Chap 31

61.9K 4.4K 230
                                    

Tidak ada yang kebetulan di dunia, semua adalah Rencana Tuhan. Dan Rencana Tuhan adalah Rencana Terindah.

Kata-kata Muna hanya dianggap angin lalu oleh Seruni dan Rangga. Karena, nyatanya pada malam hari mereka melakukan hubungan suami istri. Setelah mendapat petuah dari Bunda Rina pastinya.

Kata Bunda Rina, hubungan suami istri saat kehamilan itu memang dianjurkan oleh dokter, apalagi mengingat kandungan Seruni yang sudah menginjak minggu ke - 29. Katanya, ada beberapa manfaat, namun yang paling Bunda Rina ingat untuk menguatkan otot-otot-entah otot-otot apa, Seruni pun tak apal.

Dan pagi ini, Seruni bangun dengan wajah cerah secerah mentari yang menyinari muka bumi. Melihat suaminya masih tidur ditutupi selimut sebatas dada membuat hati Seruni menghangat. Ia tak menyangka takdir akan membawanya kesini, ke titik ini.

Seruni memilih mandi sebelum suaminya itu bangun dan dia akan malu karena tubuh bugilnya berjalan ke arah kamar mandi tanpa tertutup apapun. Ia cukup membutuhkan waktu sepuluh menit untuk membersihkan dirinya, lalu keluar dengan setelah rumah santainya.

"Mas, bangun." Seruni menyentuh bahu suaminya.

Mata Rangga masih tertutup rapat, terdengar gumaman kecil sebelum akhirnya ia membuka mata dan tersenyum melihat wajah segar Seruni. Tak ada wajah marah, sedih dan kecewa seperti kemarin saat membicarakan Joan. "Selamat Pagi."

Seruni tertawa sedikit, lalu memukul bahu suaminya gemas. "Udah ngga pagi, Mas, udah hampir jam sebelas siang."

Rangga malah menggaruk rambutnya, lalu melihat jam yang tergantung di tembok tepat di belakang kepala Seruni. Dan benar, tinggal sepuluh menit lagi jam itu akan menunjuk tepat ke angka sebelas.

"Mas mandi gih, aku mau ke bawah."

"Ngapain?" tanya Rangga cepat. "Disini aja, aku masih mau main-main sama dedenya."

Seruni mengerucutkan bibirnya. Ia tau yang dimaksud suaminya bermain dengan dedenya itu apa. Bukan mengajak ngobrol seperti sebelum mereka menikah, maksudnya ya ... tau lah ya.

"Engga, dedenya ngga suka Papanya bau."

"Masa?" tanya Rangga dengan alis terangkat, tak percaya. "Coba sini aku tanya dedenya dulu."

"Engga ih, Mas, cepetan mandi, aku laper, dedenya juga laper."

Rangga bergumam lalu memilih duduk di kasur. Duduk di hadapan istrinya.

"Aku juga laper, tapi maunya makan kamu." Kekehan Rangga terdengan setelahnya. Ditambah melihat wajah bête Seruni.

Seruni memutar bola matanya kesal. "Lalalalala."

♚♚♚

Rangga memijat pelipisnya pelan. Pusing dengan tingkah laku adik semata wayangnya. Bokong indah Rangga dan Seruni baru mendarat ke ruang keluarga beberapa menit sebelum jam makan siang.

Dari sejak mereka duduk sampai makan siang selesai, Muna seakan menerornya dengan deisgn baju yang ia buat. Ia tau memang adiknya hobi menggambar, dia tak melarang, tapi Rangga kesal bukan main jika diteror seperti ini.

"Minta jaitin sama yang bikin baju Seruni ya, Mas," cecar Muna entah sudah ke-berapa kali. "Aku ngga mau ya pake dress yang udah ada di lemari, ngga spesial gitu loh."

"Acaranya juga masih lama, masih nunggu Seruni ngelahirin kok."

"Iya, tapi bikin bajuku dari sekarang, nanti aku malu kalo temen-temenku liat aku make baju yang udah pernah kupake ke pesta temen-temen lain."

TRS [1] : Night Accident ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang