Chap 25

59.3K 4.9K 199
                                    

Maaciw ya ceman-cemanku sayang yang udah bantu milih cast buat pemeran cerita ini. Kalian disenyumin tuh sama Seruni di mulmed hehe

By the way, jangan lupa baca ceritanya Babang Leo ya, judulnya: SET ME FREE.

Kutunggu kalian disana loh.

Kalo boleh, vote dulu sebelum baca, vote+komentar kalian berharga banget buat aku😁

♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥

Aku mencintaimu, tapi apakah aku pantas?

Apa kau juga mencintaiku?

Aku tak mau berharap, aku tak ingin sakit.

-Seruni-

  ♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥  

Seruni's POV

Aku duduk di dipanku. Tempat biasa aku tidur dari kecil. Di tempat ini—kamarku banyak sekali stiker-stiker artis korea yang kupajang di dindind. Ya, dulu aku memang penggemar cowok-cowok korea yang ganteng.

Tadi, setelah aku mengatakan aku ingin tinggal di desa saja, aku langsung masuk kamar. Alasannya? Karena aku tidak tega melihat ekspresi sedih Bu Hesty dan Pak Nadi—orang tua kandungku.

Sekarang, aku ditemani Bapakku—Pak Sapri yang sedang duduk di sebelahku. Katanya, ada hal yang ingin dibicarakan. Sedangkan kedua orang tua kandungku masih menunggu di luar, dan masih bisa kudengar tangisan dari Ibu kandungku.

"Nak, kenapa?" tanya Bapakku.

Aku menoleh ke arahnya. Wajah keriputnya tak bisa disamarkan. Usia bapakku hampir mencapai kepala enam. Hal itu juga lah yang menjadi alasan aku ingin tinggal di desa ini saja. Untuk menjaga bapak dan ibuku. Di Jakarta, ada Mas Leo yang bisa menjaga orang tua kandungku, tapi disini? Siapa yang bisa menjaga orang tuaku ini?

"Bapak kan lagi sakit, Runi ngga mau ninggalin bapak," kataku jujur.

Itu adalah salah satu dari beberapa alasanku untuk tinggal di desa. Alasan lainnya? Aku ingin hidup damai, hidup di desa seperti dulu sebelum ke kota. Ditambah, aku tak ingin mengecewakan Joan. Ya, aku sudah bertekad akan merelakan Mas Rangga demi Joan. Kenapa? Jangan menghujatku atau memarahiku karena pilihanku, aku hanya tak ingin membuat orang lain terluka. Lebih baik aku yang terluka.

Toh, sepertinya hanya aku yang mencintai Mas Rangga, Mas Rangga tidak. Selama ini dia berbaik hati padaku—kuyakin karena dia tau akulah perempuan yang ia perkosa, dan setelah tau aku mengandung anaknya, dia jadi baik padakku. Betul, kan?

Memang semalam Mas Rangga bilang mau bertanggung jawab akan anak yang dikandunganku. Tapi ... hah, aku sendiri bingung bagaimana perasaanku sekarang. Sampai detik ini—sejak semalam aku belum mengobrol lagi dengan Mas Rangga, dan dia juga sepertinya tak berusaha untuk mengajakku mengobrol.

Memang dia semalam babak belur, tadi juga duduk di samping Bunda Rina masih lemas. Tapi, apa dia tak ingin menyapakku dan anaknya? Senyum kepadaku saja, aku sudah bahagia. Ya, aku memang tidak marah dengannya karena telah menanam benihnya di rahimku. Mau bagaimana? Sepertinya, cinta membutakanku.

"Bapak baik-baik aja, kok," kata Bapakku sambil menggenggam tanganku.

OH! Sepertinya aku terlalu terhanyut dengan pikiranku terhadap Mas Rangga sampai melupakan bapakku yang masih ada disini bersamaku.

"Seruni ngga akan ninggalin bapak dan ibu," kataku.

Kulihat bapakku menghembus nafasnya berat. Kenapa? Bukankah seharusnya dia bahagia jika aku memilih untuk tinggal bersamanya? Seperti ibuku yang senang mendengar keputusanku tadi. Berkali-kali ia tadi menyiumku dalam pelukannya.

TRS [1] : Night Accident ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang