Sebuah Pesan

6 2 1
                                    

Jungkook masih tertunduk malu, jujur saja meski niat awal ia menikah dengan Hana memanglah hanya untuk membersihkan namanya dari image buruk yang sempat melekat namun jika sudah merembet kemana-mana bahkan sampai ke ranah orang tua begini, ia bisa apa? Ia hanya bisa menyesal karena dengan mudahnya mengiyakan saran sang CEO agensi, bukan ia menyalahkan Mr. Kim karena ia tau benar pria itu pasti juga tak mau Jungkook berada dalam situasi sulit seperti ini namun saran darinya kali ini berhasil mengantar Jungkook terjun ke dalam pusaran air yang bisa saja merenggut hidupnya kalau ia tak sanggup mempertanankan dirinya.

"Saya bahkan masih hidup, tapi kamu berani-beraninya menikahi anak saya tanpa meminta izin pada saya, pantaskah kamu menyebut dirimu ini seorang laki-laki? Dimana sopan santunmu? Berbuat seenaknya terhadap anak gadis orang?!"

Habis sudah harga diri Jungkook, hancur lebur lantas berterbangan terbawa angin bak debu di tepi jalan, mulutnya pun entah kenapa serasa dibungkam, lehernya tercekat dan ia tak dapat mengatakan apapun atas lontaran kalimat dari sang ayah mertua. Pria paruh baya di hadapannya ini sedari tadi hanya berbicara dengan nada datar namun siapa yang tidak tau kalau dalam setiap untaian kalimatnya terdapat kemarahan dan kekecewaan yang bercampur jadi satu.

"Tatap saya Jungkook, jangan menunduk!" Titah papa Hana.

Pelan-pelan pria bermata bulat itu mengangkat pandangannya, didapati wajah sang papa mertua tampak merah padam menahan amarah dan ketika itu juga Jungkook bersumpah ia siap kalau-kalau pria dihadapannya ini tiba-tiba menamparnya atau menghadiahinya dengan bogem mentah, ia sadar ia layak mendapatkannya.

"Kamu bahagia menikah dengan Hana?" Tanya papa Hana dengan tatapan intens yang melihat tepat dikedua obsidian Jungkook.

Jungkook tak kuasa berkata-kata, susah payah ia menelan ludahnya, "Saya... saya bahagia pak." Ujarnya setengah terbata, bila boleh jujur, wajah marah dihadapannya adalah wajah paling seram yang pernah ia temui, bahkan ayah kandung Jungkookpun tak pernah menatapnya dengan tatapan semarah ini tak peduli apapun kesalahannya dulu.

"Panggil Hana kesini!" Ujar pria itu lagi, Jungkook mengangguk lantas berjalan menuju pintu keluar untuk memanggil Hana.

Tak lama, gadis itu tampak masuk ke ruangan papanya, ia berjalan mengekori Jungkook, "Papa butuh sesuatu?" Tanya gadis itu, entah kenapa kali ini suaranya lebih riang dari biasanya.

"Tidak nak, tapi papa ingin bertanya sesuatu padamu dan kamu harus menjawabnya dengan jujur." Kata papa Hana.

Gadis itu membulatkan matanya, keseriusan perkataan ayahnya lah penyebab ia kini menatap intens pria yang masih setengah duduk di ranjangnya itu, "Apa yang ingin papa tau dariku?" Ucapnya.

"Kamu bahagia menikah dengan Jungkook? Apakah selama ini dia memperlakukanmu dengan baik?" Cecar papa Hana.

Hana terperanjat mendengar pertanyaan dari papanya, netranya membulat menampakkan raut kaget yang luar biasa, detik berikutnya ia mengalihkan pandangan pada Jungkook sembari mengumpat dalam hati 'jangan-jangan suaminya ini sudah menceritakan yang sebenarnya pada papanya?' Karena kalau begitu, hancur sudah semuanya, papanya pasti akan murka luar biasa padanya dan Jungkook juga.

"Iya pa, aku bahagia menikah dengan Jungkook, dia juga memperlakukanku dengan baik." Jawabnya setelah mengalami pergolakan batin yang lumayan menyiksa.

Pria paruh baya itu terdiam sebentar, ia menatap putri dan menantunya lantas meraih tangan keduanya, "Kalau begitu bahagialah kalian berdua, tapi papa punya pesan untuk kalian berdua, pertama untukmu Hana, kamu sekarang sudah punya suami, tanggung jawabmu lebih banyak, bukan hanya atas dirimu sendiri tapi juga atas suamimu, urus dia dan layani dia." Pesan papa Hana yang dijawab dengan anggukan kepala ringan oleh Hana, gadis itu sudah tak sanggup berkata-kata lagi.

Pepromeno [BTS JUNGKOOK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang