buat yang udah baca chap 20 kemaren, baca lagi chap ini yaa. karena ceritanya beda dari yang kemaren, aku juga bingung kenapa kemaren aku bikin cerita asal begitu.
♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥
Bunda Rina, Bu Tuti, Pak Sapri, Bu Hesty dan Pak Nadi duduk di kursi lapuk yang masih bisa digunakan itu. Di hadapan mereka sudah tersedia teh manis hangat untuk masing-masing. Setiap harinya Pak Nadi dan Bu Hesty akan datang ke rumah itu untuk membujuk Bu Tuti untuk merelakan Seruni untuk tinggal di rumah mereka yang di Jakarta. Walaupun sampai sekarang Bu Tuti belum merelakannya, namun kedua orang tua kandung Seruni tetap berusaha.
Ditambah kedatangan Bunda Rina dan juga Rangga yang membuat Bu Tuti merasa banyak sekali orang-orang yang anaknya itu bawa ke kampungnya. Joan sudah menjelaskan tujuan mereka kesini untuk bertemu dengan Seruni, dan Bu Tuti tidak menanyakan hal itu lebih lanjut lagi. Toh, kedatangan Bunda Rina dan Rangga hanya untuk menemui Seruni bukan untuk mengambil Seruni darinya seperti Bu Hesty dan Pa Nadi.
Bunda Rina menegakkan badannya, duduk sambil menyilangkan kakinya. Menggunakan cara duduk se-formal mungkin. Sebenarnya, ia sendiri bingung harus memulai obrolan malam ini darimana. Tapi, ia harus melakukannya.
Bunda Rina menghembuskan nafasnya sekali, lalu meghembuskannya. Membuat dirinya senyaman mungkin.
"Jadi, kedatangan saya kesini untuk melamar Seruni untuk anak saya, Rangga,"
"Hah?"
Bu Tuti, Pak Sapri, Bu Hesty dan Pak Nadi mengucapkan satu kata itu bersamaan. Mereka menatap Bunda Rina dengan mata membulat, seakan-akan Bunda Rina mengatakan bahwa besok adalah kiamat. Sedangkan, Bunda Rina masih tersenyum seformal mungkin walaupun jantungnya sudah berdetak tidak beraturan sekarang. Ia semakin takut untuk mengatakan hal yang sebenarnya.
Bunda Rina menundukkan kepalanya dalam selama beberapa detik. Harusnya ada suaminya di sampingnya saat keadaan seperti ini. Bunda Rina memang orang yang kuat, tapi untuk ditatap oleh mata seperti itu Bunda Rina sangat ciut nyalinya.
Kembali, wanita yang sudah menginjak kepala lima itu menarik nafasnya pelan-pelan. Meresapi udara yang masuk ke dalam tubuhnya, lalu menghembuskannya lebih perlahan lagi. Lalu kembali mendongak dan menatap empat pasang mata secara satu per satu.
"Seruni hamil karena anak saya," ucap Bunda Rina dengan satu tarikan nafas.
"APA?!" suara keempat orang tua di ruangan itu naik sastu oktaf.
Bunda Rina sudah menyiapkan mental karena ia tau akan mendapat respon seperti ini. Walaupun dia sudah sangat dekat dengan Bu Hesty dan Pak Nadi, tapi di posisi seperti ini ia tak mungkin meminta pembelaan dari mereka.
"Tidak mungkin," ucap Bu Hesty.
Perempuan paruh baya itu menggelengkan kepalanya tidak terima akan pernyataan yang keluar dari mulut ibu dari sahabat anaknya ini.
"Seruni hamil karena diperkosa," ucap Bu Hesty.
"APA?!" suara Bu Tuti lebih meninggi dari oktaf yang tadi. "Apa yang sebenarnya terjadi disini?" geram Bu Tuti.
"Lalu, Nak Leo itu siapa?" tanya Pak Sapri yang akhirnya membuka suara. Sekian lama ia menutup mulutnya untuk berpikir jalan cerita dari yang dibicarakan malam ini. Dari malam-malam kemarin ia tidak ikut 'diskusi keluarga' ini jadi dia tidak tau menau, yang ia tau hanya orang tua kandung Seruni sudah datang.
Kali ini, Pak Sapri mendapat lirikan tajam dari istrinya sendiri. "Bapak ngga menyimak yang kemarin ibu ceritakan?" tanya Bu Tuti kesal. "Nak Leo itu anaknya ibu dan bapak ini," tunjuk Bu Tuti dengan dagunya. Tidak sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRS [1] : Night Accident ✅
RomanceIni tidak seperti dongeng Cinderella yang menghadiri pesta dansa, sepatunya tertinggal dan Pangeran mencarinya. Ini bukan tentang Belle yang dikurung dalam istana Pangeran Buruk Rupa lalu mereka berdansa dan saling mencintai. Ini tak serumit itu. In...