Mulai Sibuk

9 0 0
                                    

Jungkook mendengus kesal, dipandanginya jam yang ada di nakas sebelah tempat tidurnya, benda itu menunjukkan pukul dua belas lebih, 'sudah lewat tengah malam' rupanya, batin Jungkook. Laki-laki itu lantas merebahkan dirinya kemudian menarik selimut guna menutup tubuhnya dan tidur.

Keesokan harinya seperti biasa ia terbangun karena suara jam alarm yang ada di nakas sebelah tempat tidurnya, namun alih-alih mematikan suara berisik dari benda kecil itu, Jungkook justru meraih ponselnya untuk menelepon Mr. Kim guna kembali 'merengek' meminta agar laki-laki itu mengijinkannya bekerja.

📱Mr. Kim
'Ini masih sangat pagi Jeon Jungkook!' Ucap dari seberang dengan nada yang sedikit menakutkan.
"Ah maafkan saya Mr. Kim, saya hanya ingin meneruskan pembahasan perihal semalam." Kata Jungkook berusaha sesopan mungkin walau suara seraknya jelas menunjukkan jika ia baru saja terbangun dari tidurnya.
'Saya sudah mengatakan mengenai cuti dengan sangat jelas Jeon Jungkook, lima hari terhitung dari satu hari sebelum pernikahan, hari pernikahan dan tiga hari setelahnya, jatah cutimu masih hari ini dan besok, lusa kau bisa kembali bekerja!' Sungguh kali ini Jungkook bersumpah intonasi bicara Mr. Kim jauh lebih menakutkan dari biasanya.
"Tapi Mr. Kim, saya benar-benar tidak betah di rumah, Hana pun sepertinya sudah ingin bekerja, tolonglah Mr. Kim." Katanya memelas.
'Ck, baiklah baik, kalian berdua memang benar-benar! Aku akan menghubungi managermu supaya mereschedule semua jadwalmu!' Tukas Mr. Kim.
"Terima kasih banyak atas pengertiannya Mr. Kim, maaf bila saya merepotkan." Dan sambungan terputus begitu saja, pertanda bahwa yang diseberang sedang tidak dalam keadaan yang tidak senang.

Sekitar lima belas menit setelahnya Jungkook menerima email dari managernya berisi jadwal pekerjaannya untuk hari ini hingga beberapa hari kedepan, padat dan sungguh gila, nampaknya Mr. Kim benar-benar ingin memberitahu apa itu arti istirahat pada Jungkook.

Jungkook menghela nafas sesaat lantas melesat ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi bekerja. Kali ini ia mengenakan hoodie dan celana jeans yang nantinya akan dipadukan dengan sepatu boots andalannya.

Tak sampai dua puluh menit, Jungkook telah berubah penampilan, ia meraih kunci mobil, dompet dan ponselnya sebelum keluar dari kamar.

"Sarapan dulu!" Celetuk Hana dari arah meja makan segera setelah Jungkook keluar dari kamarnya.

"Ngga deh, lu kan tau gue ngga biasa sarapan Han." Ucapnya sembari melangkah ke arah pintu.

"Oh, gue udah masakin sarapan buat lu, lu ngga hargain sama sekali, sarapan dulu gue bilang?! Gue ngadu ke Mr. Kim kalau lu ngga makan dulu!" Ancam Hana.

Jungkook mendengus kesal, "Iya ya, gue makan!" Ucapnya yang memilih mengalah, laki-laki bergigi kelinci itu lantas menuju meja makan, ia meletakkan kunci mobil, ponsel dan dompetnya di meja lantas mulai menyantap omu-rice atau nasi yang dibalut telur dadar yang sudah susah payah dimasakkan oleh Hana.

"Gimana rasanya?" Tanya Hana dengan nada bicara yang jauh lebih bersahabat dari saat ia melayangkan ancaman pada Jungkook tadi.

Jungkook mengangguk, "Enak." Jawabnya singkat.

Hana tak lagi bersuara, sebenarnya ia berharap Jungkook berkenan mengomentari masakannya apa yang kurang atau apa yang perlu ditambah tapi dasar yang ditanya tidak peka dan malah hanya menjawab satu kata saja.

"Lu lagian ngapain susah-susah masakin gue sarapan sih? Kemarin lu sendiri yang marah soal point nyiapin sarapan ini." Ucap Jungkook.

Hana berpikir sebentar, "Ya ngga papa, gue masak sendiri juga cuma dikit, lagi pula itung-itung balas budi lah, kan kalo makan di luar mesti lu yang bayarin semuanya, belum lagi lu ngijinin gue tinggal disini, ngijinin gue make semua fasilitas disini juga…"

Pepromeno [BTS JUNGKOOK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang