Author POV
"BERHENTI!" teriak seseorang di belakang Satya.
Satya menoleh ke belakang dan mendapatkan seorang gadis dengan tas selempang yang masih menyampir pada pundaknya berdiri dengan napas tersengal-sengal.
"Berhenti, Kak. Jangan lakuin itu," ujarnya lagi dengan terbata-bata.
"Lita? Lo? Ngapain di sini?" tanya Satya setengah terkejut.
Lita terdiam kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hm ... kebetulan aja," jawab Lita dengan gugup.
"Lo ngikutin gue ya?" tanya Satya curiga.
Lita melebarkan kedua matanya. Kemudian tertawa kecil.
"Hahaha, engga kok. Tapi itu engga penting dibahas, yang-"
"ITU PENTING!" bentak Satya tiba-tiba membuat Lita terlonjak kaget.
Pasalnya baru kali ini ia melihat Satya berbicara keras pada perempuan. Yang Lita tahu, Satya adalah orang yang lembut dan bijaksana. Tapi yang berdiri di depannya ini, berantakan, kucel, dan tatapan matanya sangat menyeramkan.
"Ken ... Kenapa?" tanya Lita. Dalam hati ia berdoa semoga Satya tidak membentaknya lagi.
"Gara-gara lo, gue engga jadi mati! Kenapa sih lo harus dateng ke sini? Kenapa?!" teriak Satya lagi.
Tiba-tiba tubuh Satya roboh ke tanah. Lita langsung berlari menghampiri Satya dengan cemas.
"Kak, lo engga apa-apa 'kan? Lo baik-baik aja 'kan?" tanya Lita.
Lita udah engga peduli lagi tentang perasaan takutnya, yang terpenting sekarang kondisi Satya bisa dibilang sangat mengenaskan.
"Gue mau mati. Lo bisa bunuh gue aja engga Lit? Lo bawa racun? Tolong kasih ke gue sekarang!" ujar Satya dengan suara parau.
"Lo engga boleh ngomong gitu. Tolong kembali seperti Kak Satya yang gue kenal selama ini," balas Lita.
Satya tersenyum miring. "Satya yang lembut dan baik hati. Itu cuman topeng. Lo tahu ini Satya yang sesungguhnya. Satya yang bodoh dan jahat."
Lita menggeleng kencang. "Lo ngomong apa sih? Lo itu-"
"JANGAN SOK TAHU!" teriak Satya tiba-tiba membuat Lita sedikit mundur.
"Jangan pernah sok tahu tentang gue. Gue tahu semua yang ada di diri gue. Gue jahat. Gue ini iblis!" racau Satya sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya di kedua kakinya yang terlipat.
Lita menatap Satya dengan sedih. "Tolong jangan begini. Ke mana hilangnya semangat lo, Kak? Bukannya ada Jessy yang selalu nye-"
"Gue udah ngelukain dia, Lita," potong Satya dengan cepat.
"Maksud lo?" tanya Lita tidak mengerti.
Satya mengangkat wajahnya. Kemudian mengulurkan kedua tangannya. "Lo liat tangan ini? Tangan ini udah ngelukain Jessy sampai dia kritis di rumah sakit," jawab Satya.
Lita membekap mulutnya sendiri, menelan segala keterkejutannya. Mata Lita melebar seolah tidak percaya.
"Jangan benci gue lagi Lit. Gue udah capek dibenci sama semua orang," ujar Satya.
"Sama sekali engga terlintas di pikiran gue buat ngebenci lo Kak. Gue cuman terkejut. Tapi gue yakin lo ngelakuin itu engga sengaja 'kan? Yang perlu lo lakuin cuman minta maaf. Lo sama sekali engga salah. Jangan salahin diri lo sendiri Kak," balas Lita panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Popularity
Teen Fiction[ON EDITING] [[Beberapa part masih diprivate ]] Apa sih arti populer itu? Menurut kamus Jessy nih, populer itu artinya dikagumi banyak orang, kalau Jessy tentu aja kecantikannya. Pengertian sempit banget yang menjerumuskan Jessy pada penderitaan. ...