sedang duduk di samping ranjang ayahnya. Ia mengusap ujung matanya menyaksikan hal tersebut.

"Gue jadi berpikir kalau sebenernya di dunia ini engga ada orang jahat, semua orang pada dasarnya baik, tapi yang membuatnya menjadi jahat, suatu alasan yang orang awam engga bakal ngerti," gumam Jessy sambil tersenyum.

"Gue setuju sama lo," ujar seseorang di samping Jessy.

Jessy menoleh dan matanya melebar menatap Genta yang sedang memperhatikan Tasya juga.

"Loh? Kok lo bisa ada di sini?" tanya Jessy heran.

Genta menaruh telunjuknya di atas kepala.

"Ngapain lo? Bikin tanduk kayak iblis gitu?" tanya Jessy.

Genta mengerucutkan bibirnya kesal. "Ini namanya antena. Jadi di mana pun lo berada lo bakal selalu terjangkau," ujar Genta.

Jessy tersenyum kecil. "Gaya lo! Kayak iklan kartu prabayar aja!"

"Dasar cewek engga romantis!" ujar Genta kesal.

Jessy tertawa. Kemudian ia menggenggam tangan Genta.

"Gue masih penasaran lho, lo kok bisa tahu gue di sini?"

"Lo 'kan bilang mau check up di rumah sakit ini. Niatnya sih mau ngejutin lo, tapi tadi gue ketemu Adrian di luar dan bilang kalau lo lagi sama Tasya di UGD. Gue sempet kaget. Gue kira lo sama Tasya cakar-cakaran sampe masuk UGD," jelas Genta sambil tertawa, menertawakan pikiran bodohnya.

"Dasar! Tapi Genta, gue mau nanya sesuatu sama lo," ujar Jessy.

Genta menoleh dan menatap wajah kekasihnya itu. "Nanya apaan? Tumben pake izin segala?"

"Serius ya Ta. Lo 'kan mantannya Tasya? Lo engga pernah ketemu sama keluarganya gitu? Atau sekedar main ke rumah Tasya misalnya?"

Genta mengangkat bahu. "Ketemu keluarganya? Emang gue mau ngelamar apa?! Gue pernah sekali main ke rumah Tasya. Tapi cuman sebentar, dan rumahnya sepi banget. Emang kenapa sih?!"

"Gadis yang malang ya Ta. Lo tau engga selama ini Tasya itu kesepian! Sifat jahatnya selama ini cuman kedok aja! Aduh pokoknya kejadian hari ini bener-bener serem banget. Gue engga kebayang kalau gue ada di posisi dia," ujar Jessy sambil bergidik.

"Tenang aja lo engga bakal kesepian kok! 'kan ada gue yang selalu nemenin lo!" balas Genta sambil merangkul bahu Jessy.

"Lo ya! Bales kek pake kata-kata bijak. Malah gombalan dangdut gitu!" kesal Jessy.

"Lo mau gue jawab apa emang? Terkadang kesepian bisa membawa kita pada kegelapan. Dan tugas orang yang mencintai dia untuk memberikan lentera sebagai penerang jalan yang benar!"

Jessy tersenyum. "Akhirnya kalimat lo ada yang berguna juga ya. Tapi masih aja ada gombalannya!"

"Lama-lama gue duet sama Raisa nyanyiin lagu Serba Salah deh. Begini salah begitu salah, manusia itu engga ada yang sempurna. Ke-"

Jessy mengangkat telapak tangannya. "Oke, lo bener. Jadi engga usah bermimpi buat duet sama Raisa. Gue aja ogah diajak duet sama lo!"

Genta menatap Jessy sambil menaik-turunkan alisnya. "Yang bener engga mau duet sama gue?" goda Genta.

"Najis hih! Ogah! Meningan duet sama Inul nyanyiin lagu dangdut!" cibir Jessy.

"Ya udah gue mau nyari cewek lain aja yang mau diajak duet sama gue!" balas Genta.

Goodbye PopularityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang