Chap 2

152K 9.8K 351
                                    

yeay update akhirnya hihihi, ini aku sempet-sempetin loh, maaf ya kalo part ini ancur banget soalnya bikinnya kurang dari 30 menit hehehe.

#######################


2 bulan kemudian...

Seruni tampak gelisah dalam tidurnya. kasur kecil yang sebenarnya tidak cukup untuk menampung tubuh 2 orang dewasa itupun terasa semakin sempit karena gerakan-gerakan Seruni yang tak beraturan. kadang ke kanan, kadang ke kiri, lalu ia terduduk, begitu seterusnya sampai aktivitasnya membangunkan sahabatnya, Joan.

Dengan mata menyipit karena tidurnya terganggu, Joan mencoba mengamati apa yang dilakukan sahabatnya. sangat gusar.

"Runi, kamu kenapa?" tanya Joan sambil mengucek-ngucek matanya.

Seruni yang baru sadar kalau Joan terbangun langsung menatap sahabatnya itu dengan pandangan memelas, "aku lapar Joan, tadi kan nasi goreng yang kamu beli aku muntahin semua gara-gara masuk angin" ucap Seruni memelas.

Joan menghembuskan nafasnya, lalu terkekeh pada akhirnya. "Yaudah kamu tunggu sini dulu ya, aku bikinin ceplok telor" ucap Joan lalu bangkit dari kasurnya.

Seruni senang, tapi tiba-tiba tangannya menarik tangan Joan, "Aku maunya baso yang di kulkas," ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya manja.

Joan hanya geleng-geleng kepala, "Ya, baiklah, tunggu sebentar nona" ucap Joan.

"Terima kasih Joan, kau memang sahabat terbaikku" ucap Seruni sambil memamerkan senyum 3 jarinya.

Setelah itu, Joan-pun pergi ke dapur kecil rumah konstrakan itu dan sibuk membuatkan baso kuah untuk sahabatnya.

***

Pemuda itu tampak gelisah dalam tidurnya, mimpi buruk yang belakangan ini menyapa tidurnya pun kembali terulang barusan.

sebenarnya itu bukan mimpi, lebih tepatnya seperti peringatan akan yang pernah ia lakukan pada gadis di gang kecil itu. pikirannya melayang ke kejadian 2 bulan yang lalu, saat dia dan temannya, Tio, habis memenangkan tender dan akhirnya berakhir disebuah club.

mereka menghabiskan malam mereka dengan beberapa perempuan yang memakai pakaian kurang bahan, dan memamrekan setiap lekuk tubuhnya. desahan wanita sudah sering ia dengar, tapi kembali lagi pikirannya melayang ke kejadian di gang kecil itu. bukan, dia bukan mengingat akan desahan wanita itu yang terdengar seksi, yang ia ingat adalah rintihan dan suara tangis orang ketakutan kala itu.

bahkan, wajah gadis itupun ia tidak tau. wajah gadis itu terlihat berbayang malam itu. ya, pastinya karena pengaruh alkohol yang merajainya waktu itu.

hanya satu yang ia ingat, sorot mata yang mengeluarkan cairan bening itu.

"Ahh" tanpa sadar lelaki itu menjambak rambutnya, frustasi.

Ia merasa bersalah, dan hancur. Memang ia sering bermain dengan perempuan-perempuan di club, tapi untuk menancapkan 'palu'nya, jujur saja baru sekali ini ia lakukan, dan bodohnya ia tidak mengenal siapa gadis itu.

hebat bukan, diumurnya yang menginjak 24 tahun ini, ia masih perjaka --2 bulan yang lalu-- itu menjadi suatu kebanggaan bagi dirinya dan keluargannya, karena tidak sembarangan menaruh benih.

Ia masih berkeluh dengan pikirannya, sampai matahari menyingsing dan mengintip dari balik jendela apartemennya.

"Ah sial! aku butuh tidur!"


***


TRS [1] : Night Accident ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang