Author POV
"Obrolan apa Lit?" tanya Jessy dengan alis terangkat.
Lita menatap Jessy prihatin. "Mereka berdua cuman mainin kamu aja Jes," jawab Lita.
Jessy menatap Lita dengan heran. Cuman mainin aja? Genta sepertinya engga berbuat seperti itu! Tapi kalo Satya, Jessy memang tahu cowok itu sudah membohonginya.
Genta menatap Lita seolah cewek itu sudah gila. Genta bingung sebenarnya apa yang sedang dibicarakan oleh cewek itu?
"Jessy, kamu cuman dijadiin taruhan mereka aja! Bahan taruhan!" ujar Lita sambil berapi-api karena Jessy masih belum mengerti juga.
Kemudian, Lita menunjuk Genta.
"Mereka adik-kakak yang saling membenci satu sama lain! Mereka itu busuk Jes! Buka mata kamu!"Jessy menatap Lita masih dengan tatapan bingung.
"Ap ... apa maksudnya Lit?" tanya Jessy terbata-bata. Firasat buruk mulai menghantuinya.
"Mereka itu cuman mainin kamu aja Jes! Kamu itu kayak mainan aja bagi mereka! Kamu har--"
"Lita, apa yang sebenernya lo omongin?! Semua itu engga bener Jes! Jangan percaya sama kata-kata Lita!" seru Genta.
"Halah! Gue tau kok, Jessy ini cuman lo jadiin alat bales dendam ke kakak lo aja 'kan? Lo bikin Jessy lupa sama Kak Satya terus lo bakal buat Jessy jatuh cinta sama lo! Abis itu lo tinggalin Jessy karena misi lo udah berhasil! Itu kan rencana lo?!"
Jessy menatap Genta dengan tatapan tidak percaya. Kepalanya menggeleng. Hatinya tidak mempercayai hal tersebut. Namun logikanya seolah berkata kebalikan.
'Untuk apa Genta muncul setelah Kak Satya ngebohongin gue abis-abisan?! Padahal harusnya gue sadar kalau Genta manfaatin hal itu buat bales dendam ke Kak Satya! Dia 'kan benci sama Kak Satya! Kenapa gue melupakan itu?! Kenapa harus orang lain yang menyadarkan gue?' batin Jessy berkecamuk.
Ia menatap nanar Genta. Hatinya sangat amat terluka.
Engga bisa Jessy pungkiri kalau hatinya sekarang jatuh dalam perangkap yang Genta pasang untuk Satya. Jessy engga tau sejak kapan perasaan ini tumbuh. Namun, yang ia tahu sekarang, ia mencintai Genta dengan setulus hati. Namun sayang, Jessy sadar Genta hanya memanfaatkan cintanya saja. Jessy merasa sudah jatuh di lubang yang sama, kemudian tertimpa tangga. Sungguh kemalangan yang tidak berujung.
"Kenapa engga lo bunuh gue aja sekalian Ta, kalau cuman buat bales dendam ke Kak Satya? Jangan perasaan yang udah tumbuh ini yang lo injak-injak!" Setelah itu, Jessy langsung berlari meninggalkan Genta yang masih terpaku di tempatnya.
"Apa yang sebenernya lo rencanain cewek iblis?!!!" hardik Genta dengan wajah memerah menahan amarah.
Lita tertawa kecil. "Hm ... cuman mengungkap kebenaran yang ada. Lagian, harusnya lo seneng 'kan engga perlu berpura-pura lagi suka sama Jessy karena misi lo udah berhasil bales dendam ke Kak Satya?" balas Lita dengan enteng.
Genta menonjok dinding yang ada di samping Lita. Membuat cewek itu cukup terkejut.
"Lo salah. Lo salah besar kalau menganggap Jessy itu alat balas dendam! Karena gue cinta sama dia! Gue cinta sama Jessy sejak gue pertama kali ketemu sama dia! Dan gue tulus cinta sama Jessy! Lo ... bener-bener cewek terlicik yang pernah gue temuin, bahkan Tasya engga selicik lo, Lita!" Genta meninggalkan Lita yang sedang terkejut dengan fakta yang baru ia ketahui sebenarnya.
Lita kira, Genta mendekati Jessy sebagai alat balas dendam saja untuk menyakiti Satya. Dan ini bukan tindakan jahat 'kan mengungkap kebenaran? Makanya, Lita berada di sini. Mengungkap kebenaran yang ada. Kebenaran ini juga cukup menguntungkannya, karena Satya akan berterima kasih kepadanya karena sudah mengungkap kebenaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Popularity
Teen Fiction[ON EDITING] [[Beberapa part masih diprivate ]] Apa sih arti populer itu? Menurut kamus Jessy nih, populer itu artinya dikagumi banyak orang, kalau Jessy tentu aja kecantikannya. Pengertian sempit banget yang menjerumuskan Jessy pada penderitaan. ...